Pemilwa Daring Jadi Solusi Pesta Demokrasi Mahasiswa UGM di Tengah Pandemi

Kendati terhalang pandemi, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) UGM tetap melaksanakan Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) tahun ini. Dengan bantuan teknologi dan kerja sama berbagai pihak, serangkaian acara yang bersifat tahunan ini akan dilaksanakan secara daring dengan puncak Pemilwa pada 16–18 November 2020.

Safira Aulia Tamam
UGMtoday
3 min readNov 13, 2020

--

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pemilwa UGM tahun ini akan dilakukan secara daring melalui akun Simaster setiap mahasiswa dan akan dilaksanakan pada 16–18 November 2020. (Sumber foto: Element5 Digital/Unsplash)

Dalam konferensi pers KPUM UGM yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube KPUM UGM pada Minggu (8/11) lalu, disebutkan bahwa Pemilwa tahun ini akan memanfaatkan Sistem Informasi Terintegrasi (Simaster) yang memang telah biasa digunakan UGM dan mahasiswanya dalam mengintegrasikan data dan urusan akademik mahasiswa. Dalam durasi waktu pemilihan selama tiga hari tersebut, seluruh mahasiswa UGM berstatus aktif dapat memilih calon presiden mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) melalui akun simaster masing-msing.

“Nantinya ketika hari-H Pemilwa, para mahasiswa terdaftar dapat mengakses SIMASTER. Kemudian, mereka dapat memilih menu Survei di sana. Setelah itu, mereka bisa memilih kandidat capresma atau DPM sesuai pilihan masing-masing,” terang Ketua KPUM UGM, M. Yusuf Ridwan dalam konferensi pers daring tersebut.

Tak hanya itu, KPUM juga menyatakan bahwa Pemilwa 2020 akan tergabung dengan pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas yang tersebar di 15 fakultas.

“Kami mengajak seluruh Keluarga Mahasiswa di UGM untuk ikut memilih dalam Pemilwa UGM 2020,” ajak Ridwan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam pemilwa daring yang baru pertama kali diselenggarakan ini, KPUM bekerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya Direktorat Pendidikan dan Pengajaran untuk memperoleh data nama mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan sebagai pemilik data pribadi mahasiswa, dan Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi dalam mengoperasikan Simaster.

Tak hanya di hari-H Pemilwa, keseluruhan tahapan acara mulai dari verifikasi partai dan calon presiden mahasiswa, deklarasi damai, pengambilan nomor urut, debat calon presma, kampanye, dan sosialisasi Pemilwa juga dilaksanakan secara daring. Seluruh rangkaian Pemilwa tersebut diunggah dan disiarkan melalui berbagai platform media sosial KPUM dan para kandidat yang akan dipilih, misalnya melalui Instagram, Youtube, LINE, Twitter, Spotify, serta situs web resmi KPUM.

Meski begitu, banyak pihak yang mengkhawatirkan persoalan keamanan Pemilwa, yakni kemungkinan akan adanya kecurangan di hari-H Pemilwa akibat sistem yang dilaksanakan secara daring ini. Menjawab keresahan tersebut, pihak KPUM pun meyakinkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa kali uji coba sistem ini dan sejauh ini tidak ada kendala berarti. Uji coba dalam tingkat universitas juga telah dilaksanakan Senin (9/11) dan Selasa (10/11) lalu.

Momen Pemilwa UGM 2020 yang berdekatan dengan diselenggarakannya Pilkada Serentak 2020 pada Desember nanti juga sempat menimbulkan perdebatan akan pelaksanaannya. Hal ini disebabkan pemilihan langsung dalam kondisi pandemi ini yang dikhawatirkan dapat menyebabkan munculnya kluster penyakit Covid-19 baru. Oleh karena itu, KPUM UGM pun memutuskan untuk menyelenggarakan Pemilwa ini secara daring.

“Daripada menganggap pandemi sebagai halangan, kami lebih memandangnya sebagai sebuah tantangan. Termasuk Pemilwa ini, kami ingin membuktikan bahwa pemilu dan pandemi bukanlah kata yang berlawanan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia sekarang, kita bisa mewujudkan bagaimana demokrasi tetap berjalan tanpa menimbulkan kekhawatiran akan meningkatkan penyebaran Covid-19,” ujar Pandu Wisesa Wisnubroto, Komisioner Legal KPUM UGM.

Nantinya, jika Pemilwa ini berhasil, diharapkan dapat menjadi purwarupa dan percontohan nasional bagi instansi dan lembaga perguruan tinggi lainnya dalam mengadakan pemilihan serupa di tengah pandemi, tanpa perlu khawatir soal adanya kluster pandemi baru.

“Prinsip utama kami adalah bagaimana demokrasi dapat berjalan optimal dengan tidak menimbulkan permasalahan baru, dalam hal ini adalah penyebaran Covid-19,” pungkas Ridwan dalam menutup konferensi pers daring tersebut.

--

--

Safira Aulia Tamam
UGMtoday

Not a really journaling type of person but oh well 🤷🏻‍♀️