Si Buruk Rupa

Ulfa Setyaningtyas
Ulfa’s Journal
Published in
1 min readNov 20, 2019

Si Buruk Rupa, ingin menjadi maha karya

Menjadi estetik di mata Si Cantik

Alih-alih memberi temaram

Kekasihnya menawari malam dan hitam

Sungguh …

Ia hanya ingin menjadi gerimis, bukan tangis

Hanya ingin menjadi bara, bukan luka

Ingin menjadi cerutu, bukan menjadi abu

Bahkan untuk menjadi malam pekat ‘tuk sekedar melepas penat

Ia kehilangan tempat, untuk menyambut dan bersambat

Pada balada yang semestinya tamat, dunia lagi-lagi berkhianat

Lalu ke mana lagi ia harus mengembara?

Tempat ini sudah tak tersisa

Lalu ia bertanya jalan menuju neraka

Tempat mulia jiwa-jiwa yang berdosa

Tapi kekasihku itu awalnya milik surga

Ia jatuh dan terluka di tubuh manusia

“Jiwaku” itu, awalnya murni tak ternoda

Tolong, aku tak tertolong

Mengapa hanya dengan kosong?

Dengannya aku selalu merongrong

--

--