Konsistensi Tiada Henti Selalu Semangat Berbagi
Konsisten, sebuah kata yang sangat berat amanahnya untuk dilakukan. Saya sendiri berulang kali untuk bisa mendisiplinkan diri agar bisa selalu konsisten mengisi rubrik TulisAja ini secara rutin. Namun tetap saja rasa malas kerap datang dan menangguhkan saya untuk bergerak dan menulis. Padahal, saya cukup paham bagaimana konsistensi merupakan sebuah kunci dari kesuksesan. Sebagaimana sebuah komunitas yang pada 2 tahun lalu saya pernah menjadi Kordinator Komunitas, kini telah menjadi komunitas yang dikenal luas berkat etos konsistensi.
Komunitas itu bernama Sebung Surabaya, atau Sego Bungkus Surabaya. Sebuah komunitas yang berkomitmen untuk mengajak masyarakat Surabaya untuk menyadari bahwa masih banyak orang yang membutuhkan di sekitar kita. Caranya sangat sederhana, yakni dengan mengajak siapapun untuk berbagi nasi bungkus setiap malam hari untuk para tuna wisma dan dhuafa.
Sebung pada tahun ini telah memasuki tahun yang kelima. Dimulai sejak akhir tahun 2012 oleh Made Arga Swarsa dan Aziz Fadliyansyah, komunitas yang mulanya hanya dari beberapa nasi bungkus ini sekarang telah menjelma menjadi komunitas nasional dengan beberapa cabang kota di Indonesia. Inspirasinya terus menggema ke penjuru Indonesia meski hanya bermodalkan nasi bungkus. Hingga akhirnya sebuah acara televisi di stasiun swasta nasional, Kick Andy di Metro TV melirik keberadaan Sebung Surabaya. Sang founder kemudian diundang untuk menjadi pembicara di acara yang kerap melejitkan nama-nama anak bangsa yang sebelumnya tidak pernah dikenal.
Saya sendiri berkesempatan untuk hadir di studio pada saat tapping program yang saat itu berjudul Yang Penting Gratis pada 13 Juli yang lalu. Ada tiga pembicara yang hadir, pembicara pertama adalah seorang dokter Firhana yang mampu membuka klinik gratis di Yogyakarta. Kemudian pembicara kedua adalah Made Arga Swarsa, co-founder Sebung. Dan terakhir adalah Julianto Eka, pebisnis penggagas sekolah Selamat Pagi Indonesia.
Dua pembicara selain sebung adalah dua orang senior profesional dibidangnya, sedangkan Arga sendiri masihlah seorang anak muda. Jelas perbedaan kualitas dari masing-masing gagasan yang telah dibangun bila dibandingkan dengan Sebung yang hanya di manage seadanya dari inisiatif anak-anak muda di Surabaya.
Awalnya saya menerka-nerka apa yang sebenarnya menjadi menarik dari Sebung di mata Andy Noya. Sebab Sebung sendiri memang tidak pertama kalinya diliput oleh media, beberapa media nasional seperti Trans 7 dan NET. TV pernah meliput. Secara judul episode pun, itu tidak menjelaskan penasaran saya. Namun ketika talk show dimulai, saya merasa bahwa rupanya Andy Noya berusaha memunculkan sosok anak muda yang berani untuk mengambil resiko berbagi secara gratis untuk sesama dan dilakukan secara konsisten. Dan itulah yang menjadi daya tarik.
Konsistensi Tiada Henti, Selalu Semangat Berbagi sejatinya adalah sebuah slogan yang saya gunakan di tahun kedua Sebung. Pada masa itu, saya bertanggung jawab menjadi Pengarah Kreatif atau Creative Director. Slogan ini kami gunakan untuk kampanye ulang tahun kedua yang saat itu dikordinatori oleh Febrian Kiswanto.
Slogan itu lahir karena saya merasa kunci dari keberlangsungan Sebung di tahun kedua adalah sebuah etos konsisten. Kami semua para penggerak, meski tidak terikat secara struktur harus memiliki komitmen konsistensi untuk selalu semangat berbagi. Harapannya adalah, di masa setelah itu, Sebung akan bisa terus hidup untuk berbagi pada sesama. Rasanya harapan itu terwujud, setidaknya hampir tiga tahun kemudian dengan Sebung yang bisa terus berkembang.
Saat ini Sebung Surabaya tidak hanya memiliki “cabang” di berbagai kota seperti Bandung, Samarinda ataupun Aceh. Tetapi juga telah dipandang sebagai komunitas yang berpengaruh di Surabaya. Arga beberapa waktu lalu berbincang dengan saya bahwa saat Sebung membuka open recruitment kepengurusan, ternyata peminatnya mencapai ratusan anak muda. Sesuatu yang mungkin dulu tidak pernah terpikirkan oleh kami semua. Sebab dulu kami hanya merekrut pengurus inti dari penggerak-penggerak terdeka.t
Konsistensi nyata-nyata memang merupakan sebuah etos yang misterius. Sebab pada mulanya, tiada siapapun dari kita yang mengetahui apa yang akan terjadi bila kita terus konsisten melakukan kebaikan seperti berbagi. Masa depan tidak ada yang pernah mengetahui, tapi kita harus menyadari bahwa di depan sebuah prinsip, terletak sebuah janji. Janji untuk melakukan apa yang telah kita jadikan sebuah prinsip hidup. Dalam konteks Sebung, prinsip itu adalah berbagi, apapun situasinya.
“Behind your feelings there is nothing, but behind every principle is a promise” -Eric Thomas-
Saya sendiri saat ini sedang merusaha untuk kembali ke jalur konsisten. Tidak hanya berkontribusi di rubrik ini, tapi juga konsisten untuk terus menebar inspirasi. Lewat Good News From Indonesia, ataupun TEKNOIA yang sedang saya rintis dua tahun ini.
Saya ingat, di komunitas Sebung, saya kerap kali menyampaikan “see you on top” pada kawan-kawan yang akhirnya harus “lulus” dari Sebung. Lulus dalam artian mereka tidak bisa lagi aktif, karena harus kembali ke kampung halaman ataupun mendapatkan kesempatan karir di kota yang baru. Mereka pulang dengan etos berbagi yang mereka serap di Surabaya dan tidak jarang mereka kemudian menanam benih berbagi di daerahnya masing-masing. Saya berharap suatu hari nanti kami semua bisa berkumpul bersama dipuncak kesuksesan masing-masing berkat semangat berbagi.
Sebung telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup saya secara pribadi. Pekerjaan pertama yang saya dapatkan setelah lulus kuliah pun sejatinya adalah peran dari berkomunitas yang pada saat itu saya aktif di Sebung. Pun dimasa sulit seperti depresi, Sebung pula yang berhasil memulihkan saya. Sungguh terlalu banyak hutang budi saya pada komunitas ini, dan tulisan ini hanyalah sedikit persembahan yang rasanya sangat tidak layak untuk sebuah rasa terima kasih bagi para pemuda-pemuda inspiratif di dalamnya. Meski begitu, izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Day 8
Jakarta Pusat
Memorabilia