Kata Orang: Panggung Pertunjukkan, Siapa Yang Mau?

terus kenapa?
terus kenapa?
Published in
2 min readJun 16, 2020

Kayaknya kalau mau baca ini, mulai dengan berimanjinasi dulu. Bayangin sebuah panggung, entah panggung apa kek.

Photo by Nathan DeFiesta on Unsplash “Coba bayangin kaya gini”

Udah dibayangin kan? Kayaknya kalau pernah lihat atau nonton konser akan semakin mudah sih buat berimajinasinya. Ye ga?

Nah, jadi gini. Panggung bisa digunakan untuk berbagai macam acara, mulai dari kasidahan, ceramah-ceramah, arisan, kampanye, nyanyi-nyanyi, bahkan juga mungkin buat acara nikahan. Dari semua acara itu, ya tentu esensi panggung digunakan sebagai tempat untuk menampilkan sesuatu hal yang ingin ditampilkan. Oh ya, bahkan kalau juara-juara atau pemenangan kompetisi lainnya juga ditampilkan toh di panggung?

Semua yang ditampilkan itu sama ga sih sama manusia? Acara-acara itu semua butuh panggung, bukankah manusia juga butuh ya? Ya mungkin kita bisa beda pandangan sih. Bisa jadi lu enggak setuju, atau belum setuju hahaha

Manusia dalam bertumbuh dan berkembang mencari hal-hal yang ingin dicari, sampai pada akhirnya ia menemukannya. Menemukan panggungnya, untuk menunjukkan bagaimana dirinya. Istilah kerennya nih (biar keliatan sedikit akademis) apa yang disebut Abraham Maslow, yaitu aktualisasi diri. Sebelum lanjut, ada yang setuju? Semoga ada ya!

Entah kenapa, gue mikir bahwa gue butuh panggung. Terutama untuk cita-cita gue, entah jadi apapun. Butuh panggung! Supaya gue bisa dilihat, dan gue mendapatkan akses. Kayaknya manusia lainnya juga begitu. Mereka rela melatih diri bahkan meningkatkan kapasitas di dalam dirinya, untuk apa? Untuk mendapatkan panggung. Ya, namanya panggung itu butuh akses. Nah kemampuan-kemampuan dalam diri kita itulah akses untuk bisa mendapatkan panggung.

Ya, panggung-panggung kehidupan. Setiap orang mau dilihat. Dilihat bisa ini dan bisa itu. Sekalipun kita jadi penonton dari panggung orang lain, pasti ada aja ungkapan dalam hati. Entah ungkapan tidak baik atau ungkapan senang. “Eh, tapi ada kok manusia yang gak mau menampilkan kesuksesannya” bisa jadi ada ungkapan seperti ini dari yang baca. Coba nanti, perhatiin orang itu (yang gamau menampilkan diri), cara dia menutupi dan tidak mau menampilkan sukses atau gagalnya, tetap aja dia sedang melakukan pertunjukkan. Menampilkan sesuatu.

Jadi, sebenernya yang mau dibahas itu bahwa manusia itu butuh panggung untuk menunjukkan siapa dirinya. Mau dia sedang gagal, sukses, atau menampilkan kemunafikan. Itu semua pertunjukkan di atas panggung. Soal ada penonton yang terpukau atau bahkan mencaci maki, ya itu hanya bicara soal kesesuaian pasar aja. Kalau emang pasarnya sesuai ya ada aja yang beli.

Sekarang, coba pikirin. Panggung apa yang lagi lu butuhin?

Ini artikel bikinan Martin Silitonga, cuma dititip di sini.

--

--