aku ingin membantumu saat engkau kasmaran

Tristia Riskawati
Tristia Riskawati
Published in
2 min readMay 12, 2023
Foto: Luke Shadbolt (foto dari sini)

aku ingin membantu dirimu saat engkau kasmaran

yang tersirat adalah rasa,
yang kau inginnya pendam,
lantaran rasanya seperti kriminal.

betapa hadirnya, yang tiba-tiba perlahan, sesekali, namun bayangnya sering secara perlahan (atau tiba-tiba menggelora namun menyiksa?) pula bersenyawa tanpa permisi dalam darahmu. dalam pikirmu. dalam gemuruh perutmu. dalam hatimu yang kau jaga bersih.

dan rasanya seperti kriminal.
kotor.
dan oh, betapa dirimu tidak suka rasanya! di samping diam-diam suka, (namun harus tidak suka!). dan begitu sepatutnya adanya.

kasmaran tak tercipta dimana engkau akhirnya terhanyut dan mendosa,
tak pula kasmaran tercipta untuk telak dibungkam (karena alirannya terlalu kuat dan jika meledak mampuslah dirimu!)
kasmaran, meski ia separuh maupun berkembar rasa— tak melulu termaksudNya untuk me-nyata dan berkawin

kasmaran tercipta, barangkali, sebagai pertanda. tentang apa-apa tentang mengkaji diri. tentang apa-apa yang Ia ingin sampaikan.

dengar, aku ingin membantu dirimu.
dari jarak jauh.
dari doa.
dari puisi ini.

tentang sebuah rasa yang menjelma badai,
yang kuharap kaumainkan sebagai aliran biasa dengan sangat apik — sebagaimana aku,
yang kuharap kau alirkan secara rahasia tanpanya dalam katarsis kefaedahan (carilah sendiri dan berdoalah agar Ia berikan padamu) — sebagaimana aku,
dalam doamu,
dalam pikirmu — tentang mengapa badai itu ada
dan Dia hendak menitip pesan apa padamu,
dalam tangismu — lantaran mencari cintaNya dalam jeratan kasmaranmu padanya.

dan begitu sepatutnya adanya
— hingga pada akhirnya ia sunyi berpamit
dengan sendirinya.***

--

--