The Wheel: A Lifecycle Template
The UX Book Review (Hartson-Pyla)
Hartson-Pyla menerapkan Template Siklus The Wheel untuk menciptakan UX
Secara garis besar, ada 4 tahapan utama pada siklus ini, yaitu analisis, desain, prototipe, dan evaluasi. Analisis dilakukan untuk memahami user work and needs untuk memahami bagaimana rancangan desain yang baik untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Desain diterapkan dengan membuat konsep desain dan menetapkan interaction behavior serta look and feel. Tahapan implementasi dilakukan dengan pembuatan prototipe dari rancangan desain yang sudah selesai. Evaluasi dilakukan dengan cara melihat apakah desain yang telah dibuat memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna serta melakukan perbaikan untuk mencapai tingkat kepuasan yang semakin baik.
Tujuan utama dari keseluruhan proses siklus ini adalah untuk terus bergerak maju menyelesaikan proses desain hingga akhirnya memasuki transisi untuk proses produksi. Namun, saat bekerja sepanjang aktivitas proses UX, kita harus dapat memutuskan kapan harus meninggalkan aktivitas (leave), aktivitas mana yang akan dituju selanjutnya (go after), kapan harus mengunjungi kembali sebuah aktivitas (revisit), dan kapan menghentikan semua aktivitas untuk transisi ke proses produksi (stop).
Ada 3 pilihan untuk bergerak dalam siklus; bergerak maju ke proses berikutnya, tetap berada pada aktivitas saat ini dan melakukan iterasi, serta bergerak mundur ke aktivitas sebelumnya.
Iterasi perlu terus dilakukan untuk memperbaiki kualitas. Proses UX harus dan selalu membutuhkan iterasi. Domain desain begitu luas dan kompleks dengan pilihan desain tak terbatas dalam banyak dimensi, yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah variabel kontekstual.
To be sure, Expert designers dapat membuat titik permulaan yang baik untuk sebuah desain. Namun, pada dasarnya, tidak mungkin membuat semuanya menjadi benar pada kali pertama. Untuk itu, kita menggunakan pendekatan artillery : Ready, Fire, Aim.
Kita dapat melakukan tembakan terbaik (fire off), lihat bagaimana hasilnya dan sasaran mana yang meleset, kemudian membuat perbaikan terhadap tembakan-tembakan sebelumnya.
The road to wisdom? Well, it’s plain and simple to express: Err and err and err again but less and less and less.
– Piet Hein, Danish poet