Belajar dari Chile: Negara Latin yang Rutin Menghadapi Bencana

Haniya Salsa Billa — 12319019

Mari Beropini
The Hommes Times
5 min readJan 19, 2022

--

Chile merupakan negara yang terletak pada Benua Amerika Selatan dan memiliki ibu kota di Kota Santiago. Chile merupakan negara yang unik karena lebar rata-ratanya hanya 177 km sedangkan panjangnya mencapai 4.345 km yang membentang dari utara hingga selatan. Ini menjadikan Chile sebagai negara terpanjang di dunia. Secara geografis, sebelah barat Negara Chile berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah timur dipisahkan oleh Negara Bolivia dan Argentina, serta Pegunungan Andes, dan sebelah utara berbatasan dengan Negara Peru.

Benua Amerika Selatan merupakan benua yang berada di atas lempeng Amerika Selatan, sehingga menjadikan Chile sebagai pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu lempeng Amerika Selatan, lempeng Antartika, dan lempeng Nazca. Lempeng Nazca mengalami subduksi terhadap lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan 80mm/tahun dan lempeng Antartika mengalami subduksi terhadap lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan 20mm/tahun. Menjadi negara tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia menjadikan Chile sebagai negara yang rawan akan bencana gempabumi, apalagi subduksi lempeng Nazca yang sangat dangkal dengan kemiringan 5 hingga 15 derajat membuat gempabumi yang terjadi merupakan gempa dengan kekuatan besar.

Chile merupakan negara tropis. Wilayah tengah, musim panas terjadi mulai Desember — Maret dengan udara yang kering dan hangat disiang hari, namun di malam hari udara akan lebih dingin. Musim dingin terjadi pada bulan Juni — September. Pada musim dingin umumnya udara berkabut dan curah hujan rata-rata 350mm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi maka sering terjadi banjir. Selain itu saat musim kemarau karena udara sangat kering maka sering terjadi pula kebakaran hutan.

Aktivitas gunung berapi juga menjadi salah satu penyebab bencana alam di Chile, karena Chile memiliki lebih dari 35 gunung berapi aktif di sepanjang Pegunungan Andes. Gunung api paling aktif adalah Gunung Lascar (5.592 m) yang terakhir Meletus pada tahun 2007 dan gunung apli paling aktif di bagian Andes Utara adalah gunung Llaima (3.125 m) yang terakhir Meletus pada tahun 2009.

Bencana Alam yang Terjadi di Negara Chile

Gambar diatas menunjukkan bencana alam yang sering terjadi di Negara Chile. Terlihat bahwa sejak tahun 1900–2018 gempabumi, banjir, aktivitas gunung berapi, dan badai menjadi bencana yang paling sering terjadi. Banjir menjadi bencana alam yang paling sering terjadi, sebanyak 29% bencana alam yang terjadi di Chile merupakan banjir. Disusul dengan gempabumi sebagai bencana alam kedua yang paling sering terjadi dengan persentase 26% kejadian.

Banyaknya Korban dari Bencana Alam yang Terjadi di Negara Chile

Gambar diatas menunjukkan banyaknya korban jika yang terdampak akibat bencana alam. Banjir, gempabumi, dan kebakaran hutan merupakan bencana alam yang paling banyak memakan korban. Pada tahun 1985 terjadi gempa dengan kekuatan 8,0 magnitudo yang menyebabkan lebih dari 1 juta korban baik meninggal, luka, maupun kehilangan tempat tinggal. Tahun 2010 juga Kembali terjadi gempa dengan kekuatan 8,8 magnitudo yang menyebabkan lebih dari 2,5 juta korban.

Menjadi negara yang rawan akan bencana alam menjadikan Chile sebagai salah satu negara yang memiliki system penanganan bencana yang baik di dunia. Chile banyak belajar dari kejadian gempabumi tahun 1960 yang menewaskan lebih dari 5.000 jiwa manusia dan 2 juta orang kehilangan tempat tinggi. Hingga pada tahun 2015 saat terjadi gempa dengan kekuatan 8,4 magnitudo, korban meninggal hanya 13 manusia dan hanya beberapa ratus bangunan yang mengalami kerusakan. Lantas apa yang membuat Chile dapat menekan angka korban jiwa bencana alam begitu besar?

Chile memiliki National Office of Emergency of the Interior Ministry (ONEMI) yang bertugas untuk memanajemen bencana alam. ONEMI mengkoordinasikan sumberdaya public dan swasta untuk ikut serta dalam pencegahan dan ketanggapan bencana alam. ONEMI juga mengawasi National Civil Protection System (SNPC) yang bertugas untuk mengonversi peringatan nasional kepada warga jika terjadi bencana alam. Selain ONEMI dari pihak pertahanan sipil dan kepolisian Chile juga mengelola ketertiban umum saat terjadinya bencana, sehingga tidak ada kerusuhan dan kepanikan dari warga.

Sejak gempabumi tahun 1960 Chile terus memperbaharui sistem dan aturan mengenai pembuatan bangunan. Setiap terjadi gempa maka studi baru mengenai sistem keamanan bangunan akan selalu dilakukan. Tidak sekedar membuat peraturan, pemerintah juga melakukan pengawasan yang ketetat terhadap pembangunan bangunan. Bangunan yang hancur akibat gempa meskipun telah di perbaiki namun tidak sesuai standar bangunan tahan gempa, makan akan dilakukan pembangunan ulang. Selain bangunan rumah warga dan swasta, sarana prasarana seperti tiang listrik, jembatan, jalan, tanggul sungai, saluran irigasi juga dibuat dan diatur pembuatannya oleh pemerintah.

Sistem pengamatan gempabumi juga selalu ditingkatkan, sehingga informasi yang di dapat dari stasiun gempa bisa langsung di umumkan ke seluruh negeri dalam bentuk kode seismik. Peringatan gempa disiarkan sangat cepat agar masyarakat bisa langsung di evakuasi. Sensor gelombang tsunami di Chile bekerja 24 jam, dan dibangun tanda bahaya di daerah pantai untuk memperingati masyarakat dan juga nelayan akan kemungkinan gelombang tsunami. Hal ini membuat peringatan dini menjadi lebih cepat jelas, dan akurat. Masyarakat diajarkan pula untuk mengakses kanal informasi dan media social yang terpercaya untuk mengetahui informasi bencana.

Selain itu negara juga selalu meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat. Pemerintah rutin melakukan simulasi bencana dan rute evakuasi dengan berbagai komunitas, sehingga masyarakat tahu bagaimana mereka harus bereaksi dan bersikap saat terjadi gempabumi. Pada lingkungan Pendidikan pemerintah juga memberikan informasi kepada guru serta anak-anak. Pada tahap ini peran masyarakat sangat besar, karena dengan sikap koperatif masyarakat maka pemerintah lebih mudah mengatur dan meredam risiko bencana.

Pemerintah Chile juga membuat aturan mengenai pengurangan eksploitasi air, hal ini bertujuan untuk tetap menjaga ketinggian air tanah, sehingga kota-kota di Chile tidak mudah terendam banjir. Selain itu pemerintah juga mencegah pemanasan global agar gletser di Pegunungan Andes tidak mencair, karena mencairnya gletser akan memperparah banjir.

Saat ini segala upaya dan peraturan yang di buat oleh penerintah Chile untuk menangani dan mengurangi risiko dari bencana alam termasuk sukses dan berhasil, karena setiap terjadi bencana korban yang ditimbulkan selalu berkurang dari kejadian bencana sebelumnya. Keberhasilan pemerintah juga dibantu olah masyarakat Chile yang koperatif menjalankan segala aturan dan mendukung kebijakan pemerintah. Hal ini tentunya bisa dijadikan contoh untuk Indonesia dalam sistem penanganan bencana, mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam seperti gempabumi dan banjir, pemerintah Indonesia bisa membuat kebijakan yang tegas dan juga warga Indonesia harus selalu patuh dan mendukung kebijakan yang dibuat pemerintah.

--

--