NET ZERO EMISSION : Carbon Capture Storage
Net Zero Emission merupakan tindakan yang disepakati oleh banyak negara dan disahkan oleh PBB demi mencapai sebuah tujuan yaitu tidak adanya emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Selain itu konferensi Net Zero juga membahas dengan tuntas bahwa peningkatan suhu global tidak boleh mencapai 1,5oC karena akan menyeabkan dampak perubahan iklim dan perubahan cuaca yang drastic pada berbagai belahan bumi.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan CCS (Carbon Capture and Storage). CCS adalah sistem penyimpanan CO2 dar hasil produksi/limbah industry yang sudah tidak terpakai dan diakumulasikan pada suatu Power Plan untuk didistribusikan lalu disimpan pada reservoir hidrokarbon yang sudah kering dibawah permukaan bumi, CCS ini dilakukan demi menawab Net Zero Emission serta dapat menurunkan secara drastic emisi karbon di atmosfer ditambah CCS ini dapat digunakan kembali dilain waktu untuk kebutuhan energi.
CCS ini merupakan metode yang bisa dibilang cukup akhir untuk digunakan untuk menyimpan karbon didalam perut bumi demi menurunkan emisi gas karbon ke udara, pada penyimpanannya cukup efektif dalam jangka waktu 10.000 tahun. Dunia industry saat ini sudah mulai menggeluti bidang ini karena gas karbon yang dihasilkan oleh suatu industry tentunya akan menambah gas rumah kaca di atmosfer, maka dari itu dibutuhkan penanggulangan dalam skala besar.
Adapun beberapa kegunaan CCS yang tentunya dapat menjadi tempat recycle dari karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran.
1. Sumber Tenaga Listrik
Dari penyimpanan CCS, karbon yang tersimpan dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik.
2. Blue Hydrogen
Karbon yang tersimpan pada CCS juga dapat membantu dalam proses pembuatan hydrogen yang ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
3. Dekarbonasi Industri
Pada perusahaan dengan panghasil karbon terbanyak seperti perusahaan migas, baja, batubara, dsb ini dapat menyumbangkan 20% emisi karbon. Dengan adanya CCS ini merupakan Langkah dekarbonasi dan bisa menurunkan emisi hinggal 10%, maka ini Langkah yang optimal untuk dilakukan.
4. Negative Emission Technology (NETs)
Dan yang terakhir ini adalah dengan menggunakan teknologi bidang kimia untuk menangkap karbon di atmosfer lalu menempatkannya pada daerah reservoir minyak yang sudah kering ataupun tempat geologis lain yang dapat menahan emisi gas tersebut untuk keluar.
5. Produksi hidrokarbon dengan EOR (Enhance Oil Recovery)
Dengan fasa, tekanan, massa jenis, volume, dari CO2 yang disesuaikan dengan karakteristik fluida pada reservoir maka karbon dioksida dapat digunakan untuk mendorong fluida hidrokarbon pada reservoir untuk diproduksi.
Gambar dibawah ini merupakan sistematika dan proses secara ringkas bagaimana CCS dapat disimpan pada storage yang merupakan reservoir minyak dan batubara dibawah permukaan.
CO2 pada power plan akan didistribusikan melalui pipa transport untuk fasa CO2 sesuai dengan yang telah diolah untuk ditempatkan pada beberapa reservoir hidrokarbon yang telah kering. Dan ditempatkan pada daerah tersebut untuk mentimpan CO2 yang pada suatu saat nanti dapat digunakan kembali.
Beberapa negara sudah menjalankan CCS ini, hanya belum merata pada seluruh negara. Hal ini disebabkan karena ketersediaan teknologi pada suatu negara apakah sanggup untuk membuat CCS serta kondisi geologi pada daerah tersebut tentunya sangat berpengaruh pada pemnyimpaan karbon. Jika Langkah yang diambil serta analisis yang dilakukan tidak tepat maka dapat menyebabkan bencana yang tidak diharapkan, baik bencana geologi maupun bencana diluar itu.
Disini dapat dilihat beberapa negara sudah membuat dan mengembangkan CCS dengan sistem dan distribusi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi negara tersebut. Semoga dengan sistem CCS ini emisi gas rumah kaca dapat di tekan sehingga dapat mengurangi emisi dengan skala yang besar, serta semoga Indonesia juga dapat mengembangkan CCS ini.
Referensi
The Royal Society. 2007.Carbon dioxide capture and storage: A route to net zero for power and industry. Paris. The Royal Society.