aku tidak suka masak

Dan semoga aku tetap menyejati sebagai perempuan.

Tristia Riskawati
Tristia Riskawati
2 min readOct 3, 2023

--

Jejak survival cooking-ku.

Aku perlu jujur. Aku tidak suka masak. Perasaanku akan aku yang tak suka, valid bukan? Begitu yaaa jargon kekinian: perasaanmu valid. Ahehe.

Entahlah. Apa aku tidak punya memori indah soal masak tatkala kecil. Entahlah. Apa aku lebih suka merenung dan browsing tentang kehidupan dan sekumpulan trivia penting-ga penting kayak kenapa judi online menyebabkan resesi atau apa itu wayang suket daripada harus membereskan bekas masak.

Tapi nyatanya aku terdorong untuk masak. Bukan. Paduka suami tak pernah memaksa. Ia berharap sedikit tentu, tapi tak pernah memaksa. Karena barangkali aku sendirilah yang menyadari: masak itu simpel, menyediakan panganan bergizi itu mudah. Potong timun tomat mentah (atau tumis bawang sayuran apapun yang lima menit jadi) serta tumis protein pun jadi sebagai rekanan karbo. Ditambah bumbu-bumbu. Variasikan sedikit.

Mungkin gaya memasak adat timur/asia yang fullset selalu membuatku bergidik. Sesekali aku sanggup tapi biarlah untuk keseharian kulakoni survival cooking but still (at least try to be) nutritious.

Hanya seonggok Muesli, gula aren bubuk, dan plain yoghurt.

Dan ini menginspirasi doa anehku padaNya
Ya Allah, ya Rahiim, Kau menyaksikan bahwa aku tak suka masak. Aku lebih suka dimasakin, dan makan enak. Tapi semoga setiap perjuanganku memasak Kau hitung sebagai kebaikan, dan ketidaksukaanku memasak tak mengurangi kesejatianku sebagai seorang perempuan. Aamiin.

--

--