Leadership Skill — Kognitif Bias

Otak manusia kuat tapi memiliki keterbatasan

D. Husni Fahri Rizal
The Legend
6 min readJul 20, 2021

--

Verywell / Elise Degarmo

Kemampuan mengambil keputusan ketika berada dibawah tekanan adalah kemampuan yang sangat penting untuk semua Pemimpin. Saya rasa kemampuan ini adalah kemampuan inti yang perlu dimiliki, diasah dan dilatih oleh setiap pemimpin.

Apalagi untuk pemimpin-pemimpin yang bergerak dibidang layanan masayarakat dan pemimpin-peminpin yang keputusannya sangat mempengaruhi nasib orang banyak.

Otak manusia itu sangat kuat dan powerfull tetapi tetap memliki berbagai keterbatasan. Secara jelas otak manusia tidak dapat menangani sejumlah besar data dalam tiap detik. Secara natural atau umumnya untuk keperluan menyederhanakan pemrosesan data biasanya otak melakukan jalan pintas dalam pengambilan keputusan. Dalam ilmu psikologi hal ini sering disebut sebagai Heuristic atau Kognitif Bias.

Kognitif bias lebih jelaskanya adalah kesalahan sistematis dalam berpikir yang terjadi ketika orang memproses dan menafsirkan informasi di dunia sekitar mereka yang memengaruhi keputusan dan penilaian yang mereka buat. Kognitif bias mebuat individu memiliki realitas subjectif tersendiri. Dengan demikian, perilaku kita akan lebih ditentukan oleh konstruksi realitas tadi bukan berdasarkan fakta.

Manusia suka memutarbalikkan kenyataan dengan cara yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri. Akibatnya, kita sering cenderung berbicara dengan percaya diri tentang hal-hal yang tidak sepenuhnya kita pahami. Sebanyak yang kita inginkan untuk menjadi benar, rasional dan logis, kita terus-menerus berada di bawah pengaruh kognitif bias.

Hampir segala sesuatu dalam hidup kita adalah bias. Dan itu belum tentu hal yang buruk. Dalam beberapa kasus, bias membuat pemikiran kita lebih cepat dan lebih efisien, karena kita tidak berhenti untuk mempertimbangkan semua informasi yang tersedia. Namun, penting untuk mewaspadai bias ini dan mencoba menguranginya sebanyak mungkin agar diketahui kenyataannya.

Semakin kita menyadari bias, semakin dekat kita dengan kenyataan

— Peter Baumann

Bias Kognitif vs. Kekeliruan Logis

Orang terkadang mengacaukan kognitif bias dengan kesalahan logika, tetapi keduanya tidak sama. Sebuah kesalahan logis berasal dari kesalahan dalam argumen logis, sedangkan kognitif bias berakar pada kesalahan pemrosesan pemikiran yang sering timbul dari masalah dengan memori, perhatian, atribusi, dan kesalahan mental lainnya.

Tanda-Tanda Kita Mengalami Kognitif Bias

Setiap orang menunjukkan kognitif bias. Mungkin lebih mudah untuk mengenali orang lain, tetapi penting untuk diketahui bahwa itu adalah sesuatu yang juga memengaruhi pemikiran Anda. Beberapa tanda bahwa Anda mungkin dipengaruhi oleh beberapa jenis bias kognitif meliputi:

  • Hanya memerhatikan berita yang mengkonfirmasi pendapat Anda.
  • Menyalahkan faktor luar ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan Anda.
  • Menghubungkan kesuksesan orang lain dengan keberuntungan, tetapi mengambil penghargaan pribadi untuk pencapaian Anda sendiri.
  • Dengan asumsi bahwa orang lain berbagi pendapat atau keyakinan Anda. (Mengasumsikan pemikiran orang lain akan sama dengan kita)
  • Belajar sedikit tentang suatu topik dan kemudian berasumsi bahwa Anda tahu semua yang perlu diketahui tentang itu.

Ketika Anda membuat penilaian dan keputusan tentang dunia di sekitar Anda, Anda suka berpikir bahwa Anda objektif, logis, dan mampu menerima dan mengevaluasi semua informasi yang tersedia untuk Anda. Sayangnya, bias ini terkadang membuat kita tersandung, mengarah pada keputusan yang buruk dan penilaian yang buruk.

Jenis-Jenis Kognitf Bias

Berikut adalah daftar bias kognitif yang diharapkan akan membantu membuat keputusan dan penilaian Anda lebih akurat dan relevan di tempat kerja atau studi Anda.

  1. Bias Konformasi adalah kecenderungan untuk lebih memerhatikan informasi yang menegaskan keyakinan kita yang ada. Melalui bias ini, orang cenderung menyukai informasi yang memperkuat hal-hal yang sudah mereka pikirkan atau yakini, menghindari bukti sebaliknya. Berfokus pada pendapat yang ada dan mendukung membuatnya lebih mudah karena membantu mengurangi jumlah sumber daya yang kita butuhkan untuk membuat keputusan. Selain itu, ini meningkatkan harga diri karena membuat orang merasa keyakinan mereka sendiri akurat.
  2. Anchoring Bias. Ini adalah kecenderungan untuk terlalu bergantung pada informasi pertama yang Anda pelajari. Misalnya, jika Anda mengetahui harga rata-rata untuk sebuah mobil adalah nilai tertentu, Anda akan berpikir bahwa jumlah di bawah itu adalah harga yang bagus, mungkin tidak mencari penawaran yang lebih baik. Anda dapat menggunakan bias ini untuk menetapkan harapan orang lain dengan meletakkan informasi pertama di atas meja untuk dipertimbangkan. Contoh : Anda ingin membelikan saya mobil dan saya memberi Anda harga $40.000. Jika Anda kembali minggu berikutnya dan saya menjualnya kepada Anda dengan harga $30.000, itu akan tampak seperti kesepakatan yang sangat bagus karena penilaian Anda didasarkan pada informasi pertama yang saya berikan kepada Anda. Namun, jika saya telah memberi tahu Anda $ 20.000 di tempat pertama, $ 30.000 tidak akan terlihat seperti harga yang bagus lagi.
  3. Bias Optimisme dan Pesismisme adalah kecendrungan pengambilan keputusan yang didasario oleh perasaan. Pernah merasa benar-benar akan berhasil melakukan sesuatu saat hati sedang gembira dan merasa akan gagal saat sedang sedih atau merasa pesimis? Inilah yang disebut dengan bias optimisme dan pesimisme. Sesuai namanya, optimisme berarti membesarkan potensi positif satu kejadian saat senang, dan pesimisme berarti membesarkan potensi negatif suatu kejadian saat dirundung kesedihan. Bahaya dari bias kognitif ini adalah perasaan dapat memengaruhi pengambilan keputusan, sehingga lebih berisiko.
  4. Efek Dunning-Kruger adalah saat orang yang percaya bahwa mereka lebih pintar dan lebih mampu daripada yang sebenarnya. Misalnya, ketika mereka tidak dapat mengenali ketidakmampuan mereka sendiri. Efek Dunning-Kruger berarti mereka yang tidak mengerti satu topik cenderung lebih vokal dan merasa lebih superior daripada lawan bicaranya karena merasa topik tersebut mudah dimengerti. Sementara, individu yang sebenarnya mengerti satu topik tertentu sampai mendalam, cenderung kurang vokal dan merasa inferior karena merasa masih banyak yang harus diketahui. Logikanya, orang berkemampuan rendah belum tentu memiliki keterampilan untuk menilai ketidakmampuan mereka. Sebaliknya, orang yang paling berpengetahuan biasanya memiliki kerendahan hati intelektual, yang berarti mereka dapat mengenali hal-hal yang mereka yakini mungkin salah. Mereka memiliki pemikiran kritis yang kuat. Ini terutama mengacu pada kutipan Albert Einstein yang terkenal “Semakin banyak saya belajar, semakin saya menyadari betapa banyak yang saya tidak tahu”.
  5. Bias Self-Serving adalah kecenderungan untuk menyalahkan kekuatan eksternal ketika hal-hal buruk terjadi dan memberi diri Anda penghargaan ketika hal-hal baik terjadi. Misalnya, ketika Anda memenangkan kartu poker, itu karena keterampilan Anda membaca pemain lain dan mengetahui peluangnya, sedangkan ketika Anda kalah, itu karena mendapatkan kartu yang buruk.
  6. Bias Negatif adalah saat membuat keputusan, sudah pasti kita akan menimbang hasil positif dan negatifnya, kan? Tetapi, dikebanyakan kasus, kita sudah keburu takut pada skenario negatif. Sebagai contoh, pikiran akan kehilangan uang saat investasi jauh lebih besar dibandingkan pikiran akan mendapatkan keuntungannya. Nah, bias negatif berlaku saat kita melihat aspek negatif lebih penting dibandingkan aspek positif. Terkadang, bias negatif mengganggu kinerja dan menghasilkan keputusan yang bikin menyesal di kemudian hari.
  7. Ketetapan Fungsional adalah kecendrungan kita melihat segala seuatu dari satu sudut pandang saja. Misalnya, jika Anda tidak memiliki palu, Anda tidak pernah menganggap bahwa kunci pas besar juga dapat digunakan untuk menancapkan paku ke dinding. Anda mungkin berpikir Anda tidak memerlukan paku payung karena Anda tidak memiliki papan gabus untuk memaku sesuatu, tetapi tidak mempertimbangkan kegunaan lainnya. Ini bisa meluas ke fungsi orang, seperti tidak menyadari asisten pribadi memiliki keterampilan untuk menjadi pemimpin.
  8. Efek Halo, Kesan keseluruhan Anda tentang seseorang memengaruhi perasaan dan pemikiran Anda tentang karakter mereka. Ini terutama berlaku untuk daya tarik fisik yang memengaruhi cara Anda menilai kualitas mereka yang lain.
  9. Efek Salah Informasi, ini adalah kecenderungan informasi pasca-peristiwa untuk mengganggu ingatan tentang peristiwa aslinya. Ingatan Anda mudah terpengaruh oleh apa yang Anda dengar tentang peristiwa itu dari orang lain. Pengetahuan tentang efek ini telah menyebabkan ketidakpercayaan informasi saksi mata.
  10. Bias Perhatian, Ini adalah kecenderungan untuk memperhatikan beberapa hal sekaligus mengabaikan yang lain. Misalnya, saat membuat keputusan mobil mana yang akan dibeli, Anda mungkin memperhatikan tampilan dan nuansa eksterior dan interior, tetapi mengabaikan catatan keselamatan dan jarak tempuh.

Tips Mengatasi Bias Kognitif

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan bahwa pelatihan kognitif dapat membantu meminimalkan bias kognitif dalam berpikir. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengatasi bias yang mungkin memengaruhi pemikiran dan pengambilan keputusan Anda meliputi:

  • Menyadari bias : Pertimbangkan bagaimana bias dapat mempengaruhi pemikiran Anda. Dalam satu studi, peneliti memberikan umpan balik dan informasi yang membantu peserta memahami bias ini dan bagaimana mereka mempengaruhi keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pelatihan ini dapat secara efektif mengurangi efek bias kognitif sebesar 29%.
  • Mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan Anda : Apakah ada faktor-faktor seperti terlalu percaya diri atau mementingkan diri sendiri? Memikirkan pengaruh pada keputusan Anda dapat membantu Anda membuat pilihan yang lebih baik.
  • Menantang bias Anda : Jika Anda memperhatikan bahwa ada faktor yang mempengaruhi pilihan Anda, fokuslah untuk secara aktif menantang bias Anda. Apa saja faktor yang Anda lewatkan? Apakah Anda memberi terlalu banyak bobot pada faktor-faktor tertentu? Apakah Anda mengabaikan informasi yang relevan karena tidak mendukung pandangan Anda? Memikirkan hal-hal ini dan menantang bias Anda dapat membuat Anda menjadi pemikir yang lebih kritis.

Terakhir mudah-mudahan informasi ini dapat menjadi masukan yang bagus bagi kita semua. Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. Terbaik adalah kita selalu belajar dari setiap kesalahan tersebut.

Terlepas dari teori-teroi di atas, ketika semua usaha sudah dilakukan untuk mengambil keputsan terbaik, tetap Tuhan YME yang paling dapat mengarahkan kepada kita apa yang terbaik untuk kita.

References

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_cognitive_biases
  2. https://theconversation.com/cara-menghadapi-bias-kognitif-yang-hadir-selama-pandemi-covid-19-141606

Sponsor

Membutuhkan kaos dengan tema pemrograman :

Kafka T-shirt

Elastic T-shirt

Dapat menghubungi The Legend.

--

--

D. Husni Fahri Rizal
The Legend

Engineering Leader | Start-Up Advisor | Agile Coach | Microservices Expert | Professional Trainer | Investor Pemula