Mapan di Kota Penuh Papan

Kotaku tak menyentuh tanah, juga rawa

Desakan alam tak membatasi laju pertumbuhan ku

Kayu lalu menjadi papan telah menopangku

Sekalian menjadi jawaban dari keterbatasan

Itulah aku, Kota Agats……..

Kota Agats adalah kota di pesisir selatan Papua yang juga Ibukota dari Kabupaten Asmat. Apa yang unik dari kota ini?. Jika kita di kota-kota di jawa, tentu sangat mudah untuk melihat jalanan beraspal. Berbeda dengan Agats, Kota ini menjadikan papan sebagai jalan dan penunjang infastruktur lainnya. Kota Agats adalah kota dengan tanah berawa, sehingga sulit untuk mengelolah bahkan mendirikan bangunan atau infrastruktur di atas tanahnya langsung.

Banyaknya penggunaan papan untuk jalan, rumah, infrastruktur, dll menjadikan kota ini dijuluki sebagai “Kota Papan”. Kota ini berdekatan dengan Timika, daerah yang terkenal dengan hasil tambangnya. Dari Timika, anda bisa menggunakan kapal laut atau pesawat perintis. Transportasi utama bagi 76.000 penduduk di kota adalah motor listrik. Teknologi telah memasuki daerah ini, sehingga jangan heran jika mereka menggunakan motor listrik dan jembatan pun sudah ada yang dibeton atau berkayu besi. Jalanan di kota ini bentuknya mirip seperti dermaga. Rumah-rumahnya pun berpanggung.

Selain terkenal karena papannya, kota ini juga terkenal dengan budaya Suku Asmat. Sebagai kota yang mempengaruhi distrik-distrik disekitarnya, kota ini juga menjadi tombak pariwisata budaya penymbang devisa negara. Kita bisa mempelajari kebudayaan khas Suku Asmat di sini. Desa tradisional “Syuru” siap memanjakan anda dengan rumah bujang “Jew”, ukiran-ukiran khas Suku Asmat, dan lain sebagainya. Jika masih ingin melihat lebih dalam kebudayaan Asmat, kita bisa memasukin wilayah pedalaman Sawaerma atau Asuwesty.

Sumber :

1. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/agats-kota-di-atas-papan-yang-tampil-menawan diakses pada 1 Maret 2018

2. https://www.youtube.com/watch?v=CdQJvckdSt8#action=share diakses pada 1 Maret 2018