Rekomendasi Film Pendek Lokal yang Njawani Banget

UGMtoday
UGMtoday
Published in
3 min readSep 5, 2020

Ceritanya nggak kalah menarik dari Tilik lho, Gems!

1. Lemantun (2014), 21 menit

Lemantun adalah sebuah film karya Wregas Bhanuteja. Film ‘Lemantun’ menceritakan tentang kegaduhan sebuah keluarga perihal pembagian warisan. Uniknya, sang Ibu dalam film ini menjadikan masing-masing lemari sebagai bentuk warisan kepada lima anaknya. Lemari menurut kepercayaan sang Ibu diibaratkan sebagai sebuah simbol dari rahim. Kisah Lemantun yang digambarkan secara apik mengajarkan sebuah kultur Jawa yang sering disebut ‘nerimo’/’nriman’ (acceptance).

2. Anak Lanang (2017), 15 menit

Anak Lanang (2017) merupakan salah satu karya Ravacana Films yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. Film ini juga berhasil mendapatkan “Outstanding Achievement” di Indonesian Film Festival (IFF) Australia ke-14 kategori Short Film Competition. Anak Lanang bercerita mengenai empat orang anak yang membahas kehidupan sehari-hari mereka di atas becak. Secara kebetulan, hari itu adalah Hari Ibu. Proses pengambilan gambar hanya membutuhkan waktu sehari di Yogyakarta dan melibatkan kurang lebih 25 anak-anak.

3. KTP (2017), 15 menit

Film ini diproduksi oleh Asa Film dengan lokasi di daerah Imogiri, Yoogyakarta. Film “KTP” menceritakan tentang petugas kecamatan bernama Darno yang mendatangi rumah Mbah Karsono untuk membuatkan KTP. Permasalaan dimulai saat pengisian kolom agama, Mbah Karsono menjawab ‘Kejawen’. Sedangkan di Indonesia hanya ada 6 agama yang diakui. Pelajaran menarik dari kisah ini adalah semangat gotong-royong yang dicerminkan warga untuk mengurus Mbah Karsono yang tidak memiliki KTP karena tak ingin mengakui agama yang lain selain Kejawen.

4. Natalan (2015), 28 menit

Film Natalan (2015) karya Sidharta Tata (Kebon Studio) mungkin akan terasa dekat dengan budaya ‘mudik’ atau pulang kampung bagi perantau untuk merayakan hari raya bersama keluarga. Film ini mengisahkan tentang seorang anak sulung, dibintangi oleh Ramon Y Tungka, yang memilih untuk tidak pulang ke rumah ibunya dan malah memilih untuk menghabiskan waktu di rumah mertuanya. Film ini mengajarkan tentang kerinduan seorang ibu yang rela disembunyikan demi anaknya.

5. Nilep (2015), 9 menit

Nilep (2015) adalah sebuah karya dari Wahyu Agung Prasetyo (Ravacana Films) berkisah tentang sekelompok anak-anak yang tengah berkumpul di pos kamling. Mereka berdebat tentang seorang anak yang mencuri mainan hingga mereka menyalahkan satu sama lain. Pada akhirnya, anak yang mencuri mainan tersebut mengembalikan mainan yang dicurinya dengan memanfaatkan jasa pengiriman pos. Film ini menggambarkan tentang kepolosan anak-anak dalam berperilaku namun memiliki sisi positif yang dapat dipetik yaitu kejujuran dan bertanggung jawab.

6. Nyumbang (2015), 22 menit

Nyumbang merupakan karya Montase Fim yang meraih penghargaan film terbaik dalam Anti Corruption Film Festival (ACFFest 2015). Dengan kisah yang membumi, Nyumbang (2015) memberikan satu gambaran tentang budaya masyarakat Indonesia di wilayah pinggiran dan pedesaan, khususnya di Jawa. Film ini mengisahkan tentang tuntutan seseorang yang keadaan ekonominya terhimpit namun terpaksa menyumbang dalam sebuah hajatan karena takut dikucilkan atau menjadi bahan omongan warga.

Itulah beberapa rekomendasi film pendek bercita rasa lokal ala UGMToday yang bisa menemani hari-harimu dan bakal dibuat relate dengan kisah-kisahnya!

Penulis: Esya

--

--

UGMtoday
UGMtoday

Portal informasi gamatizen yang dikemas secara baru, berbeda, dan kekinian. Sama aku aja~ #ugmtoday #gamatizen