Katanya Nasionalis, Apakah Prabowo Berani Lepaskan Lahan Untuk Dibagikan Kepada Korban Konflik di Aceh?

Seword
TribunNews
Published in
3 min readFeb 21, 2019

Sejak beredarnya informasi soal penguasaan lahan oleh Prabowo seluas ratusan ribu hektar di Kalimantan dan Aceh, mendadak banyak yang membicarakan ini. Apalagi alasannya yang mengungkit soal nasionalis dan patriot, akhirnya ini jadi senjata makan tuan. Banyak yang mulai menantang Prabowo untuk membuktikan ucapan dan komitmennya.

Mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Gayo Merdeka menuntut Prabowo agar segera mengembalikan tanah miliknya ke masyarakat. Organisasi ini berisikan generasi muda dari dataran tinggi Gayo yang kini sedang menuntut ilmu di Kota Banda Aceh.

Menurut mereka tanah yang dimiliki Prabowo tersebut akan lebih maksimal pemanfaatannya jika diserahkan kepada warga. “Kita meminta kepada Prabowo untuk mengembalikan lahan yang sudah dia akui. Bahwasanya dikembalikan itu, dikembalikan kepada petani atau dikembalikan untuk Badan Usaha Milik Daerah. Kita meminta seperti itu agar pemanfaatannya maksimal langsung petani yang mengelola di atas tanahnya sendiri,” kata salah seorang mahasiswa anggota Organisasi Gayo Merdeka.

Dia mengatakan bahwa sebelumnya warga mengira tanah tersebut milik mantan presiden Soeharto. Namun pada debat ke-2 Hari Minggu kemarin, warga baru mengetahui itu adalah tanah milik Prabowo. “Yang orang tahu itu tanahnya Soeharto, milik Soeharto. Jadi sebagian sudah dimanfaatkan oleh petani tapi tidak jelas terkait penggunaannya itu. Apakah milik Suharto atau bagaimana? Ini sampai saat ini belum jelas. Yang petani tahu disitu adalah milik Suharto,” katanya lagi.

Selain itu, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH menyurati Probowo untuk meminta pelepasan lahan Hak Guna Usaha (HGU) miliknya untuk dibagikan kepada korban konflik di Aceh. Inisiatif YARA menyurati Probowo setelah mendengar statemen Prabowo pada acara debat, di mana dalam acara tersebut Prabowo menyampaikan akan melepaskan HGU miliknya jika negara membutuhkan.

“Setelah kami dengar statemen Bapak Prabowo dalam debat calon presiden tersebut yang menyatakan bahwa HGU miliknya akan dilepas jika negara membutuhkan, oleh karena itu kami ingin agar HGU tersebut dilepaskan dan diberikan kepada korban konflik di Aceh” kata Safaruddin.

Menurutnya, pembagian HGU yang luas tersebut dapat mendukung penguatan implementasi MoU Helsinki yang sampai saat ini belum dijalankan secara penuh oleh pemerintah.

Safaruddin mengatakan, dalam MoU Helsinki pada angka 3.2.5 disebutkan Pemerintah RI akan mengalokasikan tanah pertanian dan dana yang memadai kepada Pemerintah Aceh dengan tujuan untuk memperlancar reintegrasi mantan pasukan GAM ke dalam masyarakat dan kompensasi bagi tahanan politik dan kalangan sipil yang terkena dampak.

Tantangan sudah dikeluarkan? Apakah Prabowo berani?

Katanya ketimbang dikuasai asing, lebih baik dia yang kelola. Dia juga sempat mengatakan soalnya dirinya yang patriot dan nasionalis. Makin tertantang untuk membuktikan ucapannya apakah dia ini serius atau hanya sekadar menyelamatkan muka karena telah dipermalukan dan ditelanjangi habis-habisan soal lahan ratusan hektar ini.

Tapi nampaknya dia takkan mau. Dia bisa saja mengatakan, lahan akan dikembalikan jika negara membutuhkan. Dia bisa katakan, tantangan di atas bukan resmi dari pemerintah dan negara sehingga (mungkin) dia bisa ngeles tidak mau meladeni tantangan tersebut. Soal nasionalis dan patriotisme ini sebenarnya mudah sekali dibantah. Kenapa tinggal di Yordania dalam waktu lama? Silakan jawab!

Seharusnya ini adalah peluang yang sangat spektakuler. Ini adalah peluang Prabowo mengalahkan Jokowi dengan sangat telak. Jika dia berani lepaskan lahan untuk kepentingan negara, bisa jadi peta keunggulan akan berubah dan berbalik keadaan. Bayangkan, Prabowo sudah diposisikan kubu sebelah sebagai penyelamat aset bangsa.

Tanggung nih, lepaskan saja lahan itu, maka rakyat akan menilai Prabowo adalah negarawan yang sangat luar biasa. Bukan hanya menyelamatkan aset bangsa dari tangan asing, tapi juga secara sukarela mengembalikan ke negara untuk kepentingan rakyat. Elektabilitas naik meroket menembus angkasa. Jokowi akan semakin ketinggalan. Tapi peluang ini akan menimbulkan dilema tersendiri.

Tidak mudah lho melepas lahan seluas itu. Apalagi kalau Jokowi tidak buka data ini saat debat capres kedua, maka banyak dari kita yang tahu akan hal ini. Bahkan ada yang mengira itu adalah lahan milik mantan Presiden Soeharto. Nyatanya salah.

Kesimpulannya, tantangan ini sepertinya akan bernasib saja dengan tantangan baca Alquran. Diam tak berani bersuara.(Xhardy/Seword)

Bagaimana menurut Anda?

--

--