Rijal Muammar H
Tribun Layar Kaca
Published in
2 min readJul 8, 2018

--

‘Nge-fans’ Gone Wrong

Sejak menasbihkan diri sendiri menjadi Romanisti pada musim 2000–2001, berkat ‘tendangan geledek’ Gabriel Batistuta, saya pun menyatakan S.S Lazio di bawah kepemimpinan sang kapten yang tampan dan disiplin menjaga pertahanan; Alessandro Nesta sebagai rival, sebagaimana A.S Roma. Rivalitas itu, entah mengapa, dapat hadir kendati sebelumnya saya dan S.S Lazio tidak pernah terlibat satu pun permasalahan pribadi. Namun, atmosfir rivalitas tersebut hanya saya rasakan ketika perjumpaan keduanya dalam ‘derby della capitale’, lebih dari itu, saya tetap mengiyakan bahwa Hernan Crespo adalah striker dengan insting mencetak gol yang tinggi, bahwa Dejan Stankovic dan Pavel Nedved adalah pemain yang perlu mendapatkan penjagaan yang khusus ketika mereka berada di luar kotak pinalti lawan, sebab mereka memiliki kemampuan yang di atas rata-rata dalam melakukan tembakan jarak jauh, bahwa Claudio Lopez adalah si gesit di sisi kiri penyerangan, bahwa Juan Sebastian Veron adalah kreator serangan dan sekaligus jangkar yang kuat dalam menopang lini tengah, bahwa duet Alessandro Nesta dan Sinisa Mihajlovic sosok yang akan menggoyahkan mental striker manapun yang berduel dengan beliau, bahwa Angelo Peruzzi, meskipun dengan postur yang kurang tinggi dibanding kiper-kiper pada masanya, adalah bukan mudah untuk dibobol. Sesungguhnya mereka adalah sosok yang sangat saya harapkan bermain buruk ketika bertanding melawan A.S Roma.

Melihat fenomena hari ini, seketika saya terbawa kembali pada hari itu; hari dimana saya mulai mencari dan menghafalkan satu per-satu nama pemain dari A.S Roma — Hidetoshi Nakata adalah paling terkenang, menimbang-nimbang kelayakan menjadi kiper utama antara Francesco Antonioli dan Cristiano Lupatelli, mencoba mengikuti cara bermain Vincent Candela sebab kami berdua sama-sama kidal, mengumpulkan poster-poster mulai dari hadiah majalah ‘Bola’ sampai rela merelakan ‘uang becak’ untuk ditukar dengan poster Gabriel Batistuta ataupun il capitano Francesco Totti.

Entah mengapa ada sesuatu dalam diri saya yang terganggu ketika menyaksikan pendukung Real Madrid yang menutup mata dengan kemampuan olah Bola Lionel Messi dan sebaliknya, pendukung Manchester United yang tidak mau mengakui ‘Kun’ Aguero dan Moh. Salah sebagai striker yang hebat, bahkan ketika tim yang mereka dukung tidak bertemu dengan klub rival mereka. Entah mengapa…

Padahal Sadio Mane dan Jesse Lingard, sama-sama perlu diwaspadai kala mendapatkan kesempatan untuk menggocek bola di pertahanan lawan

--

--

Rijal Muammar H
Tribun Layar Kaca

"...tiada-lah suatu yang sebenar-benarnya kasat hingga semua yang berhasrat ialah memungkinkan sesat..."