Supernova Istimevva

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata
2 min readJan 12, 2019

--

Photo by ActionVance on Unsplash

Senja hari kala itu aku duduk memandangi jendela bus yang berhias bulir-bulir air. Mengalir kecil bagai sungai di dalam diri. Dalam lamunan aku berpikir keras menemukan arti yang tepat. Tentang sebuah pesan yang disampaikan oleh seseorang melalui ponsel pintar itu.

“Kita bisa menjadi sebuah ledakan besar. Mungkin sebuah supernova!”

Supernova? Aku termenung. Ledakan besar hasil sebuah sintesa atom-atom sederhana yang menghasilkan kehidupan yang baru. Apa artinya itu?

Jalanan yang basah memperlambat laju bus yang aku tumpangi.

Aku raih ponsel butut itu kemudian aku ketikkan sebuah kalimat.

“Bisa jadi, supernova itu sepertinya sangat indah.”

Tombol kirim aku tekan. Terkirim

Aku masukkan kembali ponsel yang dibeli dari hasil kerjaku itu ke dalam saku.

Aku tidak pernah tahu seperti apa itu supernova, tetapi para ahli teori dan ilmuwan selalu berusaha menvisualisasikan kejadian itu dengan keindahan. Kabarnya ledakan itu tampak seperti sebuah mawar, memerah di langit yang hitam. Aku tidak tahu, aku bahkan tidak pernah mempelajari itu di sekolah. Karena ilmu sosial adalah pelajaran yang aku geluti kala itu.

Mungkin karena terlalu banyak bergelut akhirnya aku jua yang kalah gelut dengan pelajaran-pelajaran itu. Aku tidak tahu apa kabar ilmu-ilmuku itu.

Sekarang, aku harus memikirkan tentang supernova. Betapa gilanya aku.

Nada pesan masuk terdengar lirih. Aku tahu, balasan pesan itu telah masuk. Segera aku raih lagi dan membuka pesan yang masuk.

Tepat, dari sosok itu lagi, sosok yang begitu suka dengan benda-benda langit. Ia begitu hapal rasi-rasi bintang. Sekaligus membayangkan seperti apa gambaran rasi itu di langit malam.

Aku? Aku hanya tahu beberapa rasi saja. Itu pun aku tidak tahu bagaimana menemukannya di langit malam. Tapi aku selalu senang mendengarnya mendongeng tentang rasi-rasi itu. Membuatku setiap subuh bersemangat berjalan kaki menembus dingin menuju rumah ritual itu sembari memandang langit yang selalu membuatku teringat tentangnya.

Ada apa denganku? Mengapa segalanya tiba-tiba menjadi tentang dia. Semuanya menjadi sebuah gemuruh dalam dada. Seakan sesuatu meledak-ledak diluar kendali jiwa. Inikah supernova?

Supernova yang menyala-nyala mengembalikan kehidupan yang sempat sirna. Mengubah yang layu menjadi tunas yang baru dalam ruang yang baru.

“Aku ingin mengenalkanmu pada orang tuaku. Sebagai supernova yang menggerakkan lagi kehidupan dalam hati.”

Begitu kata pesan itu. Aku hanya bisa terdiam membisu. Merasakan momen yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Rasa yang kini aku perjuangkan menjadi sebuah ikatan. Menggenggam tangan bersama kemudian berseru pada dunia bahwa kita adalah Supernova Istimewa.

Tulisan ini diikutkan dalam kegiatan #Sabtulis (Sabtu Menulis). Kegiatan menulis kolektif tentang gagasan, catatan, cerita dan atau ekspresi secara rutin di hari Sabtu. Mengenal diri, mengapresiasi diri, menjadi percaya diri.

--

--

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.