Mantan Panglima GAM Menguak, Perusahaan Prabowo Banyak Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing

Seword
TribunNews
Published in
3 min readFeb 21, 2019
Fauzan Azima (Foto: dok. Istimewa)

Hukum sebab akibat itu adalah hukum alam yang gak bisa dihindari, dan pribahasa serapat apapun bangkai ditutupi pasti akan tercium juga baunya pun benar adanya. Itu berlaku bagi siapa saja, tak pernah memandang itu orang besar maupun rakyat jelata.

Seperti yang kita ketahui bersama, Prabowo beserta kubunya kerap membawa isu sumber daya alam Indonesia hanya dikuasai oleh segelintir orang saja, isu tersebut ditujukan untuk menyerang pemerintahan Jokowi.

Namun saat ini, isu tersebut menjadi senjata makan tuan, karena secara fakta Prabowo menguasai ratusan ribu hektar lahan di Aceh dan Kalimantan. Bahkan kabarnya bukan hanya ratusan ribu hektar, bahkan mencapai jutaan lahan yang dikuasai oleh Prabowo jika ditambah dengan lahan di daerah lainnya.

Meskipun Prabowo masuk ke dalam segelintir orang tersebut, lucunya Prabowo dan kubunya kerap menghembuskan isu tersebut untuk menyudutkan pemerintahan Jokowi. Hal ini menjadi terkesan maling teriak maling.

Saat ini, kubu Prabowo seperti babak belur karena senjata makan tuan, isu yang digunakan untuk menjatuhkan Jokowi justru berbalik arah mengahantam mereka. Yang pertama, mereka mengklaim diri sebagai kelompok yang paling Islami, tetapi pada faktanya, Prabowo gak berani mimpin salat dan gak berani ikut tes baca Al-quran.

Bukan itu aja, isu tenaga asing yang kerap digunakan untuk menyudutkan Jokowi pun kini menghantam kubu mereka setelah mantan panglima GAM menguak bahwa di lahan yang dikuasai Prabowo, pekerjanya banyak dari orang asing, bahkan dulu lebih banyak orang asingnya ketimbang orang lokal.

“Sekarang lahan itu mereka manfaatkan untuk ambil getah. Ada sebagian masyarakat (yang ambil getah), dan pihak ketiga. Kalau dulu (di sana) banyak dari luar. Dari China juga ada. Awalnya tenaga-tenaga kerja China semua di situ,” kata Eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Linge Fauzan Azima, seperti yang dilansir oleh detik.com.

“Jadi lahan-lahan itu telantar, sampai… karena saya dulu waktu itu kan Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) jadi ada 30 ribu hektare lahan PT itu yang masuk ke dalam KEL. Itu memang dulu kita sangat kita tentang kawasan itu ditebang, karena itu masuk KEL,” ungkap Fauzan.

“Rupanya mereka dapat izin konsesi itu mereka ingin tebang yang 30 ribu itu karena yang lain sudah gundul,” bebernya.

Dari keterangan mantan panglima GAM tersebut, seharusnya yang diisukan antek asing, dan aseng itu Prabowo, bukan Jokowi. Nah ini lucunya Jokowi yang diserang isu tersebut. Ini seperti taktik anak kecil ketika berada di tempat ramai terus kentut gak bersuara tapi bau banget, gak mengaku tetapi justru menuduh orang lain yang kentut.

Dari pernyataan mantan Panglima GAM di atas yang sangat kita sesalkan adalah gak ada penanaman kembali lahan yang sudah gundul tersebut. Kejadian itu mengingatkan kita pada video yang diputar pada debat ke dua 17 Februari yang lalu, bedanya di video tersebut perusahaan tambang gak melakukan reklamasi lahan yang sudah dikeruk sehingga menimbulkan lubang dimana-mana. Ini Prabowo nebangi pohon membuat gundul tapi gak ditanami lagi. Permasalahannya sama, beda jenis usaha saja.

Kalau melihat kenyataan yang seperti ini, kita jadi tertawa terbahak-bahak, mungkin Tuhan sedang bercanda sama kubu Prabowo dimana semua isu yang digunakan untuk menyerang Jokowi, justru mematikan diri mereka sendiri.

Itulah hukum alam, apa yang ditabur akan dituai, bangkai busuk meskipun ditutupi akan tercium juga baunya. Apalagi ini zaman modern, informasi dengan cepat didapat, gak bisa ditutup-tutupi. Fakta terkuak hanya menunggu waktu saja. Benar kata orang-orang yang mengatakan, setelah debat ke dua ini, ternyata pilpres sudah selesai, sebab Prabowo ditelanjangi dan di hantam habis-habisan.

Tiba-tiba saya jadi ingat dengan teman SMP saya yang begitu benci pada Jokowi, dia kerap membagikan tulisan yang menyudutkan Jokowi di media sosial, salah satunya adalah tulisan mengenai isu serbuan tenaga kerja asing. Kalau melihat fakta ini, saya jadi berfikir, jika dia tetap menuduh Jokowi antek asing dan aseng, berarti sudah jelas bahwa dia sudah terdoktrin dengan kebencian buta.(Cak Anton/Seword)

--

--