Adhitya Mulya — Best-selling Author & Continuous Improvement Partner

Perjalanan Karir sebagai Penulis dan Pentingnya Pengembangan Berkelanjutan untuk Bisnis

Podcast of Suitmedia
The Spectrum Talks
8 min readOct 16, 2020

--

Ikhtisar Utama

  • Saya percaya bahwa rasa lelah merupakan musuh utama kreativitas. Ketika kita lelah, tidak akan ada ide yang keluar.
  • Dalam menulis karya, saya selalu berusaha menuliskan hal-hal yang nyata, tetapi bukan yang berasal dari kehidupan pribadi saya.
  • Saya juga berusaha untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh siapapun agar karya saya menonjol dan berbeda dari yang lain.
  • Ada dua jenis konsep konten edukasi yang dapat kita berikan kepada pembaca, yakni mentoring dan coaching. Coaching adalah suatu metode di mana pembaca dibantu oleh seorang coach dengan cara mendalami diri mereka sendiri, sedangkan mentoring adalah proses berbagi pengetahuan oleh seseorang yang sudah lebih berpengalaman. Konsep konten mentoring inilah yang saya berikan kepada para pembaca karya saya.
  • Model Continuous Improvement (CI) yang kami gunakan di Maersk adalah Lean. Dalam menerapkan model Lean, kami tidak memakai tools secara spesifik dan lebih menekankannya pada pola berpikir tim.
  • Salah satu buku yang paling berpengaruh dan mengajarkan saya untuk berani menjadi berbeda adalah “Outliers” (2008) karya Malcolm Gladwell.
Adhitya Mulya — Best-selling Author & Continuous Improvement Partner

Siapakah Adhitya Mulya?

00:00:55–00:03:05

  • Adhitya Mulya dikenal sebagai penulis fiksi terkenal di Indonesia. Beberapa karyanya telah menjadi buku terlaris di Indonesia dan telah diadaptasi menjadi film, seperti “Jomblo” (2003) dan “Sabtu Bersama Bapak” (2014).
  • Hingga saat ini Adhitya telah menerbitkan beberapa novel fiksi, non-fiksi, dan naskah, antara lain: “Jomblo” (2003), “Gege Mengejar Cinta” (2005), “Traveler’s Tale” (2007), “Catatan Mahasiswa Gila” ( 2011), “Mencoba Sukses” (2012), “Sabtu Bersama Bapak” (2014), “Parent’s Stories” (2016), “Bajak Laut & Purnama Terakhir” (2016), dan “Bajak Laut & Mahapatih”(2019).
  • Dengan kiprahnya yang luar biasa, Adhitya telah meraih banyak pencapaian seperti mendapatkan nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Citra Award dalam film “Jomblo” tahun 2006.
  • Ia juga menerima dua penghargaan dari Anugerah Pembaca Indonesia pada kategori Cover Buku Non-Fiksi Terfavorit untuk “The Journeys” (2011) dan Penulis Buku dan Fiksi Terfavorit untuk “Sabtu Bersama Bapak” (2014).
  • Selain berprofesi sebagai novelis, Adhitya Mulya juga merupakan seorang Continuous Improvement Partner di A.P. Moller — Maersk, sebuah perusahaan yang bergerak dalam sektor transportasi dan logistik.
  • Sebagai alumni Teknik Sipil ITB, beliau memulai karirnya sebagai Management Trainee di Maersk pada tahun 2001 kemudia dipromosikan ke berbagai posisi hingga akhirnya sekarang menududuki jabatan Area Continuous Improvement Partner for Indonesia & Philippines.

Rutinitas Keseharian Adhitya Mulya

00:03:32–00:08:03

  • Kantor saya saat ini menerapkan kebijakan bekerja di kantor selama tiga hari bekerja dari rumah selama dua hari dalam seminggu.
  • Moller — Maersk menerapkan konsep kerja remote controlling yang cakupannya bukan per negara tetapi per area. Untuk saat ini saya memegang area dua negara, yakni Indonesia dan Filipina.

Cara Membagi Waktu antara Menulis dan Bekerja

00:08:06–00:13:24

  • Sejak tahun 2018, saya memilih tempat tinggal yang dekat dengan kantor untuk menghemat waktu perjalanan agar saya dapat memanfaatkan waktu saya untuk bercengkerama bersama keluarga dan menulis.
  • Saya percaya bahwa rasa lelah merupakan musuh utama kreativitas. Di saat kita merasa lelah, tak akan ada ide yang keluar.
  • Di tahun 2018, saya menemukan sesuatu yang menarik. Saya merasa saya bertumbuh dewasa seiring dengan buku-buku yang saya tulis. Hal ini dapat dilihat dari karya novel pertama saya, “Jomblo” (2003), yang menceritakan kisah di masa-masa kuliah. Setelah itu, novel kedua saya, “Gege Mengejar Cinta” (2005), bercerita tentang anak muda yang sudah bekerja dan novel ketiga saya ,“Sabtu Bersama Bapak” (2014), bercerita tentang perjalanan parenting yang saya tulis ketika saya sendiri sudah menjadi seorang bapak.
Photo by Djim Loic on Unsplash

Cara Mendapatkan Inspirasi untuk Menulis

00:13:26–00:21:46

  • Sebenarnya “Bajak Laut” adalah ide untuk novel ketiga saya, namun karena pada saat itu saya masih merasa kurang melakukan riset, akhirnya saya memutuskan untuk mengerjakan proyek lain hingga proyek yang ini tertunda hingga 12 tahun lamanya.
  • Saya merasa ketika saya beranjak tua, genre tulisan yang saya tulis juga bertema semakin dewasa. Bersamaan dengan itu pula target penonton saya menjadi orang-orang yang berusia lebih tua.
  • Saya juga menyadari bahwa semakin tua umur kita, semakin sedikit kemungkinan kita untuk ingin membaca karya fiksi dan semakin sedikit pula orang tua yang membeli buku dengan genre tersebut untuk dirinya sendiri. Mereka cenderung lebih banyak membelikan buku tersebut untuk anak-anaknya.
  • Kedua, saya melihat bahwa semuanya sudah bergeser ke YouTube. Oleh sebab itu, saat ini saya sedang sibuk membangun kanal YouTube yang membahas tentang properti.
  • Salah satu alasan utama saya mengambil tema properti dalam kanal YouTube saya adalah karena saya ingin berbagi pengalaman kepada anak-anak muda tentang tips memilih jenis properti yang tepat sejak dini.
  • Setelah 19 tahun bekerja, saya menyadari bahwa membeli rumah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang kepala keluarga dan rumah adalah barang termahal yang akan kita beli sepanjang hidup kita.
  • Salah langkah saat akan membeli rumah akan membuat kita sangat merugi karena rumah merupakan aset penting yang membutuhkan waktu lama dalam proses pembeliannya. Belum lagi, harganya pun cenderung mahal.
  • Ada dua jenis konsep konten edukasi yang dapat kita berikan kepada pembaca, yakni mentoring dan coaching. Coaching adalah suatu metode di mana pembaca dibantu oleh seorang coach dengan cara mendalami diri mereka sendiri, sedangkan mentoring adalah proses berbagi pengetahuan oleh seseorang yang sudah lebih berpengalaman. Konsep konten mentoring inilah yang saya berikan kepada para pembaca karya saya.

Mulai Membuat Konten Video di YouTube

00:21:48–00:24:52

  • Tahun 2018 adalah tahun di mana adik-adik angkatan 2008–2009 di kantor saya sedang memulai rencana untuk membeli rumah. Sebagian besar dari mereka ternyata juga melakukan kesalahan yang sama seperti yang saya lakukan 19 tahun yang lalu.
  • Pada titik inilah saya tergugah untuk berbagi cerita dan pengalaman saya kepada orang lain agar mereka tidak melakukan kesalahan yang sama.
  • Awalnya saya hanya memberikan mentoring kepada adik-adik saya secara offline, tetapi kemudian saya berpikir untuk berpindah ke media online.
  • Ketika saya berpindah ke YouTube, saya menyadari bahwa akan ada segmentasi penonton. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti bahwa orang-orang yang berusia 25–26 memang banyak yang menonton YouTube, namun sangat sedikit dari mereka yang berencana membeli rumah.
  • Saya dapat memahami bahwa konten yang saya buat mungkin hanya akan ditonton oleh 100–200 orang saja. Namun, saya meyakini bahwa dengan konten-konten yang saya buat, saya telah menyelamatkan 200 penonton saya dari penipuan ketika akan membeli rumah.

Kisah di Balik Novel “Jomblo”

00:24:55–00:26:35

  • Novel “Jomblo” (2003) berawal dari cerita-cerita lucu semasa kuliah yang saya tulis di blog pribadi, kemudian menjadi trending. Animo masyarakat yang besar mendorong saya untuk akhirnya membuat plot yang kemudian saya wujudkan ke dalam bentuk novel.
  • Menurut saya, setiap generasi memiliki tren yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di generasi Hilman Hariwijaya, trennya adalah cerpen di majalah dan mesin ketik. Sedangkan, generasi saya trennya adalah blog dan komputer dan dilanjutkan lagi dengan tren generasi sekarang, yakni Wattpad.
  • Meskipun memiliki tren yang berbeda, tiap generasi dapat memanfaatkan tren di masa masing-masing untuk mengasah kemampuan mereka dalam bercerita.

Prinsip Menulis ala Adhitya Mulya

00:26:36–00:33:36

  • Ada tiga hal yang saya pegang dalam menulis sebuah karya. Pertama, saya selalu berusaha untuk menulis hal-hal yang nyata tetapi bukan berasal dari kehidupan saya pribadi karena saya sendiri kurang nyaman untuk menceritakannya kepada pembaca.
  • Kedua, saya selalu berusaha melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh siapapun agar karya saya menonjol dan berbeda dari yang lain.
  • Novel pertama saya, “Jomblo” (2003), pada awalnya sempat ditolak tiga kali oleh penerbit. Mereka merasa novel saya tidak seperti novel-novel karya sastra lainnya. Akhirnya saya bertemu dengan Gagasmedia yang berani mengangkat novel saya dan berhasil membuat novel tersebut meledak di pasaran karena “berbeda” dari novel-novel pada umumnya.
  • Ketiga, dalam setiap karya yang saya tulis, harus selalu ada pesan yang disampaikan kepada pembaca.
  • Saya pernah menulis novel dengan genre horor komedi dan sejarah komedi yang masih jarang ditemukan di pasaran, namun kenyataannya novel tersebut akhirnya tidak begitu laku.
  • Dari pengalaman tersebut, saya tidak berkecil hati karena saya sudah mencoba membuat suatu karya yang berbeda dengan yang lainnya. Saya pun percaya bahwa setiap orang akan memiliki waktunya masing-masing untuk bersinar.

Strategi Marketing Karya Tulisan

00:33:40–00:41:19

  • Saya menggunakan media sosial seperti Instagram dan Twitter sebagai media untuk mengenalkan karya yang saya tulis kepada para pembaca.
  • Sejauh yang saya amati, karya-karya dengan genre romantis dan keluarga cenderung akan mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat karena jika dilihat dari segi penjualan, cakupan target penonton dari keuda genre tersebut sangat besar.

Royalti yang Diterima oleh Penulis

00:41:22–00:43:57

  • Royalti yang diterima penulis untuk setiap karyanya adalah sebesar 10% dan dikurangi pajak, di mana nilai akhirnya adalah 8,5% dari total penjualan.
  • Meskipun saat ini terjadi pergeseran tren dari hard copy ke soft copy atau e-book, pendapatan dari penulis tidak berkurang dan justru bisa menjadi lebih karena pembaca akan tetap membeli karya kita dan penerbit tidak perlu mengeluarkan biaya cetak.
  • Tantangan yang sedang kami hadapi selaku pelaku industri buku adalah masyarakat Indonesia masih belum terbiasa membaca dalam bentuk soft copy. Itulah mengapa di masa pandemi yang mengharuskan semua orang untuk berkegiatan di rumah ini, penjualan buku mengalami penurunan yang cukup drastis.
  • Ketika sebuah buku diadopsi menjadi sebuah karya film, tentunya terdapat tambahan royalti dari pembuatan film tersebut.

Konsep Lean Continuous Improvement

00:43:58–00:48:00:52:19

  • Model Continuous Improvement (CI) yang kami gunakan di Maersk adalah Lean. Hal yang kami kerjakan adalah melakukan pengamatan dari keseluruhan bisnis yang ada dan mencari proses yang dapat disederhanakan.
  • Durasi waktu proses improvement tergantung dari masing-masing proyek.
  • Pada awalnya, saya merasa bahwa saya sudah kehilangan sense of engineering dalam diri saya karena sejak saya meniti karir bersama Moller — Maersk, saya sudah mengalami menjadi sales, market intelligence, hingga trade manager.
  • Ketika saya mendapatkan kesempatan untuk bergabung ke dalam tim CI, saya merasa sangat senang karena saya mendapatkan kembali perasaan sebagai seorang engineer.
  • Dalam menerapkan model Lean, kami tidak memakai tools secara spesifik dan lebih menekankannya pada pola berpikir tim.. Beberapa terminologi yang saya gunakan adalah Daily Capacity Management, Daily Adopt, dan Root Cause Problem Solving, IOP. Saya juga menerapkan best practice yang sudah ada.
  • Dalam departemen CI, kami memiliki periodical meeting untuk saling bertukar pikiran terkait masalah dan solusi dari masing-masing cabang area di seluruh dunia.

Cara Mengembangkan Diri

00:52:20–00:58:50

  • Alasan saya untuk tetap bertahan berkarir di A.P. Moller — Maersk adalah karena budaya kerja, nilai, dan banyaknya ilmu yang saya pelajari selama saya berkarir di sini.
  • Keputusan tersulit yang pernah saya alami adalah ketika dihadapkan pada situasi di mana pada tanggal 12 November 2003, novel “Jomblo” (2003) dijadwalkan untuk terbit tetapi pada saat yang bersamaan di tanggal 14 November 2003 saya harus pindah tugas keluar pulau selama dua tahun.
  • Akibatnya adalah ketika novel saya meledak di pasaran, saya tidak dapat ikut hadir untuk menyaksikan momen terpenting bagi hidup saya tersebut.
  • Salah satu buku yang paling berpengaruh dan mengajarkan saya untuk berani menjadi berbeda adalah “Outliers” (2008) karya Malcolm Gladwell.

Adhitya Mulya: “Tiga prinsip yang saya pegang dalam menulis karya adalah: jangan menulis berdasarkan pengalaman pribadi, selalu lakukan sesuatu yang berbeda dari orang lain, dan harus terdapat pesan di balik karya kita untuk disampaikan kepada pembaca.”

The Spectrum Talks adalah podcast yang membagikan berbagai wawasan tentang bisnis, teknologi, dan kewirausahaan. Podcast ini dipersembahkan oleh Suitmedia, dipandu oleh Anggriawan Sugianto, serta tersedia di Spotify, Apple Podcasts, dan Google Podcasts.

--

--

Podcast of Suitmedia
The Spectrum Talks

Spreading a broad range of insights about business, technology, and entrepreneurship.