Chapter 4

Yolanda Febriani
Unconditionally
Published in
3 min readJul 18, 2016

Best friend

Aku baru saja selesai mandi. Sekarang aku sedang bersiap untuk pergi makan malam, merayakan ulang tahunku. Aku mengenakan dress pendek berwarna hitam ber-renda dengan model off shoulders. Aku bukan tipe perempuan yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk memakai makeup. Aku hanya memakai bedak tipis dan memulas lipstik ke bibir ku. Setelah siap, aku turun ke bawah untuk memakai sepatu. Dibawah sudah ada Dad dan Rachel, dia sedang berkaca dari handphone nya sembari berfoto. Seperti kubilang sebelumnya, dia 180 derajat berkebalikan denganku. Rambutnya tidak hanya di curly tetapi juga di atur sedemikian rupa seperti akan pergi ke sebuah pesta pernikahan. Wajahnya lengkap dengan makeup mulai dari eye liner, mascara, eye shadow, blush on dan liptint berwarna kontras.

"Sudah siap?" tanya Dad.

"Sudah. Tinggal memakai sepatu. Mom belum ya?" kata ku.

"Sebentar, Dad beritahu Mom dulu kita sudah siap."

10 menit kemudian, Mom turun. Aku rasa aku tidak perlu bilang kenapa ia turun paling lama. Mom pernah bilang, Rachel mengingatkannya pada dirinya sewaktu masih muda dulu. Kami berangkat dan sampai tepat jam 7 malam. Aku memilih restoran Italia dekat rumah kami. Saat sedang menunggu makanan, handphone ku bergetar. Ada pesan masuk.

Happy birthday Fleu! Wish you all the best in life.. Long time no see, how are you?

Melihat nama nya saja aku sudah tersenyum. Entah sudah berapa lama, but I still have a feelings for him.

Thank you :)
I’m grand. You?
Yes, such a years. Hope to see you soon. Kapan kamu pulang, stef?

Ia Stefan. Sahabat ku sejak kecil. Ia pindah ke Australia saat kami berumur 10 tahun. Ia kembali ke Amerika 5 tahun kemudian. Tetapi sekolah kami berbeda, sehingga kami jarang bertemu. Sekarang ia kuliah di Massachusetts, sudah lama aku tidak bertemu dengan nya. Dia sempat pulang beberapa kali tetapi selalu bentrok dengan jadwal ku sehingga aku tidak bisa bertemu dengannya.

Dia belum membalas lagi, kebetulan makanan kami sudah datang. Aku mulai makan sambil sesekali bercerita dengan keluargaku.

I’m fine too.
My holiday starts next month. Maybe around the second week. Perhaps, we can meetup later?

Mungkin saat ia kembali pulang waktu itu, aku begitu lega dan bahagia. Disitulah aku sadar, aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat.

Yeay! I’ll see you soon then?
P. S: Berdoa saja semoga tidak bentrok dengan jadwalku lagi.

Kami sudah selesai makan malam, Mom sudah mengajak untuk pulang tapi Rachel membujuk Dad supaya mau ikut menonton film di bioskop.

"Ayolah Dad. Ini aktor kesukaan Dad." kata Rachel.

Padahal masalah nya ada di Mom. Mom kurang suka menonton film, apalagi jika genre nya fantasy atau science fiction.

"Ini genre action Mom, seru kok. Ikut ya Mom?" tanya ku.

Mom melirik Dad dan Rachel mulai memasang muka "kumohon". Dad merangkul Mom menuju mobil, misi pembujukan berhasil.

Saat kami keluar dari restoran, segerombolan anak laki-laki berpapasan dengan kami. Aku mengenali dua orang diantaranya.

"Fleurette? Hai! Baru selesai makan?" tanya Ken.

"Iya." kata ku.

"Kamu tinggal dekat sini?" kenapa orang ini terus menerus menanyakan tempat tinggal ku? Aku jadi berprasangka buruk terhadapnya.

"Tidak terlalu. Rumah kami 5 blok dari sini, kami makan malam disini karena hari ini ulang tahun Fleu." kata Rachel tiba-tiba.

Aku sungguh tidak habis pikir dengan Rachel. Mudah sekali anak ini memberitahu tempat tinggalnya ke orang asing.

"Oh! Birthday girl!" teriak Mark. Orang ini benar-benar menyebalkan.

Sekilas aku melihat Ken melirik Mark, menyuruhnya untuk diam. Mark dan teman-temannya yang lain masuk ke dalam restoran duluan, meninggalkan Ken.

"Happy birthday Fleu.." kata Ken sambil menyalami ku.

"Thank you."

Mom dan Dad sudah hampir sampai di mobil.

"Maaf, aku harus pergi duluan. Bye."

"Oh okay. Hati-hati di jalan, sampai jumpa!" Aku tidak menjawab lagi, hanya tersenyum kemudian menyusul masuk ke dalam mobil.

Handphone ku bergetar lagi

Oh, not again young lady. This time you gotta see me. I will follow you to your class if it necessary. I'll see you very soon!

--

--

Yolanda Febriani
Unconditionally

She falls in love with words so deeply that somehow she drowns in the beauty of them