Recycle

Jakarta, The Sinking Region

Riziq Syihab
Urban Reason
Published in
3 min readApr 16, 2018

--

“Today, 40 percent of the city (Jakarta) is below sea level.” according to a 10-year study by a team of geodynamics experts from the Institute of Technology Bandung.

“Jakarta is a bowl, and the bowl is sinking,” said Fook Chuan Eng, senior water and sanitation specialist with the World Bank, who oversees a $189 million flood mitigation project for the city.

Dan inilah Jakarta, Ibukota Negara Indonesia yang memiliki agregat penduduk sebesar 9.6 juta jiwa (2010). Lengkap dengan kumpulan gedung pencakar langit serta rumah-rumah padat (terkadang kumuh) yang saling ditautkan oleh pergerakan kendaraan diatas jalan-jalan yang penuhnya bukan kepalang.

Pernahkah anda bayangkan, dibalik kemegahan dan segala fasilitas lengkap yang sedang berdiri diatas Jakarta saat ini pada akhirnya akan memakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh ibukota negara tersebut. Pada awalnya kita hanya memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan primer yang berkenaan langsung dengan masyarakat seperti air, lahan, makanan, energi dllnya sebagai tujuan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah . Namun, memasuki abad 21 ini kita mulai menyadari bahwa segala pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas di Jakarta kembali membawa implikasi lain bersamanya yaitu menurunnya permukaan tanah di Kota Jakarta.

Dikonfirmasi oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA), Jakarta saat ini telah mengalami penurunan muka tanah 5–12 cm per tahun. Pernyataan itupun diperkuat oleh klaim dari tim geodesi ITB yang telah melakukan riset sejak 1997. Mereka menyebutkan bahwa Jakarta saat ini sedang tenggelam dengan kecepatan 3 inci pertahun, bahkan dikawasan pesisir Jakarta Utara, kecepatan tenggelamnya dapat menyentuh angka 11 inci pertahun. Jelas mereka tidak sedang bercanda, seluruh titik “sprawl” di Jakarta Utara seperti Kali Ciliwung dan berbagai sungai lainnya sedang tenggelam. Pelabuhan ikan, tambak, pasar, hunian mewah dan permukiman kumuh dipesisir, mereka semua juga semakin tenggelam. Dibeberapa titik kritis seperti Kampung Muara Baru yang berpenduduk sekitar 100.000 orang diketahui bahwa permukaan tanahnya saat ini berada di ketinggian 6 kaki dibawah permukaan laut. Kondisi tersebut sudah sedemikian parahnya hingga diperkirakan bahwa saat ini ketinggian 40% tanah di Kota Jakarta sudah berada dibawah permukaan laut.

Fenomena terjadinya penurunan permukaan tanah di Kota Jakarta disebabkan oleh beberapa hal, antara lain oleh meningkatnya beban yang diberikan oleh bangunan-bangunan yang terus menambah dan membesar secara masif sebagai akibat dari baiknya iklim pembangunan, investasi dan kebutuhan oleh masyarakat yang hidup didalamnya. Keadaan tersebut juga diperburuk dengan meningkatnya kebutuhan air baik itu untuk menopang kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga didalamnya yang memaksa pengambilan cadangan air tanah secara masif . Masifnya pengambilan cadangan air tanah di Kota Jakarta mengakibatkan menurunnya daya tahan tanah dalam menahan beban diatasnya yang berarti akan semakin memperparah tingkat penurunan permukaan tanah yang ada.

Sepeti dikutip dari Fook Chuan Heng “It’s like Swiss Cheese underneath, Groundwater extraction is unparalleled for a city of this size. People are digging deeper and deeper, and the ground is collapsing.”

Untuk mengatasi fenomena tersebut, maka pemerintah menggandeng Jepang sebagai partner. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pengalaman Jepang dalam menanggulangi penurunan muka tanah di Kota Tokyo hingga mendekati angka “0” dan juga keberhasilan mereka dalam membantu Kota Bangkok dalam mengatasi masalah yang sama. Adapun langkah taktis yang sedang mereka rencanakan sejauh ini adalah dengan melakukan pembangunan dinding air di beberapa titik di Jakarta Utara, untuk mengurangi luasan lahan yang tenggelam oleh air laut. Selain itu mereka sedang mempersiapkan peraturan tentang pengamanan sumber air alternatif untuk industri dan peraturan tentang penyedotan air tanah untuk memperkecil tingkat penurunan permukaan tanah yang ada. Dan untuk rencana-rencana lainnya mereka sedang mendatangkan tenaga ahli dan konsultan untuk mengadakan kajian dan penelitian terkait penurunan permukaan tanah di Kota Jakarta sehingga kedepannya dapat dihasilkan solusi yang konkrit dan tepat sasaran.

--

--