3 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Social Distancing

Saat seluruh aktifitas harian tidak lagi bisa berjalan normal akibat pandemi COVID-19

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata
7 min readMar 23, 2020

--

Perkembangan penyebaran kasus COVID — 19 telah mencapai Indonesia dan terus berkembang. Hingga saat ini Indonesia sudah mencapai angka 100 lebih kasus terkonfirmasi dan sudah sepantasnya kamu mulai berpikir untuk mematuhi himbauan isolasi sosial. Tentu kamu akan berpikir, apa yang bisa dilakukan selama isolasi sosial dilakukan?

Saya akan memberikan beberapa ide dan saran tentang apa yang bisa kamu lakukan selama isolasi sosial berlangsung. Namun sebelum itu saya akan memaparkan beberapa hal yang kamu perlu ketahui tentang COVID — 19 dan isolasi sosial.

Mengenal COVID — 19

COVID — 19 merupakan penamaan yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat epidemi penyebaran virus Corona terjadi di Cina awal tahun 2020 ini.

Buat kamu yang sempat mendengar tentang virus Wuhan, ya itu adalah sebutan virus tersebut sebelumnya namun tidak lagi digunakan karena menimbulkan masalah sosial seperti diskriminasi dan gesekan sosial.

Virus ini adalah patogen yang menyebabkan gangguan pernafasan akut. Sehingga orang yang terjangkit akan mengalami pneumonia sehingga kekurangan oksigen dan kemudian akan meninggal. Namun kasus yang akut terbilang cukup rendah kemungkinannya dan bila ditangani dengan tepat penderita akan bisa sembuh meski sampai saat ini belum ditemukan obat ataupun vaksin untuk COVID — 19.

Sarana penyebaran COVID — 19 adalah melalui titik-titik air yang terbang saat seorang yang terjangkit virus mengalami batuk atau bersin. Di saat yang sama terdapat orang lain yang berada di dekatnya, sehingga orang tersebut akan beresiko terinfeksi COVID — 19.

Penularan dari manusia ke manusialah yang membuat kasus COVID — 19 menjadi pandemi global. Itu artinya jika penularan virus tidak terkendali, akan bisa mengakibatkan kekacauan di berbagai sektor.

Kasus COVID — 19 sampai hari ini (23 Maret 2020) telah terdeteksi sebanyak 353.243 kasus di 192 negara di dunia. Jumlah negara di dunia sendiri sejumlah 195 negara di dunia yang diakui oleh Perserkatan Bangsa-Bangsa (PBB). Itu artinya 98 persen dari seluruh negara di dunia mendapat kasus positif COVID — 19.

Sementara jumlah korban meninggal akibat virus ini sudah mencapai 15.408 orang yang tersebar di berbagai negara.

Negara dengan kasus positif terbanyak saat ini masih tercatat ada di Cina yang menjadi episentrum utama penyebaran COVID — 19 dan awal mula virus ini berkembang. Namun perkembangan di Cina sudah sangat berkurang karena penanganan yang tepat. Bahkan kabarnya Cina sudah mampu untuk membantu negara lain dalam hal penanganan dan mitigasi bencana virus ini.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

COVID — 19 di Indonesia

Di Indonesia sampai hari ini tercatat ada 579 kasus yang positif. Angka ini sudah melonjak drastis sejak diumumkan kasus pertama yang terdeteksi pada akhir bulan Februari yang lalu.

Sampai saat ini langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membuat Media Center untuk rilis resmi terkait kasus COVID — 19. Pemerintah Republik Indonesia juga sudah mengumumkan kasus ini sebagai Bencana Nasional. Namun meski sudah mencapai tahap bencana nasional, belum ada tanda-tanda adanya penguncian wilayah atau lockdown.

Penguncian wilayah disebut-sebut sebagai salah satu langkah yang efektif untuk menekan penyebaran virus COVID — 19 di Cina. Berkat Cina melakukan penguncian provinsi Hubei, provinsi yang menjadi pusat peredaran kasus virus ini. Selama satu bulan lebih provinsi tersebut dikunci dan tidak ada aktifitas sama sekali yang terjadi.

Tetapi pemerintah Indonesia sepertinya agak berhati-hati untuk melakukan lockdown wilayah terutama Jabodetabek yang memang menjadi pusat kegiatan utama di Indonesia. Penyebabnya adalah karena ada banyak resiko yang bisa terjadi jika penutupan wilayah terjadi. Itu sebabnya himbauan pada masyarakat hanya sebatas isolasi sosial.

Sebelum saya membahas tentang isolasi sosial, saya ingin membahas tentang lockdown, apa itu lockdown dan apa dampaknya pada kehidupan masyarakat.

Mitigasi bencana dengan metode lockdown

Dari referensi yang saya temukan, lockdown secara arti adalah mengurung gerak.

Apa yang dikurung ketika lockdown?

Lockdown bisa berupa macam-macam, bisa berupa lalu lintas, bisa berupa pengurungan informasi, bisa berupa pengurungan akses dan sebagainya.

Tujuan dari lockdown yang paling utama adalah agar tidak ada perubahan variabel akibat interaksi dengan pihak di luar wilayah atau ruangan. Sehingga orang, benda, atau informasi yang ada di wilayah lockdown tidak bergerak, tidak rusak, tidak mati atau tidak bertambah.

Itu mengapa sebenarnya lockdown tidak sebatas pada kasus COVID — 19 saja, tetapi lockdown juga dilakukan di saat situasi darurat lainnya.

Lalu apa yang terjadi ketika lockdown?

Saat lockdown diberlakukan, yang terjadi adalah sluruh akses keluar masuk ditutup. Pintu masuk dan keluar dari sebuah wilayah tidak akan dibuka untuk pihak-pihak yang berwenang. Sehingga siapapun yang tidak memiliki akses tidak akan bisa memasuki. Untuk lockdown di perkotaan, umumnya dilakukan di jalanan dengan barikade ataupun pagar.

Sementara dalam konteks COVID — 19, lockdown dalam skala nasoinal baru dilakukan oleh dua negara yakni Cina di Provinsi Hubei dan Italia di wilayah Lombardy yang mencakup 14 provinsi.

Belajar dari pengalaman Cina, lockdown di Provinsi Hubei dilakukan secara bertahap yang meliputi beberapa hal:

1. Penutupan perusahaan yang tidak esensial, pabrik dan perkantoran.

2. Penutupan sekolah-sekolah dan aktifitas luar ruangan termasuk berlalulintas di jalanan

Namun lockdown bukan tanpa resiko. Penutupan akses artinya di awal masa penutupan akan membuat orang di dalam wilayah merasa terancam dan berusaha untuk keluar wilayah. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena sebagai mamalia, manusia tetap membutuhkan ruang gerak, jika ruang atau kebebasan tersebut direnggut, kita akan merasa terancam.

Sementara menurut WHO, lockdown yang dilakukan oleh Cina di provinsi Hubei untuk COVID — 19 sebenarnya sangat tidak disarankan. Alasannya adalah karena hal itu bisa memperbesar resiko penyebaran dari pihak-pihak yang eksodus dari wilayah. Selain itu juga akan muncul resiko membahayakan pihak yang masih sehat

Namun menariknya, WHO tetap mengapresiasi tindakan Cina meski lockdown yang seperti itu terbilang baru dalam sains.

Penanganan COVID — 19 di Indonesia

Sementara di Indonesia pilihan untuk penutupan wilayah atau lockdown berpotensi untuk memicu masalah baru karena aktifitas masyarakat mayoritas bergantung pada kegiatan sehari-hari. Itu mengapa himbauan sosial distancing adalah sesuatu yang lebih dikedepankan oleh pemerintah Republik Indonesia.

Dan beberapa hari yang lalu, pemerintah mulai untuk menerapkan Rapid Testing. Langkah ini diambil dengan mencontoh situasi penanganan COVID 19 di Korea Selatan.

Situasi krisis seperti ini tentu membuat banyak orang panik dan resah. Semua tempat yang berpotensi untuk menjadi tempat berkumpulnya masa dilarang untuk digunakan. Mulai dari sekolah, perkantoran hingga mall dan warung. Tetapi tidak banyak yang merespon isu ini dengan serius. Sementara di sosial media, sepertinya warganet Indonesia sudah lebih teredukasi dan siap untuk mengisolasi diri apapun resikonya.

Produktif di masa social distancing

Saya tidak ingin membahas lebih jauh tentang bagaimana Indonesia menangani krisis virus ini. Saya lebih tertarik untuk memberikan beberapa inspirasi tentang bagaimana memanfaatkan situasi social distancing ini dengan aktifitas yang lebih bermanfaat.

Dari sosial media saya melihat bagaimana para pekerja dan karyawan yang awalnya bisa produktif di kantor malah kebingungan saat beraktifitas di rumah. Penyebabnya adalah karena bekerja di rumah lebih banyak distraksi dan gangguan. Untuk mereka yang tidak biasa bekerja di rumah tentu saja akan membuat stres meningkat.

Namun saya yakin pengalaman tersebut hanya akan berlangsung beberapa hari saja. Sebab bekerja dari rumah akan menjadi situasi normal yang baru. Semua orang melakukan social distancing dan menjalankan pekerjaan dari tempat tinggalnya masing-masing.

Nah, untuk kamu yang bingung mau beraktifitas apa di rumah. Ada baiknya kamu memanfaatkan momen krisis ini dengan aktifitas-aktifitas baru yang akan membuatmu memiliki kemampuan dan kualitas diri yang lebih baik. Sehingga saat krisis telah mereda dan usai, kamu bisa menggunakan kemampuan yang sudah kamu bangun atau bahkan karya yang sudah ada untuk menjalankan kembali aktifitas dan karir.

Apa saja aktifitas produktif yang kamu bisa lakukan di rumah menurut saya?

1. Buatlah projek pribadi yang ambisius

Apakah kamu ingat dengan target-target pribadi di awal tahun 2020 yang lalu? Sudahkah kamu menyelesaikannya? Atau sudahkah kamu mencapainya?

Jika memang belum, atau bahkan kamu tidak membuat target pribadi. Ada baiknya kamu menyelesaikan target tersebut saat ini. Saya yakin projek pribadi yang telah kamu susun itu tujuannya adalah untuk mengembangkan diri atau untuk membahagiakan diri.

Jadi tidak ada salahnya jika kamu menuntaskannya lebih awal atau mengerjakannya di saat krisis seperti ini. Selain karena kamu punya lebih banyak waktu luang, beban kerja juga masih relatif lebih sedikit dibandingkan dengan beban kerja jika kamu harus ke kantor.

Sayang sekali jika masa berdiam di rumah ini tidak kamu manfaatkan untuk pencapaian baru. Misalnya, kamu ingin bisa menulis buku, ya ini kesempatan untuk kamu menulis buku dengan fokus. Ada banyak lho buku legendaris yang lahir karena musim krisis. Salah satunya adalah buku novel Dracula karya Stoker.

Atau kamu ingin bisa membuat website yang lebih bagus dan keren. Waktu luang yang ada bisa kamu manfaatkan untuk memperbaiki website. Mumpung perhatian pembaca sedang tersedot ke isu COVID-19.

Ada banyak sekali projek pribadi yang bisa kamu lakukan! Jadi, lakukan sekarang ya.

2. Asah keahlian, ikuti kelas online

Aktifitas lain yang bisa kamu lakukan lainnya adalah meningkatkan keahlian. Meningkatkan keahlian saat ini cenderung lebih mudah karena ada banyak sekali kelas daring yang tersedia. Kelas-kelas daring ini banyak disediakan untuk membantu tidak hanya untuk para siswa dan mahasiswa tetapi juga para pekerja yang akhirnya harus beraktifitas di rumah agar tetap ada di rumah.

Kelas-kelas daring yang ada pun juga banyak memberi insentif dengan potongan harga ataupun menggratiskan kelas. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak meningkatkan kemampuan di masa seperti ini. Kapan lagi dapat ilmu dan pengetahuan dengan harga yang lebih murah.

3. Turut menyosialisasikan krisis COVID — 19

Buat kamu yang tidak tertarik dengan semua aktifitas yang saya sarankan di atas dan lebih ingin mengikuti perkembangan krisis COVID — 19 secara daring. Saya menyarankan kamu untuk ikut menyosialisasikan krisis COVID — 19 pada orang-orang di sekitar. Selain mungkin akan menjadi jawaban untuk rasa cemas yang kamu alami, menjadi relawan juga bisa memberikan kontribusi yang lebih nyata pada masyarakat.

Problem informasi di Indonesia adalah terlalu banyak informasi berseliweran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga mengakibatkan kebingungan informasi dan masyarakat menjadi menganggap krisis ini sebagai hal yang biasa saja. Padahal sebagaimana telah diumumkan oleh WHO, COVID-19 adalah pandemi yang berpotensi untuk menewaskan jutaan orang.

Nah, jadi kamu pilih aktifitas produktif yang mana? Semoga aktifitas apapun yang kamu lakukan selama social distancing bisa memberikan manfaat untuk kamu, keluarga ataupun masyarakat di masa krisis ini.

Selalu jaga kesehatan, makan yang cukup, tenangkan diri, jalani hidup higienis, hindari kerumunan, dan cukup istirahat. Semoga kita semua terhindar dari COVID — 19.

--

--

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.