Berburu Kangen di Pasar Kangen.

Taqi Abdurrahman
The Semampir Collective
5 min readJul 18, 2019

Entah karena ujian barusan yang terbilang sulit membuatku agak random sore ini. antara kepikiran dan berusaha untuk move-on dari ujian barusan, ditambah laper. padahal sebelum ujian baru aja sarapan dijamak sama makan siang.

teringat, kemarin owner coffeeshop tempatku kerja baru dari sebuah event kebudayaan yang kayaknya rutin di jogja — mengingat belum setahun aku di jogja, jadi aku gatau — Pasar Kangen, bertempat di Taman Budaya, Yogyakarta. tepat dibelakang taman pintar gampangannya, selatan agak ke timur dari malioboro. — yaa, bisa googling lah ya — Sampailah aku di tkp.

gasempet ngefoto ceritanya, tapi lebih tepatnya sih udah kebelet masuk aja, laper chuy… — mungkin ini alasan aku kesulitan ngerjain ujian tadi — okay, jujur aja suasananya agak dibawah ekspektasiku, agak garing kalo boleh bilang. yah mungkin karena itungannya masih siang menjelang sore. Aku mendarat disebuah warung bertuliskan Nasi Uduk 10000, entah yang membuatku kesitu 10rb-nya atau karena emang laper bet. impresi? enak. udah.

Lanjut, aku jalan kearah agak dalem lagi. ternyata pasar kangen ini masih menyimpan banyak stan di bagian dalamnya. mayoritas emang sih, makanan. tapi juga sempet kelihatan beberapa kios cenderamata.

dan benar, semakin dalam semakin asik, terlihat ada gerobak ronde, tapi rasanya masih sore, belum cocok buat minum — atau makan? (?) — ronde, jadi kuputuskan untuk skip dulu.

masuk kedalam lagi, mulai ada lorong agak kekanan. ada sederet kios yang menjual jajanan pasar, gatau namanya tapi ada kayak semacam lupis gitu, yang pokoknya dilumuri gula jawa, kuputuskan untuk beli, melihat yang jual terlihat riang.

Kios Lupis dan penjual yang terlihat riang,

agak flashback dikit ke jajanan pasar yang biasa dibelikan ibukku kalau pergi kepasar, yang kalo hari minggu gitu bangun agak molor, bangun-bangun udah ada bungkusan yang isinya beginian, enak.

mulut mulai kerasa agak seret, gak seret ding, intinya butuh minum. pas tepat disebelah kios babang riang ini ada yang jual, bir jawa.

Bir jawa, yang berdasarkan pengakuan mas-masnya gak mengandung alkohol, tapi mengandung berbagai rempah-rempah, yang familiar ditelingaku? cuma jahe. oke, satu gelas.

cara nyajiin nya juga ala-ala bartender gitu. pake shaker chuuy..

oke, nyegerin sih, tapi masih kurang nendang ‘keras’ dari jahe atau rempahnya, tapi kalo buat seger-segeran udah lebih dari mantep sih..

semakin lama di kawasan pasar kangen ini semakin laper rasanya, karena yang aku puterin dari tadi bagian makanan semua. kuputuskan untuk muter kebagian cenderamata.

selayaknya gerai-gerai cenderamata, jualannya ya cenderamata kejogja-jogjaan gitu, ya beberapa memuat konten ‘pasar kangen’ cocok buat yang butuh bukti kalo udah ke pasar kangen. haha…

tapi ada satu gerai yang cukup menarik perhatianku, karena yang dijual segala pernak-pernih ve-vintage-an.

piringan hitam bung!
kaset yang menyertakan lirik dalam paket penjualannya. kenangan.
penjual gulali(?)
freezin’

pengunjung yang terlihat kebanyakan memang keluarga kecil, sepasang suami istri dengan anaknya yang masih balita. gatau kenapa, tapi sweet aja lihat jaman sekarang gini yang ceritanya kekinian gitu. trus lihat sekeluarga jalan-jalan bareng, seneng-seneng. ada raut wajah senang di wajah anak-anak tanpa harus berada didepan layar gadget. rasanya kaya nostalgic banget gitu.

ibu dan dua anaknya yang sedang menikmati (semacam) es krim

langit semakin teduh, tapi belum ada guratan jingga-nya senja. mungkin belum waktunya para penikmat senja memulai fase-fase kenikmatannya.

di pasar kangen ternyata juga ada semacam hiburan, semacam perform kesenian dari para seniman lokal. kali ini, entah apa namanya. tapi kalo di tempat asal ku, namanya ludruk, atau versi jadul dari stand-up comedy.

semacam ludruk,

sesuai dengan tujuan event ini diadakan — kuyakin — menghibur warga, terlihat semakin lama para ‘stand-up comedian’ ini manggung, semakin banyak penonton yang terkumpul, semakin banyak yang tertawa, terhibur.

tawa penonton (1)
tawa lepas, melepas penat selepas padat.

dan itulah akhir kunjungan-ku ke pasar kangen di sore itu. mampir lebih tepatnya, karena kuyakin aku bakal kesini lagi, dengan lebih proper dan di malam hari tentunya, akhir pekan mungkin.

sesuai dengan namanya, suasananya cukup membuatku kangen untuk kembali berkunjung. entah karena puas, atau suasananya yang membuatku ingin kembali.

Foto lainnya:

instagram : @taqiathome // @visuwal || visuwalvisuwal.com

--

--