Story of Kale: Ketika Seseorang Terjebak dalam Toxic Relationship

Whafir Pramesty
UGMtoday
Published in
4 min readOct 28, 2020
Sumber: Visinema Pictures

Setelah sukses menayangkan film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) pada awal tahun 2020, kini Angga Dwimas Sasongko merilis Story of Kale: When Someone’s in Love pada 23 Oktober 2020. Sempat ramai di media sosial, Story of Kale disambut meriah oleh netizen.

Film berdurasi 77 menit ini merupakan spin-off dari film sebelumnya, dengan memusatkan karakter Kale sebagai sosok yang diceritakan. Masih diperankan oleh Ardhito Pramono, karakter Kale menjadi karakter paling memorable dari NKCTHI. Pasalnya, jika sudah menonton NKCTHI, pasti kita akan melihat sosok Kale yang memberi harapan palsu kepada Awan, atau bahasa bekennya ‘fuckboy’.

Diceritakan bahwa Kale dekat dengan Awan namun enggan menjalin hubungan asmara. Nah, Story of Kale menjadi jawaban atas kekecewaan penonton terhadap sikap Kale kepada Awan.

Awas spoiler!

Story of Kale bercerita tentang Dinda yang menjadi korban toxic relationship atas kekerasan pacarnya, Argo. Suatu ketika terjadi pertengkaran di belakang panggung, Kale mengambil langkah untuk menolong Dinda lepas dari Argo. Alhasil, Kale menerima bogem mentah dari Argo karena dianggap mencampuri hubungan orang lain.

Kale menilai hubungan mereka tidak sehat dan memaksa Dinda untuk meninggalkan Argo saja.

Singkat cerita, Kale dan Dinda yang sudah kenal lama sebagai rekan kerja, memutuskan untuk berpacaran demi membahagiakan satu sama lain. Kale yang minim experience dalam hubungan percintaan ini rela memenuhi semua keinginan Dinda agar dapat membahagiakan. Namun, sikap Kale yang seperti itu malah berujung ironi.

Selengkapnya, dapat kalian tonton di bioskoponline.com dengan harga 10k.

  1. Alur maju mundur yang gampang dimengerti

Dibuka dengan adegan mengejutkan di mana Dinda mengucapkan kata ‘putus’ kepada Kale, kita dibawa ke masa lalu saat awal pertemuan Kale dengan Dinda. Akan banyak flashback yang terjadi untuk mengajak kita mendalami setiap karakter.

Di sini kita akan melihat bagaimana sifat asli Kale yang sesungguhnya bertentangan dengan karakter Kale di NKCTHI. Kita juga akan menemukan alasan Dinda memilih untuk menyudahi hubungannya dengan Kale.

Meskipun menuntut penonton untuk fokus pada setiap adegan, Story of Kale dapat menghadirkan scene alur maju mundur dengan sederhana. Setiap transisi dan perpindahan alur secara halus membuat cerita mudah dicerna dan tidak membingungkan penonton.

2. Gambaran toxic relationship yang relateable

Toxic relationship menjadi problematika yang sering kita temui pada setiap pasangan, khususnya kisah percintaan anak muda. Story of Kale sukses mengangkat tema toxic relationship yang secara nyata berdampak pada hubungan tidak sehat.

Ketika Dinda berpacaran dengan Argo, bentuk toxic relationship yang terlihat di antaranya: kekerasan fisik, gaslighting, membentak, dan menyudutkan korban agar merasa bersalah. Sifat Argo yang emosional memaksa Dinda untuk menuruti semua permintaannya. Bodohnya, Dinda terus bertahan dengan asumsi semua akan baik-baik saja dan percaya bahwa Argo akan berubah.

Toxic relationship juga tergambar dengan cara yang lebih halus ketika Dinda berpacaran dengan Kale. Sifat cemburuan Kale dan cenderung mengatur segala keputusan membuat Dinda merasa terkekang. Bahkan, perasaan memiliki dan ingin menjaga yang berlebihan malah membawa Kale pada kegagalan cinta.

Story of Kale mengajarkan bahwa yang bisa menjamin kebahagiaan adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.

3. Akting Ardhito Pramono dan Aurelie Moeremans yang apik

Peran Ardhito memperlihatkan karakter Kale yang berbeda dari film sebelumnya. Adegan bahagia, menangis, marah, hingga cemburu buta dilibas habis oleh Ardhito. Apalagi adegan Kale saat emosional tinggi menaikkan kualitas aktingnya.

Kegagalan cinta yang semula terlihat baik-baik saja mampu mengisyaratkan bahwa peran fuckboy pada NKCTHI bermula dari ketulusan Kale yang berakhir sia-sia. Sebagai seorang penyanyi, Ardhito dinilai cukup sukses dalam aktingnya sebagai Kale pada spin-off film ini.

Begitu pun dengan Aurelie Moeremans yang memerankan sosok Dinda dengan sangat apik. Kualitas akting Aurelie sudah tidak diragukan lagi, ia totalitas memerankan perempuan yang berada dalam toxic relationship.

Aurelie berhasil menarik empati penonton dalam memainkan emosi seperti perempuan yang benar-benar terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Ketakutan-ketakutan saat dibentak Argo terlihat nyata melalui raut mukanya. Terlebih, saat ia mengaku baik-baik saja setelah bertengkar, memperlihatkan sosok Dinda yang nrima.

4. Soundtrack lagu-lagu karya Ardhito Pramono menjadi nilai plus

Menonton Story of Kale, kita akan disuguhi lagu-lagu karya Ardhito Pramono. Bagi penggemar Ardhito, tentu hal ini menjadi nilai plus karena selain dapat menonton film yang dibintangi, juga dapat menikmati lagunya secara bersamaan.

Tiga lagu ciptaan Ardhito yang akan menemani menonton Story of Kale adalah ‘Sudah’, ‘I Just Couldn’t Save You Tonight’ dan ‘I Can’t Stop Loving You’. Menariknya, lagu-lagu ini mampu membawa suasana hati penonton hanyut di setiap adegan yang muncul. Penonton juga akan disuguhkan penampilan duet Ardhito dengan Aurelie dalam menyanyikan lagu I Just Couldn’t Save You Tonight yang diciptakan khusus untuk film Story of Kale.

Kedua lagu dari Band Arah yang berjudul ‘Awal dan Akhir’ serta ‘Tomorrow You’ll be Gone’ juga turut mengisi soundtrack film ini. Bahkan, para personil Band Arah juga ikut bermain dalam film ini; yakni Azizah Hanum, Roy Sungkono, Tanta Ginting, dan Gilbert Pohan.

--

--