Kemenangan Joe Biden Akan Menguntungkan Indonesia, Tepatkah Berspekulasi?

Penghitungan suara dalam pemilihan umum presiden di Amerika Serikat menghasilkan kemenangan bagi kandidat presiden Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris. Pasangan ini meraup jumlah suara elektoral sebanyak 290, dua puluh angka melebihi jumlah minimal suara elektoral yang diperlukan untuk menang dari Donald Trump-Mike Pence. Kemenangan tersebut diproyeksikan akan membawa dampak positif bagi Indonesia terutama pada bidang ekonomi dan hubungan regional.

Safira Aulia Tamam
UGMtoday
3 min readNov 9, 2020

--

Joe Biden (77) dan wakilnya, Kamala Harris sebagai presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik secara resmi pada Januari 2021 (Sumber foto: Photo News/flickr)

Banyak pihak memang mengharapkan kemenangan Biden karena dianggap akan menghasilkan kebijakan ekonomi dan perdagangan AS yang menguntungkan Indonesia. Ketidakpastian ekonomi yang dialami selama empat tahun ke belakang akibat adanya perang dagang AS dengan China diharapkan dapat dipulihkan di tangan Biden.

“Jika Biden terpilih, maka ketegangan dalam perang dagang akan berkurang, permintaan barang Indonesia akan meningkat dan juga modal atau investasi yang mengalir di dalam negeri,” kata Bhima Yudhistira Adhinegara, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), pada The Conversation.

Kebijakan Biden diyakini akan berpengaruh pada pasar keuangan Indonesia di mana diperkirakan nantinya akan ada aliran modal asing ke dalam negeri. Investor AS yang selama ini bermain aman dengan membeli emas, dolar, dan yen Jepang akan mulai terjun ke pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Tak hanya terkait ekonomi dan investasi, kemenangan kandidat presiden dari Partai Demokrat ini nantinya diperkirakan dapat mendongkrak komoditas pertambangan Indonesia. Rencana Biden untuk menginvestasikan $2 triliun dalam energi hijau dan proposalnya untuk melarang sewa baru untuk pengeboran minyak dan gas di lahan publik diharapkan dapat meningkatkan sektor pertambangan nonmigas Indonesia terutama nikel dan batu bara.

“Kebijakan ini akan bagus untuk sektor nikel karena kebutuhan baterai (untuk mengganti migas) meningkat,” kata Suria Dharma, analis dari perusahaan Samuel Sekuritas pada The Jakarta Post.

Dalam hal hubungan internasional, terpilihnya Biden membawa angin segar yang tak banyak didapat selama empat tahun ke belakang.

“Kita akan melihat lebih banyak kemitraan regional, atau mungkin, dia akan menghidupkan kembali TPP (Trans-Pacific Partnership). Atau akhirnya, kita akan melihat perjanjian perdagangan bebas (FTA) di Asia-Pasifik,” ujar seorang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, kepada Jakarta Globe.

Biden juga dinilai tidak akan terlalu konfrontatif dengan sekutu AS dalam membela kepentingan mereka untuk melawan China. Hal ini diperkirakan akan menjadi pendekatan yang seharusnya menguntungkan negara-negara ASEAN di mana AS diperkirakan akan meningkatkan kerja sama militer kepada mitranya di ASEAN, termasuk Indonesia.

“Misalnya, Amerika Serikat dapat menawarkan pengaturan perdagangan bebas dan meningkatkan kerja sama militer kepada mitranya di kawasan. Dalam konteks ini, ada potensi negara-negara ASEAN untuk melawan China dan Amerika Serikat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk sendiri,” kata Michael A. Witt, profesor strategi dan bisnis internasional di Sekolah Pascasarjana Insead, pada Jakarta Globe.

Meskipun begitu, perkiraan-perkiraan tersebut belumlah absolut. Beberapa pihak bahkan menilai kemenangan Biden akan merugikan Indonesia di beberapa sektor. Hal ini dikarenakan Biden dianggap akan berfokus untuk membenahi pemerintahan negaranya sendiri terlebih dahulu, termasuk terkait penekanan defisit anggaran AS yang nantinya akan berdampak pada menguatnya Dollar AS dan melemahnya nilai tukar Rupiah.

Perhatian Partai Demokrat terhadap isu-isu yang masih belum menjadi fokus utama pemerintahan Indonesia seperti hak asasi manusia dan lingkungan juga dianggap akan menyulitkan insentif dan kerja sama antar dua belah pihak.

“Partai Demokrat kalau mau ngasih banyak banget syaratnya, human rights, harus dimasukkan, yang begitu-begitu,” ujar ekonom senior Faisal Basri dalam webinar DPP PAN, Rabu (4/11).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sendiri berharap terpilihnya Biden-Harris sebagai pemangku jabatan Presiden dan Wakil Presiden AS ini dapat menjadi sebuah harapan untuk kerja sama dan kemitraan Indonesia-AS yang lebih kuat untuk jangka waktu setidaknya empat tahun ke depan.

Dalam unggahan pemberian selamat melalui akun Instagram-nya @jokowi, Joko Widodo menyampaikan keinginannya untuk mendorong kerja sama antar dua negara ini di bidang ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme demi kepentingan warga negara Indonesia dan AS.

--

--

Safira Aulia Tamam
UGMtoday

Not a really journaling type of person but oh well 🤷🏻‍♀️