Humba Dreams (2019): Visual Tanah Humba, Romansa, dan Kritik Sosial.

UGMtoday
UGMtoday
Published in
2 min readSep 6, 2020
Sumber: Antara

Tak banyak yang tahu kalau tahun lalu, selain merilis film Bebas, duo sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana merilis sebuah film independen, Humba Dreams. Berdurasi 83 menit dengan latar daerah Humba (Sumba), selain menyajikan keindahan alam dan budaya, film ini juga mengangkat isu sosial yang terjadi di sana.

Martin yang diperankan JS Khairen, mahasiswa film di Jakarta, dipanggil pulang ke Sumba oleh keluarganya. Keluarga Martin akan membuka wasiat yang diberikan oleh sang ayah yang telah meninggal. Wasiat tersebut berbentuk sebuah rol film yang ternyata keadaannya sudah rusak. Martin harus bisa memperbaiki dan memutar film itu. Perjalanan untuk mempelajari perbaikan rol film ini yang menjadi menarik karena Martin mengalami banyak pengalaman. Di tengah pencariannya, Martin bertemu dengan Ana (Ully Triani), yang nantinya akan memberikan warna lain dalam hidup Martin.

Martin pulang ke Sumba dengan perasaan terpaksa, karena ia juga meninggalkan proyek film tugas akhir di Jakarta. Rencananya untuk tinggal hanya 3 hari, tidak terwujud. Justru, Martin belajar banyak tentang film di sana dan jatuh cinta kepana Ana.

Seperti kebanyakan film independen atau film “arthouse”, Humba Dreams tidak memiliki banyak dialog. Ekspresi karakter dan visual alam Sumba menjadi kunci utama film ini. Scoring film yang dikerjakan oleh Aksan Sjuman, menambah unsur magis film ini. Musik dan lagu yang digunakan juga tidak asal pilih tanpa makna. Seperti lagu “Menanti” yang dinyanyikan Mien Lesmana, memiliki arti tersendiri di setiap momen lagu itu diputar.

Isu sosial yang diangkat memang tidak mendominasi, tapi bisa menjadi penggambaran sebuah isu yang nyata terjadi dan bisa dianggap sebagai kritik sosial. Tenaga kerja dari Sumba banyak yang tidak kembali ke tanah Humba tanpa kabar yang jelas. Keluarga hanya bisa mencari mereka melalui radio setempat yang hanya bisa menyiarkan tanpa melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

Pelakon dalam film ini pun bermain dengan meyakinkan. JS Khairen bermain dengan meyakinkan, berevolusi menjadi tokoh Martin dengan segala masalah dan kegelisahannya. Ully Triani memainkan tokoh Ana yang mengalami permasalahan tidak mudah dan selalu memendam emosinya dengan baik. Pemain dari warga setempat pun mampu berakting dengan baik.

Bermodalkan keindahan tanah Humba, Humba Dreams tidak hanya menitikberatkan unsur visual dan romansa, tetapi juga memberikan porsi budaya dan kritik sosial yang seimbang dan berhasil menjadi salah satu film terbaik yang diproduksi Miles Films. Film ini berhasil memenangkan Piala Maya kategori Film Non-Bioskop Terbaik dan tayang di beberapa festival film internasional. Humba Dreams dapat ditonton di Netflix.

Kontributor: Ari Nugroho (@ari_nugro)
Penyunting: Rizqona Faqihul Ilma (@rizqonafi)

--

--

UGMtoday
UGMtoday

Portal informasi gamatizen yang dikemas secara baru, berbeda, dan kekinian. Sama aku aja~ #ugmtoday #gamatizen