Perempuan di Balik Kota Tanpa Sampah

Inez Natalia
The Intersection Project
4 min readMay 24, 2017
Akira Sakano, Pimpinan Board of Directors — Zero Waste Academy

“Hanya manusia yang bisa mengubah permasalahan lingkungan, karena kitalah penyebabnya. Hanya kita yang dapat memutus siklus kejam ini”- Akira Sakano

Dapatkah kamu membayangkan dunia tanpa sampah? Bagi Akira Sakano, ini bukan sekedar angan-angan. Bersama Zero Waste Academy, dia mengupayakan Kamikatsu, Jepang, untuk menjadi kota nihil sampah pertama di tahun 2020.

Kamikatsu tidak memiliki truk sampah. Penduduknya selalu hati-hati menyortir sampah mereka ke dalam 45 kategori berbeda, sehingga bisa dilakukan proses daur ulang, pemakaian kembali, atau dijadikan kompos. Pastinya diperlukan cukup waktu untuk penduduk dapat terbiasa dengan aturan ini, akan tetapi, lambat laun mereka menghasilkan dampak drastis dan kini menganggapnya sebagai kebiasaan lumrah.

Ini adalah kisah impian masa kecil, yang berubah menjadi inspirasi global — upaya nyata untuk menyelamatkan dunia.

Bagaimana kamu menjelaskan apa yang kamu lakukan dalam satu kalimat?

Kami mengubah cara berpikir, cara bertindak masyarakat, serta sistem sosial untuk mengubah ‘sampah’ menjadi ‘bukan sampah’.

Apa yang mendorong kamu melakukan ini? Apa yang menjadi sumber utama determinasimu?

Saya adalah seorang pengagum burung, sejak lama. Ketika saya berumur 10 tahun, saya melihat buku ilustrasi berbagai spesies burung beo terbesar di dunia. Saya terkagum-kagum melihat salah satu jenis burung asal Selandia Baru, bernama Kakapo. Dari mata kanak-kanak saya, Kakapo terlihat spesial dan unik. Ketika saya tiba di halaman terakhir, saya baca bahwa Kakapo terbilang spesies langka yang hampir punah. Disebutkan bahwa kita mungkin tidak dapat lagi menemukan mereka. Saat saya berusaha mencerna informasi tersebut, saya merasa sangat bingung.

Semakin saya mempelajari situasi ini secara mendalam, saya belakangan memahami bahwa manusia berkontribusi besar dalam perubahan ekosistem — penebangan liar, pembelian hewan langka secara ilegal, dan sebagainya. Bukan hanya burung, ternyata banyak spesies lain yang juga hampir punah karena manusia. Sebagai seorang anak, saya berpikir, “apa yang bisa saya lakukan?”

Pada saat itu, kebanyakan aktivitas lingkungan hidup berfokus pada konservasi alam, dan kegiatan masyarakat umum berada di sekitar penanaman pohon dan pembersihan pantai. Aktivitas ini tentunya juga penting, tetapi ini tidak dapat menyelesaikan akar permasalahannya. Karena itu, saya lebih tertarik di bidang perancangan kebijakan dan terlibat dalam upaya mengubah pola pikir, aksi, dan permasalahan utama lingkungan hidup.

Sangat menarik bagaimana ‘panggilan’ ini muncul sangat awal, ketika kamu masih kecil. Bagaimana kamu bisa terlibat di Zero Waste Academy ini?

Awalnya saya tidak tertarik dalam pengelolaan sampah sama sekali. Saya lebih tertarik dalam perlindungan hewan langka dan merancang kebijakan di area tersebut. Ini mulai berubah ketika saya masuk universitas, jurusan Kebijakan Lingkungan. Di sana, saya dikenalkan kepada kota ini, Kamikatsu, yang pada saat itu telah memulai inisiatif nihil sampah.

Ketika saya berkunjung ke kota itu, saya sangat terinspirasi oleh bagaimana penduduknya mengambil inisiatif dan berkomitmen tinggi, mendorong pencapaian ambisi ini dari berbagai perspektif dan dengan berbagai cara. Mereka memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap misi ini.

Saya menyadari, bahwa, suatu upaya yang ambisius ternyata bisa berkelanjutan dan menghasilkan dampak nyata jika disokong oleh satu komunitas secara keseluruhan, di dalam satu kota secara keseluruhan. Dan ini adalah model yang sangat menarik. Karena itu saya memutuskan untuk berkontribusi di sini.

Bisa dibayangkan bagaimana menanamkan satu sistem sosial pasti menempuh perjalanan panjang dengan banyak halangan. Apa yang biasanya membuat kamu kembali semangat ketika mengalami kesulitan?

(Image Courtesy of Akira Sakano)

Saya selalu kembali ke purpose atau alasan utama saya: Hanya manusia yang bisa mengubah permasalahan lingkungan, karena kitalah penyebabnya. Hanya kita yang dapat memutus siklus kejam ini.

Saya mencoba untuk selalu ingat bahwa jika saya berhenti, keberlanjutan upaya ini juga bisa terhenti. Ketika mengalami situasi sulit, saya mungkin bergerak lebih lambat, tapi saya tetap terdorong untuk melanjutkan perjuangan. Apapun yang terjadi. Karena pada akhirnya, kamu akan selalu melihat hasilnya. Tidak dalam waktu dekat, tapi ini berkelanjutan.

Bagaimana kamu dapat menggambarkan perjalanan karirmu dalam satu analogi?

Karena saya adalah pecinta burung, saya bisa ibaratkan ini seperti burung yang terbang di udara. Ketika kamu terbang, kamu punya alasan. Akan tetapi, terkadang kamu merasa bingung dan hilang arah. Ketika angin bertiup, kamu tidak tahu kamu berada di mana atau ke mana angin akan membawamu.

Semakin banyak pengalamanmu, di sepanjang jalan, kamu akan mampu mengontrol angin dengan lebih baik. Kamu bahkan dapat menungganginya. Tetapi ini butuh waktu.

Dari semua kemampuan yang kamu miliki, apa satu keterampilan yang kamu paling banggakan — atau paling berguna — dalam hidupmu?

Kemampuan untuk menerima perbedaan. Seringkali kamu akan bekerja bersama berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang. Itu tidak dapat dihindari. Kamu harus dapat menerima dan memahami perbedaan, tapi sembari juga senantiasa mencari jalan untuk bekerja bersama, atau kesepakatan. Ini adalah satu hal yang kamu perlu selalu lakukan, kurang lebih, di mana pun juga.

Apa satu hal yang paling kamu syukuri dari perjalanan karirmu?

Saya bersyukur atas kesempatan berkerja di berbagai macam lokasi dengan orang yang beragam di kesempatan yang juga beragam. Saya selalu dapat belajar dari berbagai kasus, beragam komunitas dan situasi. Inilah yang membantu saya berevolusi menjadi pribadi yang mampu beradaptasi untuk bekerja dengan siapa saja, di mana saja, kapan saja. Variasi pengalaman kerja — ini yang betul-betul saya syukuri.

If you enjoyed reading, please share and recommend (click the ❤ button) it so others can find it. This story was also published in English, check here to read.

The Intersection Project shares real stories from real people who live a purposeful career. Take a peek behind the scenes of today’s inspiring professionals, their ups and downs, and valuable life lessons. Get your weekly dose of career inspiration, sign up here

--

--

Inez Natalia
The Intersection Project

Facilitating people to live a purposeful career. Accidental author and forever collaborator. http://theintersectionproject.com/