Contextual Inquiry Perspective

Contextual Inquiry — The Wheel Lifecycle

UX 101
The UX Book (Hartson-Pyla) Review
5 min readFeb 24, 2014

--

Teknik Contextual Inquiry memiliki dua sudut pandang, yaitu Domain Complex System Perspective dan Product Design Perspective.

Domain Complex System Perspective —Sistem dengan kesulitan dan konten teknis tingkat tinggi. Seringkali ditandai dengan mekanisme rumit berbelit-belit mengenai bagaimana bagian-bagian dari sistem bekerja dan saling berhubungan. Biasanya memiliki alur kerja kompleks yang terdiri dari beberapa dependensi dan saluran komunikasi. Contohnya yaitu air traffic control system dan sistem untuk menganalisis data seismik untuk eksplorasi minyak.

Before The Visit: Preparation

  1. dapatkan feel dari kebijakan dan etika organisasi dengan melihat online presence organisasi seperti web dan partisipasi pada jaringan sosial
  2. ketahui dan pahami kosakata dan istilah teknis dari domain kerja dan pengguna.
  3. pelajari mengenai kompetisi
  4. pelajari budaya domain kerja secara umum
  5. persiapkan untuk mempertimbangkan bahwa akan ada perbedaan sudut pandang antara manajer dan pengguna
  6. investigasi sistem yang ada sekarang dan histori-nya dengan melihat produk perusahaan yang telah ada sebelumnya. Seringkali ada kemungkinan untuk mengunduh versi trial perangkat lunak dari web perusahaan agar familiar dengan histori desain dan tema yang sebelumnya dipakai

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk bekerja dengan tim

  1. tentukan berapa banyak orang yang akan melakukan kunjungan
  2. tentukan siapa yang pergi pada setiap kunjungan, misalnya user experience people, anggota tim yang lain, dan yang mendokumentasikan
  3. tetapkan batas waktu kunjungan dan jumlah anggota yang terlibat di dalamnya bedasarkan budget dan jadwal
  4. rencanakan strategi wawancara dan observasi (siapa mengerjakan apa)

Lining up the right customer and user people

Tentukan dan kontak pengguna atau bagian manajemen dan administrasi pelanggan yang pasti untuk:

  1. menjelaskan kebutuhan kunjungan
  2. menjelaskan tujuan kunjungan (untuk mempelajari aktivitas kerja mereka)
  3. jelaskan pendekatan yang digunakan (observasi diakukan bersamaan dengan ketika mereka melakukan kerja)
  4. dapatkan izin untuk melakukan observasi dan wawancara saat user bekerja
  5. bangun hubungan dan kepercayaan, misalnya, janjikan keamanan rahasia perusahaan ataupun pengguna secara personal
  6. diskusikan waktu—user mana yang akan melakukan apa dan kapan?
  7. tetapkan cakupan: beri penjelasan untuk melihat representasi paling luas dari pengguna dan aktivitas kerjanya, fokus kepada bagian terpenting dan paling reprentatif mengenai task yang mereka kerjakan
  8. tetapkan/negosiasikan beberapa parameter seperti berapa lama akan/bisa berada di sana, seberapa sering bisa berkunjung, berapa lama rata-rata waktu wawancara, dan jumlah maksimal wawancara pada setiap kunjungan
  9. tentukan dan kontak orang-orang yang terpercaya yang akan mendukung kunjungan di bawah organisasi pelanggan untuk mengatur kebutuhan logistik kunjungan
  10. hubungi orang-orang yang dibutuhkan untuk bertemu, melakukan observasi, dan wawancara: customer, user, khususnya frequent users, manajer; untuk tujuan lebih luas, dapatkan sebanyak mungkin peran, kunjungi beberapa situs yang ada

Product Design Perspective

Panduan persiapan sebelum kunjungan di atas juga berlaku dalam perspektif desain produk. Namun, ada beberapa hal yang membedakan perspektif product design dan domain complex system. Konteks kerja dalam perspektif desain produk lebih sempit dan sederhana daripada yang ada dalam organisasi. Aktivitas kerja dalam konteks desain produk biasanya berpusat pada satu pengguna untuk satu peran.

Mengamati berbagai macam pola penggunaan dengan single user biasanya membutuhkan waktu yang lama. Poin terbaik untuk memulai proses contextual inquiry untuk produk tersebut adalah dengan memahami konteks penggunaan yang lengkap dari produk, termasuk fitur yang diinginkan dan batasannya.

During The Visit

Ada 2 pendekatan untuk mengumpulkan data dalam Contextual Inquiry, yaitu Data Driven dan Model Driven

Data Driven Inquiry—mengumpulkan menemukan informasi yang relevan dengan work practice dan lingkungannya. Pendekatan ini mencegah pengaruh dari pengetahuan, pengalaman, dan ekspektasi sendiri. Data-driven menghasilkan sejumlah data besar dengan topik yang bervariasi. Untuk menyederhanakannya, pahami bagaimana data-data tersebut bisa bekerja untuk informing design. Perlu dilakukan contextual analysis untuk ektraksi data apa saja yang menjadi poin-poin penting, melakukan sortir, dan ‘meraciknya’ ke dalam bentuk diagram. Kategori-kategori yang sudah tersortir kemudian dikonversi ke dalam design informing models seperti flow models, user models, dan task models. Jadi, desain yang dirancang murni dari data-data riil yang telah terkumpul.
(The Beyer and Holtzblatt Approach
)

Model Driven Inquiry—Pendekatan ini menggunakan konsep “use what you know” yang menganjurkan penggunaan pengetahuan, pengalaman, ekspektasi, dugaan cerdas, pengetahuan mengenai sistem dan asituasi serupa, analisis pemasaran, pernyataan misi, dan sebagainya. Memang akan terjadi bias dengan data yang sebenarnya, namun semua itu berguna untuk membatu menentukan titik awal analisis perancangan model desain. Data riil yang kurang sesuai dengan desain awal yang telah dirancang akan menjadi bahan untuk melakukan perbaikan rancangan desain. Pendekatan ini mendorong pemanfaatan pengalaman dan segala sesuatu yang kita tahu untuk mengantisipasi data needs sehingga mencegah ‘blank slate’. Pencarian data akan lebih mudah jika tahu sesuatu mengenai apa yang dicari. Maka dari itu, pendekatan model-driven membutuhkan biaya yang lebih sedikit dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan data-driven.
(The Constantine and Lockwood Approach
)

Data Bin—Repositori data sementara(misal: tumpukan label catatan untuk menyimpan data) awalnya berupa data mentah yang kemudian akan menjadi catatan aktivitas kerja. Setiap bin dikelompokkan dalam kategori tertentu atau topik data kontekstual

Berapa banyak interviewees yang dibutuhkan dalam satu waktu?

Group interview akan bekerja untuk menghasilkan data yang kemungkinan tidak dapat diperoleh melalui single user interview. Namun, wawancara kelompok juga dapat menutupi pikiran individu. Karena setiap pengguna biasanya memiliki pandangan berbeda mengenai bagaimana segala sesuatunya bekerja dan apa saja yang menjadi masalah. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut bisa dijadikan upaya untuk menciptakan konsensus.

Daftar Pertanyaan Awal

Tanyakan mereka untuk menceritakan dan menunjukkan bagaimana mereka melakukan pekerjaan. Kegiatan apa saja yang dilakukan, dengan siapa berinteraksi? Minta lah demonstrasi dan cerita mengenai apa saja yang bekerja serta apa saja yang tidak bekerja dan mengapa sesuatunya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tanyakan dengan kalimat yang spesifik agar pengguna dapat mengerti maksud dari pertanyaan dan dapat menjelaskannya dengan baik.

Task Data

Data terpenting yang harus didapat adalah data mengenai task pengguna untuk membangun model task structure dan task interaction. Kombinasi dari wawancara dan observasi akan bekerja untuk hal ini. Tanyakan kepada pengguna mengenai apa yang memang dilakukan, bukan sesuatu yang ‘mungkin’ dilakukan atau yang dilakukan pengguna lain. Untuk mendapatkan data-data penting, ajukan pertanyaan sebagai klarifikasi segala hal yang belum benar-benar jelas saat melakukan observasi.

Video Recording dan Note Taking

Gunakan rekaman video saat observasi untuk mengambil data nonverbal mengenai konteks lingkungan praktek kerja pengguna. Namun, jangan mengambil rekaman gambar khusus untuk melakukan wawancara karena hal tersebut dapat mengganggu privasi interviewees dan menghasilkan peluang bagi pengguna untuk menjaga image dan ‘bagaimana terlihat seharusnya’ sehingga wawancara menjadi tidak alami. Untuk itu, gunakanlah catatan manual untuk menulis hasil wawancara dengan pengguna. Saat wawancara berakhir, rekam kalimat ringkasan dari hasil wawancara dengan suara sendiri sebagai kesimpulan dan kesempatan untuk meluruskan kesalahpahaman.

Jangan tanyakan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan kepada pengguna serta apa yang diinginkan pengguna ada dalam sistem atau desain seperti apa yang baik pada tahap contextual inquiry. Jika pengguna menyebutkan dengan sendirinya, tulis saja untuk menjadi catatan. Namun, kembalikan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pengguna menjelaskan aktivitas kerja yang sebenarnya saat itu, apa saja yang dilakukan, bagaimana melakukannya, alat-alat apa saja yang ada, dan bagaimana alat-alat tersebut bekerja atau bahkan tidak bekerja. Poin penting lainnya adalah jangan menanamkan pernyataan atau argumen sendiri ke dalam ‘kepala pengguna’ agar pemikiran pengguna sejalan dengan yang kita pikirkan.

--

--