Tentang Berkumpulnya Orang-Orang Baik

Memaknai kehadiran dan eksistensi orang terdekat

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata
2 min readJun 1, 2019

--

Photo by Mike Scheid on Unsplash

Menjelang memutuskan segala kemungkinan terbangun dan dipertimbangkan. Menilai satu sama lain, mengintip satu sama lain. Kepo tiada batas. Tapi rasanya, semua perkumpulan hanyalah tentang bagaimana frekuensi itu cocok satu sama lain. Pertanyaannya tentu saja bagaimana mencocokkan frekuensi itu agar kita dapat berkumpul.

Mulanya aku berpikir bahwa frekuensi itu bisa dibangun. Aku bisa membangun persona seperti apapun yang aku inginkan untuk bertemu dengan siapapun. Ya memang benar aku bisa bertemu dengan siapapun, tapi jika aku berpikir tentang berkumpul. Itu adalah sesuatu yang sudah berbeda cerita.

Seperti pertemuanku dengannya, pertemuannya memang karena ingin bertemu dengan siapapun yang aku inginkan. Aku mengenal orang baru dengan sesuka hati, seluas-luasnya bahkan lewat aplikasi-aplikasi yang kerap dipandang negatif oleh orang lain, termasuk Anda yang saat ini membaca ini. Aku yakin dirimu bertanya-tanya, aplikasi dan interaksi apa yang sudah aku lakukan.

Tapi saranku, cepat-cepatlah melupakan itu. Tidak ada gunanya dan tidak ada faedahnya, pun aku tidak akan membuka apapu di sini. Sebab masa lalu itu sendiri juga menjadi resep yang menentukan bagaimana frekuensi dan gelombang membuat kami bisa berkumpul. Kami dalam hal ini adalah kedua keluarga. Bukan hanya aku dan istri.

Aku percaya, bahwa orang-orang baik akan dikumpulkan, diberi frekuensi yang sama satu sama lain. Bahwa ketika ada orang yang ternyata tidak lagi berkumpul, bisa jadi adalah sesederhana karena telah kehilangan frekuensi atau tujuan. Sehingga yang perlu dipertahankan adalah bagaimana menjaga frekuensi itu agar tetap in tune.

Saat kita telah in tune, biasanya peluang atau dalam hal ini perkumpulan akan memberikan ruang sesuai dengan frekuensi yang kita miliki. Sebagaimana yang aku alami di keluarga yang baru ini. Aku tidak pernah menyangka akan menambah silaturahim dengan keluarga besar, bahkan sebagai introvert itu terkesan sebagai sesuatu yang menyeramkan. Tetapi sebagaimana aku sadari dari awal, bahwa ternyata seleksi yang aku buat di aplikasi-aplikasi itu ternyata memang memberikan gambaran bahwa orang baik akan dipertemukan dengan orang baik.

Perkumpulan orang baik inilah yang harus benar-benar tetap dijaga. Agar kebaikannya dapat terus menyala dan menerangi dunia. Menjaga perkumpulan baik memang tidak mudah, akan melalui berbagai ujian dan cobaan, tetapi jelas kita hanya perlu untuk menjalaninya dengan sabar dan tekun.

Berkumpul sebagai sebuah keluarga memang tidak mudah, tetapi seperti kata-kata ibu, “berkeluarga itu sulit, tetapi menyenangkan.” Entah apa maksudnya tetapi yang aku pahami adalah ketika kesulitas diatasi dengan bergembira, hal itu akan memberikan manfaat dan kebaikan.

Jadi, sekarang apa tujuanmu berkumpul dan bersilaturahim di akhir Ramadan ini? Jangan sampai kita berkumpul dengan orang-orang yang buruk ya.

--

--

Bagus Ramadhan
Tulis Aja — Lubuk Ekspresi Kata

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.