Belanda: Negara Bawah Laut
“God schiep de aarde, maar de Nederlanders schiepen Nederland — Tuhan menciptakan Bumi dan orang Belanda menciptakan Belanda”
Bencana merupakan sebuah kejadian atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam sehingga munculnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian, dan dampak psikologis (BNPB.go.id). Setiap wilayah di Bumi ini memiliki resiko kebencanaannya masing-masing, seperti gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, tanah longsor, banjir, dan lain-lain.
Saat ini, kita mengenal Belanda sebagai negara maju dengan segala pemikiran dan inovasinya. Akan tetapi, Belanda tetap dihantui bencana alam setiap tahunnya, yaitu bencana banjir. Perlu diketahui, Belanda merupakan negara “di bawah laut”, memang tidak secara harfiah ada di bawah laut. Kita juga mengenal nama lain Belanda adalah “Netherlands”, “Nether” yang berarti bawah dan “lands” yang berarti daratan atau dapat diartikan sebagai daratan yang ada di bawah ketinggian permukaan air laut.
Belanda terletak di wilayah dataran rendah yang dilalui tiga delta aliran sungai besar, yaitu Rhine, Meuse, dan Scheldt. Hal ini lah yang menyebabkan 1/3 wilayah Belanda berada di bawah permukaan air atau rawa-rawa dan 2/3 wilayah lainnya rentan terkena bencana banjir, baik banjir dari luapan sungai ataupun banjir rob. Dari peta wilayah Belanda juga kita dapat mengetahui bahwa Belanda berbatasan langsung dengan laut sehingga potensi bencana banjir semakin besar, ditambah dengan semakin tingginya krisis perubahan iklim yang terjadi.
Upaya penanganan bencana banjir sudah dilakukan Negara Belanda sejak ratusan tahun yang lalu. Sudah sejak awal negara ini berdiri, mereka tahu bahwa banjir akan tiba setiap saat kepada negara ini. Pemerintah Bersama masyarakat bekerja sama untuk menyelamatkan tempat tinggal dan juga lahan pertanian agar mereka bisa hidup di tanah kelahirannya. Banyak inovasi yang diciptakan untuk menghadapi bencana banjir tersebut.
“Sebagai sebuah bangsa, Belanda lahir untuk melawan laut.” — Adriaan Geuze
Polder Windmills
Inovasi pertama yang dilakukan oleh pemerintah Belanda bersama masyarakatnya adalah menciptakan Polder windmills atau kincir angin polder. Kincir angin bekerja untuk mengalirkan air dari lahan yang telah dipetakkan dan dibatasi tanggul (polder) ke sungai sehingga air dapat dialirkan ke laut dan membuat polder mengering hingga bisa dijadikan lahan pertanian.
Inovasi ini mulai berjalan sejak abad XV dan hingga saat ini menjadi ikon Negara Belanda. Kincir angin polder terbukti berhasil dan mengamankan Belanda dari bencana banjir selama berabad-abad. Inovasi ini menjadikan Belanda sebagai negara yang terkenal akan penguasaan Teknik pesisir dan pengelolaan air.
Akan tetapi, Belanda mengalami banjir besar pada tahun 1953 yang menimbulkan korban jiwa hingga 8.000+ jiwa dan membanjiri hampir 9% lahan pertanian di Belanda.
Delta Works
Hal ini tentu menjadi permasalahan baru yang mungkin akan terjadi Kembali di masa depan dan memaksa pemerintah Belanda untuk berinovasi untuk mengantisipasi bencana seperti itu Kembali terjadi. Inovasi yang muncul adalah Delta Works.
Delta Works adalah proyek besar yang terdiri dari 13 bendungan untuk mengurangi ukuran garis pantai Belanda hingga 700 km dan melindungi daerah di dalam dan di sekitar delta Rhine-Meuse-Scheldt dari banjir laut utara. Proyek ini diprediksi dapat meminimalisir bencana banjir hingga sekali dalam 4.000 tahun Selain berfungsi untuk mencegah banjir, proyek ini juga dapat menyediakan air minum segar dan irigasi bagi masyarakat.
Sekali lagi, manusia tidak sepenuhnya dapat mengendalikan alam sesuai keinginan mereka. Pada tahun 1990-an, Pemerintah Belanda terpaksa melakukan evakuasi massal terhadap penduduknya akibat terjadinya banjir. Hal ini juga membuktikan kondisi iklim yang berubah semakin cepat dan semakin tidak terduga.
Room for The River
Selain pembangunan tanggul, Pemerintah Belanda juga menerapkan perspektif holistik jangka Panjang tentang banjir yang diperhitungkan dalam data ilmiah dengan mempertimbangkan kondisi perubahan iklim. Upaya ini menghasilkan proyek yang dikenal sebagai ”Room for The River” dengan biaya hingga 3 miliar dollar AS.
Tujuan utamanya adalah untuk mengelola ketinggian air di sungai dengan menurunkan tingkat dataran banjir, membuat penyangga air, relokasi tanggul, meningkatkan kedalaman saluran samping, dan pembangunan bypass banjir. Program ini terdiri dari lebih dari 30 proyek dan mencakup empat sungai, yaitu Rhine, Meuse, Waal, dan Ijssel. Sebanyak 19 mitra bekerja sama dalam pelaksanaan proyek “Room for The River” dengan Kementrian Infrastruktur dan Pengelolaan air sebagai penanggung jawab. Program ini diharapkan selesai pada tahun 2022.
“Room for The River” memaksa pemerintah melakukan relokasi kepada warganya. Ada sekitar 200 keluarga yang pindah dari tempat tinggal mereka agar proyek tersebut dapat terlaksana. Tentu bukan hal yang mudah bagi masyarakat setempat untuk pindah dari tempat asalnya, tetapi masyarakat setempat menerima situasi tersebut dengan penjelasan yang proaktif dan jujur dari otoritas setempat.
“Live with water, don’t fight it”
Proyek ini dapat terlaksana tidak lepas dari kerja sama pemerintah dan masyarakatnya. Perlu diketahui, masyarakat setempat hanya mendapatkan biaya hasil penjualan rumah dan tanah mereka, tanpa adanya biaya tambahan lain yang diterima. Masyarakat melakukan hal tersebut untuk kepentingan bersama dan juga menyiapkan masa depan mereka agar dapat hidup tenang tanpa ancaman bencana banjir.
Banjir juga merupakan hal yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia ketika musim hujan tiba. Pemerintah Indonesia, mungkin, dapat meniru perilaku Pemerintah Belanda dalam penanganan bencana. Keseriusan dan sikap proaktif Pemerintah Belanda dalam mengantisipasi bencana sangat patut ditiru. Tentu, masyarakat Indonesia juga perlu bekerja sama dengan program pemerintah terkait penanggulangan bencana banjir, seperti tidak buang sampah sembarangan adalah hal yang sudah seharusnya dapat dijalankan oleh seluruh kalangan masyarakat.
Referensi
Ariansyah, A. (n.d.). Definisi Bencana. BNPB. Retrieved November 15, 2021, from https://bnpb.go.id/definisi-bencana.
Delta Works Flood Protection, Rhine-Meuse-Scheldt Delta, Netherlands. Water Technology. (n.d.). Retrieved November 15, 2021, from https://www.water-technology.net/projects/delta-works-flood-netherlands/.
Gunawan, P. (2021, June 20). Netherlands, Negeri di “Bawah Laut”. KOMPASIANA. Retrieved November 9, 2021, from https://www.kompasiana.com/pramudyagunawan6735/60cec348bb448609f4397312/netherlands-negeri-di-bawah-air?page=all#section1.
Hardiyanto, S. (2020, November 30). Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir… Halaman all. KOMPAS.com. Retrieved November 9, 2021, from https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/30/090500365/melihat-cara-belanda-mengatasi-banjir-?page=all.
The history of the Windmills of Holland. Tulip Festival Amsterdam. (2018, September 11). Retrieved November 9, 2021, from https://tulipfestivalamsterdam.com/the-history-of-the-windmills-of-holland/.
McVeigh, T. (2014, February 16). The Dutch solution to floods: Live with water, don’t fight it. The Guardian. Retrieved November 9, 2021, from https://www.theguardian.com/environment/2014/feb/16/flooding-netherlands.
Room for the river programme. Room for the River Programme | Dutch Water Sector. (n.d.). Retrieved November 15, 2021, from https://www.dutchwatersector.com/news/room-for-the-river-programme.