Tips Menghadapi Dosen yang ‘Nyebelin’

Jangan dihindari, tapi disiasati

Nur Khansa
Temali
Published in
3 min readMar 6, 2018

--

Hampir setiap kampus memiliki sesosok dosen killer, dosen yang sulit ditemui, atau yang kerjaannya marah-marah dan ngasih nilai kecil.

Menyebalkan? Bisa jadi.

Tapi, mau tidak mau, kelulusan sejumlah mata kuliah kita berada di tangan beliau. Atau bahkan, dosen tersebut adalah pembimbing skripsi selama berbulan-bulan ke depan.

Nah, daripada jadi ngedumel tiap hari, ada baiknya kita mulai ‘pasang strategi’ :

1. Akrabkan diri, tawarkan bantuan

Cobalah menjadi mahasiswa yang helpful, misalnya dengan menawarkan diri membawakan sebagian buku ketika sang dosen terlihat kerepotan membawa buku-buku ke kelas, meminjamkan spidol papan tulis ketika tidak tersedia di kelas, atau mengembalikan barangnya yang tertinggal di kelas setelah selesai mengajar, misalnya.

Dengan begitu, dosenmu akan mengingatmu sebagai mahasiswa yang sigap dan bisa diandalkan.

2. Ajak diskusi

Pepatah tak kenal maka tak sayang bisa jadi ada benarnya. Mungkin, kita selama ini hanya mendengar desas-desus tentang ‘killer’ nya sang dosen tanpa mengenanya lebih jauh.

Cobalah ajak dosenmu berdiskusi, tentang topik di mata kuliah tertentu yang membuatmu penasaran, atau tentang hal lain di luar perkuliahan, seperti bertanya seputar rekomendasi buku, misalnya.

Cari saat dimana ia tengah ada waktu luang di ruang dosen, atau bertanya sehabis kelas usai. Selain bisa menambah wawasan, siapa tahu ternyata dosenmu tidak seperti yang selama ini kita pikirkan.

3. Disiplin

Salah satu hal yang berpotensi memancing kekesalan dosen adalah dengan datang terlambat ke kelas, atau telat mengumpulkan (dan bahkan tidak mengerjakan) tugas yang diberikan.

Dengan selalu mempersiapkan diri untuk datang ke kelas dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, bukan saja kamu terhindar dari teguran dosen, tapi sekaligus juga berlatih untuk bertanggung jawab pada diri sendiri — hal yang bakal banyak membantumu di masa depan.

4. Intropeksi diri

Pernah dengar teori proyeksi dalam psikologi? Teori ini menjelaskan bahwa hal yang kita lihat dalam diri orang lain adalah cerminan hal yang kerap kita rasakan dan pikirkan dalam diri sendiri.

Proyeksi adalah salah satu mekanisme pertahanan diri, ketika kita mencerminkan kecemasan atau perilaku yang kita anggap buruk dalam diri sendiri pada diri orang lain untuk mendapat kenyamanan dan mengurangi ‘rasa bersalah’. Ketika berada dalam kondisi ini, kita mengkritisi orang lain dimana sesungguhnya kita sedang mengkritisi diri sendiri.

Jadi, sebelum ngomel soal sifat dosen, ada baiknya intropeksi dulu : jangan-jangan kesalahan itu juga ada dalam diri kita.

Atau, jangan-jangan, dosenmu marah memang karena kita sering absen atau tidak mengerjakan tugas?

Hmm..kalau itu sih, salah sendiri ya :p

5. Ubah mindset

Kerap merasa sakit hati dengan cara dosen menyampaikan sesuatu? Mungkin, begitulah cara beliau berbicara sedari dulu. Karena hampir mustahil mengubah sifat dosen, yang bisa kita lakukan adalah mengubah cara pandang diri.

Lain kali, alih-alih merasa kesal, abaikan saja ‘cara’ dosenmu menyampaikan suatu hal — apakah itu terlalu kasar atau selalu diiringi kemarahan — dan berfokuslah semata-mata pada hal yang disampaikan. Tidak perlu diambil pusing, karena bukan berarti ia kesal dengan kita lho.

6. Minta bantuan dosen lain

Kalau sudah merasa kesulitan banget berhadapan dengan salah satu dosenmu, contohnya, ketika dosen pembimbingmu tak kunjung memeriksa skripsi, coba curhat pada dosen lain yang mungkin sudah jauh lebih lama mengenal seluk-beluk sifat dosen yang bersangkutan.

Bila diperlukan, dosen dan atau staff kampusmu bisa memberi bantuan hal-hal teknis atau administratif terkait permasalahanmu, seperti penggantian dosen pembimbing, misalnya.

Sumber :

[1] pijarpsikologi.org : Proyeksi, Orang Lain Menjadi Cermin Bagi Diri Sendiri (diakses 6 Maret 2018)

[2] duniadosen.com : 5 Tips Ampuh Menghadapi Sang Dosen Killer yang Bisa Kamu Coba (diakses 6 Maret 2018)

--

--