Jember Fashion Carnaval: Karnaval Rio de Janeiro dengan Kearifan Lokal

Novrian Ogie
Travel-iing Indonesia
3 min readJul 8, 2019

I Mean Every Word I Say

Malam tahun baru 2012, saya sekeluarga diajak almarhum pakdhe, yang kebetulan diajak pula oleh temannya yang orang Jember, menonton Jember Fashion Carnaval. Acaranya saat itu digelar di Stadion Tenis Indoor Senayan.

Mulanya saya skeptis. Dari namanya, Jember Fashion Carnaval terdengar seperti sebuah peragaan busana biasa. Setidaknya, itulah ekspektasi saya.

… yang ternyata benar-benar meleset.

Bukan karnaval biasa (Sumber: absaryyunita.wordpress.com)

Sebagai info, Jember Fashion Carnaval, sesuai namanya, adalah sebuah event karnaval busana yang rutin diadakan di Kota Jember, Jawa Timur. Jember Fashion Carnaval didirikan oleh seorang perancang busana yang bernama Dynand Fariz dan diadakan sejak tahun 2003. Sejak saat itu, Jember Fashion Carnaval yang mulanya diadakan oleh Rumah Mode Dynand Fariz seakan menjadi wadah kreativitas baru bagi warga Jember.

Begitu acara dimulai, peragawan-peragawati masuk ke venue sambil melakukan defile memamerkan kostumnya yang unik. Konsep gelarannya serupa dengan parade busana pada Karnaval Rio de Janeiro, namun dengan sentuhan lokal. Hanya saja, ukuran kostumnya kelihatan lebih besar. Hampir menandingi singo barong-nya Reog Ponorogo. Aksesoris yang melekat pada peragawan dan peragawati pun terlihat solid.

Mirip final boss dalam gim (Sumber: kastara.id)

Defile kostum dibagi ke beberapa tema, yang pada tiap tema ditampilkan kostum yang kesesuaiannya dengan tema sangat-sangat obvious. Selain itu, kostumnya kental dengan nuansa lokal, seperti yang sudah saya sebut di judul. Bahkan, pada tema “garuda”, kostum yang muncul memang sangat “garuda”. Kesannya pun apik. Nggak kayak garuda bikinan CGI yang di tivi-tivi itu.

Glorious (Sumber: jawapos.com)

Tidak lebih dari 4 jam saya menonton gelaran peragaan busana pertama dalam hidup saya. Mata saya benar-benar capek, karena kostum-kostum yang begitu meriah. Tapi, lebih capek lagi para peragawan-peragawatinya yang memikul kostum yang beratnya bisa mencapai belasan kilogram. Bahkan, di Kota Jember, para peragawan-peragawati wajib meniti cat walk sejauh 3,6 kilometer.

Untungnya, kali ini, peragaannya hanya di tennis court aja.

Diadakan selama hampir dua dekade, Jember Fashion Carnaval telah meraih berbagai prestasi. Yang paling terkenal adalah saat kostum yang bertemakan The Chronicle of Borobudur rancangan Dynand Fariz, sang founder, diganjar predikat Best National Costume pada gelaran Miss Universe 2014. Selain itu, Jember Fashion Carnaval juga merupakan salah satu karnaval terbaik di Asia dan dunia, serta termasuk ke dalam 10 besar dari 100 Calendar of Event (CoE) Nasional atau pagelaran terbaik versi Kementerian Pariwisata.

Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira dalam balutan kostum seberat 20 Kilogram. (Sumber: liputan6.com)

Menyaksikan perkembangan Jember Fashion Carnaval cukup memunculkan rasa bangga pada diri saya. Bangga karena sebagai penonton, seakan-akan saya turut menjadi bagian dari kemajuan Jember Fashion Carnaval. Padahal saya nontonnya gratis.

Tapi, berdasarkan pengalaman saya di dunia teater, begitulah memang seni pertunjukan. Para pementas, panitia di belakang layar, hingga penonton adalah satu-kesatuan yang turut memajukan seni pertunjukan itu sendiri.

Tahun 2019 ini, Jember Fashion Carnaval akan kembali diadakan di Kabupaten Jember yang dimulai pada tanggal 1 Agustus hingga puncak acara yaitu pada tanggal 4 Agustus. Jika anda berencana untuk datang dan merasakan langsung kemeriahannya, siapkan tiket perjalanan, penginapan, dan tiket acara dari sekarang.

Dan jangan lupa siapkan Bawang Goreng Iing sebagai teman perjalanan anda. Selamat traveling!

--

--