Pasrah
Biarkan saja mati
Lalu lari ku pergi
Biarkan saja tabu
Lalu sendu ku meragu
Ah, persetan dengan bimbang!
Toh aku cuma pendoa yang merindu
Yang mencintai ego-mu, antagonis sebagai kawanku.
Dingin, membeku, menampar gelagah sukmaku
Tegas, membungkam aku yang hampir gagu
Lunglai, biar lumpuh rasaku
Biar mati sekalian di peraduan palungmu
Seraya ku rengkuh semu raga itu
Tatkala mendamaikan diri antara kamu dan kalbu
Ia, bersama hati yang rapuh
Menyerah
Mengaku kalah
Ia takut, tatkala kau ku sentuh
Kau patah
Hancur menjadi antah berantah
Lalu menghilang
Meninggalkan aku yang malang
Yogyakarta, 24 Februari 2016