Hari Kebangkitan Nasional: Lahirnya Nasionalisme di Indonesia

Travel-iing Indonesia
Travel-iing Indonesia
3 min readMay 20, 2019

Tanggal 20 Mei setiap tahunnya di Indonesia diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal tersebut bertepatan dengan lahirnya organisasi Boedi Oetomo tepat 111 tahun yang lalu. Penetapan hari lahir organisasi Boedi Oetomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional adalah karena Boedi Oetomo diyakini sebagai pelopor nasionalisme di Indonesia.

Nasionalisme, yang bermula dari kesadaran akan kesamaan identitas, ternyata terwujud dalam beberapa bentuk. Di Indonesia, selama masa pergerakan, beberapa bentuk nasionalisme yang berbeda-beda sempat ada dan memiliki wadahnya masing-masing melalui berbagai organisasi. Kali ini, Travel-iing Indonesia akan memaparkan bentuk-bentuk nasionalisme yang ada di Indonesia dan perkembangannya hingga ke masa kini.

Nasionalisme Etnis

Boedi Oetomo sebagai salah satu pelopor nasionalisme di Indonesia pada mulanya bertujuan untuk memajukan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya dengan menghimpun golongan terpelajar di Jawa dan Madura. Boedi Oetomo dalam waktu 5 bulan sejak pembentukannya telah memiliki 7 cabang di kota Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Boedi Oetomo disebut menganut bentuk nasionalisme etnis karena awalnya mengusung nasionalisme hanya terbatas pada etnis Jawa dan Madura saja (Jawa sentris). Meskipun begitu, seiring dengan munculnya gagasan tentang Indonesia, Boedi Oetomo mulai beralih ke nasionalisme kebangsaan/romantik.

Nasionalisme Agama

Sarekat Dagang Islam yang turut disebut sebagai organisasi pertama di Indonesia juga turut mengusung nasionalisme, namun berlatar belakang agama Islam. Berawal dari terciptanya kebijakan yang memperbolehkan pedagang-pedagang Tionghoa untuk masuk ke Hindia Belanda oleh pemerintah, Haji Samanhudi menghimpun para pedagang muslim pribumi ke dalam sebuah organisasi pada tahun 1905. Tujuan dari Sarekat Dagang Islam adalah membantu para pedagang muslim pribumi agar dapat berkembang dan mampu bersaing dengan pedagang besar, terutama pedagang Tionghoa, serta menjadi media dakwah. Meskipun pada awalnya Sarekat Dagang Islam bergerak di bidang ekonomi, perjuangan organisasi yang kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam mulai meluas ke ranah politik. Sarekat Islam disebut menganut bentuk nasionalisme agama karena sempat mengusung konsep Pan-Islamisme, yaitu bersatunya umat Islam dalam satu pemerintahan seraya menentang kolonialisme dan imperialisme. Namun, seiring dengan munculnya gagasan tentang Indonesia yang pluralis, haluan perjuangan Sarekat Islam mulai beralih ke kemerdekaan Indonesia, yang terwujud dengan berubahnya Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).

Nasionalisme Kebangsaan/Romantik

Salah satu organisasi yang mengusung bentuk nasionalisme romantik adalah Indische Partij. Dibentuk pada tahun 1912, Indische Partij yang beranggotakan orang Indonesia dan Indo-Eropa merupakan organisasi yang pertama kali menyuarakan persatuan antar etnis, terutama antara orang Indo-Eropa dengan orang Indonesia dan secara tegas menuntut kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme Romantik yang digagas oleh Indische Partij didasarkan pada kesamaan identitas, yaitu sebagai orang yang berasal dari Indonesia (Kepulauan Hindia) dan berada di bawah kendali pemerintah Hindia Belanda. Gagasan akan satu identitas bangsa, yaitu Indonesia, yang disuarakan oleh Indische Partij kemudian terus diperjuangkan hingga peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Selain itu, tuntutan Indische Partij akan Indonesia yang merdeka pun akhirnya terwujud pada tahun 1945.

Tiga Serangkai: Suwardi Suryaningrat, E.F.E. Douwes Dekker, dan dr. Cipto Mangunkusumo
(Sumber: emaze.com)

Bentuk nasionalisme romantik yang berdasarkan pada kesamaan identitas, yaitu sebagai putra-putri tanah air, berbangsa, dan berbahasa Indonesia inilah yang bertahan hingga saat ini. Namun, bukan tidak mungkin rasa nasionalisme yang ada dalam diri kita akan terkikis akibat melemahnya keyakinan dan kebanggaan akan identitas nasional Indonesia. Nah, akang teteh, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ini, mari kita bersama-sama menumbuhkan rasa nasionalisme kita dengan cara menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas nasional kita. Selamat Hari Kebangkitan Nasional!

Originally published at https://travel-iing.co.id on May 20, 2019.

--

--