Hukum Brooks

Kenapa Menambah Tim Justru Memperlambat Proyek Sofware

D. Husni Fahri Rizal
The Legend
4 min readAug 8, 2024

--

Dalam dunia manajemen proyek perangkat lunak, Hukum Brooks adalah prinsip yang sering kali menjadi perdebatan hangat. Ditemukan oleh Fred Brooks dalam buku klasiknya “The Mythical Man-Month” yang diterbitkan pada tahun 1975, hukum ini menyatakan bahwa menambahkan tenaga kerja pada proyek perangkat lunak yang terlambat hanya akan membuatnya semakin terlambat.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam apa itu Hukum Brooks, alasan di baliknya, serta bagaimana cara terbaik untuk mengelola proyek perangkat lunak agar tetap pada jalurnya.

Apa Itu Hukum Brooks?

Hukum Brooks menyatakan bahwa:

“Menambahkan tenaga kerja pada proyek perangkat lunak yang terlambat hanya akan membuatnya semakin terlambat.”

Prinsip ini berangkat dari pengalaman Brooks dalam mengelola proyek perangkat lunak yang kompleks. Secara singkat, Hukum Brooks mengingatkan kita bahwa penambahan tenaga kerja pada proyek yang sudah mengalami keterlambatan bukanlah solusi efektif. Sebaliknya, hal tersebut sering kali memperburuk situasi.

Selain itu, ada juga Hukum Conway, dengan maksud yang sama dan berbunyi:

Sebuah organisasi cenderung menghasilkan desain sistem yang mencerminkan struktur komunikasinya.”

Hukum Conway menjelaskan bagaimana struktur organisasi dan komunikasi mempengaruhi desain sistem yang dikembangkan oleh tim. Ketika tim tumbuh, kompleksitas komunikasi meningkat, dan ini mempengaruhi desain dan koordinasi proyek.

Mengapa Hukum Brooks Terjadi?

Hukum brooks terjadi dikarenakan beberapa hal berikut.

  1. Kurva Pembelajaran. Ketika tim baru ditambahkan, mereka memerlukan waktu untuk memahami kode yang sudah ada, alat yang digunakan, proces bisnis dari software yang dibuat dan tentunya proses pengembangan yang digunakan. Kurva pembelajaran ini tidak hanya memperlambat progres mereka tetapi juga mengganggu alur kerja tim yang sudah ada.
  2. Kompleksitas Komunikasi. Setiap anggota tim baru menambah lapisan komunikasi tambahan. Semakin banyak orang dalam tim, semakin kompleks komunikasi yang diperlukan untuk menjaga sinkronisasi dan koordinasi. Hal ini sering kali menyebabkan kebingungan dan kesalahan dalam implementasi.
  3. Kebutuhan Koordinasi yang Meningkat. Penambahan tenaga kerja juga meningkatkan kebutuhan untuk pertemuan, laporan, dan koordinasi yang lebih intensif. Waktu yang seharusnya digunakan untuk pengembangan fitur kini terpakai untuk berkoordinasi dan menjelaskan tugas.

Dampak Negatif Penambahan Tenaga Kerja

Minimal terdapat 3 dampak buruk dari penambahan tim pada waktu dan kondisi yang salah.

  1. Penundaan Tambahan. Menambah developer sering kali berarti menambah waktu yang dibutuhkan untuk melatih dan menyelaraskan mereka dengan proyek yang ada, yang pada gilirannya memperpanjang jadwal proyek.
  2. Penurunan Produktivitas. Keterlambatan juga bisa disebabkan oleh penurunan produktivitas karena gangguan yang lebih sering dan kebutuhan untuk menyesuaikan strategi dan proses dengan anggota tim baru.
  3. Kompleksitas dalam Manajemen Proyek Dengan bertambahnya anggota tim, manajer proyek harus menangani lebih banyak isu koordinasi, yang dapat menyebabkan keterlambatan lebih lanjut.

Bagaimana Cara Mengelola Proyek dengan Lebih Baik?

Berikut cara-cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari malapetaka yang di sebutkan oleh hukum brooks ini.

  1. Fokus pada Prioritas dan Perencanaan. Alih-alih menambah tenaga kerja, perbaiki perencanaan proyek dan fokus pada prioritas yang paling penting. Menyusun jadwal yang realistis dan mengelola risiko secara efektif dapat membantu menghindari keterlambatan.
  2. Ubah Mental Semua Orang. Ubah menatal semua orang yang awalnya berbicara atau fokus pada masalah menjadi fokus pada solusi. Brooks berpendapat bahwa pengembangan perangkat lunak yang sukses memerlukan perubahan dari pemikiran yang berfokus pada masalah menjadi pemikiran yang berfokus pada solusi. Ia mendorong para pengembang untuk berpikir kreatif dan proaktif tentang cara-cara untuk mewujudkan proyek daripada berfokus pada hal-hal yang menghambat mereka.
  3. Optimalkan Proses dan Alat. Evaluasi dan perbaiki proses pengembangan yang ada. Gunakan alat yang mendukung kolaborasi yang efisien dan proses yang terstandarisasi untuk meningkatkan produktivitas tim.
  4. Komunikasi yang Efektif. Pastikan ada komunikasi yang jelas dan efektif dalam tim. Menggunakan alat manajemen proyek dan melakukan pertemuan rutin dapat membantu menjaga semua anggota tim berada pada halaman yang sama.
  5. Kelola Kompleksitas. Brooks mencatat bahwa pengembangan perangkat lunak pada dasarnya rumit dan pengelolaan kompleksitas tersebut memerlukan perencanaan dan pengorganisasian yang cermat. Ia merekomendasikan untuk memecah proyek menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, lalu menanganinya satu per satu.

Kesimpulan

Hukum Brooks adalah pengingat penting tentang kompleksitas manajemen proyek perangkat lunak. Menambahkan tenaga kerja pada proyek yang terlambat sering kali memperburuk situasi karena kurva pembelajaran, kompleksitas komunikasi, dan koordinasi yang meningkat. Untuk sukses dalam manajemen proyek, fokuslah pada perencanaan yang matang, proses yang efisien, dan komunikasi yang efektif.

Reffernsi

  1. Brooks Jr., FP (1995). The Mythical Man-Month: Esai tentang Rekayasa Perangkat Lunak. Addison-Wesley
  2. https://en.wikipedia.org/wiki/Fred_Brooks

--

--

D. Husni Fahri Rizal
The Legend

Engineering Leader | Start-Up Advisor | Agile Coach | Microservices Expert | Professional Trainer | Investor Pemula