Recycle

Menyanyikan Kota

The relation of place, identity and time illustrated through the everlasting tunes

Padre
Urban Reason

--

Thomas Le

Disclaimer*
Tulisan ini pernah diterbitkan secara cuma-cuma di Line Official Account
Urban Reason pada 14 Juli 2017.

Tidak bisa dipungkiri, musik telah menjadi bagian integral dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada tahun 2017, Spotify mencatat sudah memainkan lebih dari 3,9 miliar lagu dalam waktu permintaan lebih dari 11 miliar menit. Apabila dirata-rata, orang Indonesia memiliki kebiasaan mendengarkan lagu via spotify hingga tiga jam per hari. Musik dan lagu sering menjadi teman untuk beraktivitas di kantor, berolahraga, berkendara, pengiring tidur, dsb. Selain sebagai teman, lirik yang terkandung dalam suatu lagu terkadang dapat memberikan suatu relatability kepada pendengar terkait perasaan yang ingin dirasakan seperti jatuh cinta, kecewa, rindu, dsb. Lirik juga dapat mengandung suatu narasi yang berisikan opini dalam bentuk satire ataupun ajakan yang memberikan ide baru bagi masyarakat. Lalu, apakah kota dapat dikaitkan dengan musik dan lagu?

Lagu-lagu yang mempresentasikan kota dalam lirik dan judulnya, biasanya menceritakan mengenai identitas urban yang mencolok dari kehidupan perkotaan. Identitas kota menjadi suatu hal abstrak yang sulit untuk mencapai suatu kesepakatan Bersama bagi masyarakat yang tinggal maupun di luar kota terkait. Musik yang populer seringkali akan membawa suatu pesan yang dapat mengimajinasikan cerita mengenai kota. Baik dari lansekapnya, budaya lokal, dan aspek lain yang mendefinisikan kota tersebut dari kacamata pembuat lagu. Sebagai tempat berkumpulnya jutaan orang dengan bangunan-bangunan yang menyertainya, kota telah menjadi suatu topik yang lumrah ditemui dalam produk lagu dan musik. Kalau Taylor Swift saja bisa bikin lagu cuma berdasarkan transisi ke umur 22, maka tentunya membuat lagu dengan kota sebagai tajuk utamanya bukanlah hal yang rumit.

Seberapa Sering Kota dikutip dalam Lagu?

Di Amerika sendiri, setidaknya terdapat lebih dari 2000 lagu yang pada liriknya memiliki tema mengenai kota (Sebastian, 2016). Detroit dan Nashville merupakan kota yang paling berperan penting dalam industri musik dan lagu di Amerika, hingga mendapatkan julukan sebagai “an expressive place in music production and distribution” (Florida & Jackson, 2010). Mengikuti pola yang sama dengan Amerika, kota-kota di Benua Eropa seperti Paris, London, Vienna, dan Berlin juga seringkali direpresentasikan ke dalam skena industri musik populer (Hall,1998).

Peta Persebaran Lagu dengan Judul Nama Kota di Tiap Negara (Sebastian, 2016)

Musisi Amerika memiliki lagu dengan lirik yang tidak terlalu fokus terhadap kota yang diangkat, namun lebih ke kultur dan kebiasaan yang lumrah dilakukan oleh masyarakat di kota tersebut. Lagu-lagu seperti Brighton Rock (1974) dari Queen atau Detroit Rock City (1976) dari KISS secara langsung tidak menceritakan fenomena sosial maupun fisik dari kotanya, melainkan sebagai bentuk deskripsi pengalaman eventual yang pernah dirasakan oleh penggubah lagu. Bisa dikatakan meskipun kota dikutip dalam lirik dan lagunya, tetapi tidak menciptakan unsur geografis kota yang dapat diimanjinasikan oleh para pendengar. Bentuk penciptaan lagu ini juga dianut oleh beberapa musisi Indonesia seperti Shaggy Dog melalui lagunya Di Sayidan (2003) atau Matraman (2004) milik The Upstairs.

“Concrete Jungle where dreams are made of

There’s nothing you can’t do

Now You’re in New York”

— Empire State of Mind (2013) — Jay Z feat. Alicia Keys

Meskipun Indonesia tidak tercatat dalam pengamatan yang dilakukan oleh Ioan Sebastian, nyatanya tidak sedikit musisi-musisi populer Indonesia yang mengeluarkan lagu-lagu yang mengangkat kota sebagai tema utama dalam liriknya. Namun, substansi yang diangkat berbeda dengan lagu-lagu yang dirilis di Amerika Serikat. Musisi Indonesia seringkali memiliki lagu yang bercerita atas kesan yang ditinggalkan oleh kota tersebut. Adapun musisi legendaris Iwan Fals yang melalui lagunya menceritakan keresahannya mengenai permasalahan sosial perkotaan yang terjadi di Indonesia.

Jika dipikir-pikir, beberapa lagu daerah seperti Bandung Lautan Api, Ondel-Ondel, atau Mlaku-Mlaku nang Tunjungan. Musik dan lagu karangan musisi Indonesia lebih berada dalam sisi narasi seluk beluk kota, bercerita bagaimana kota tersebut dipandang oleh masyarakat. Cerita yang digambarkan dalam lirik terkadang membuat pendengar dapat membayangkan dirinya berada di kota tersebut, meskipun Ia tidak pernah mengunjungi kota tersebut seumur hidupnya. Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta merupakan nama-nama yang paling banyak diangkat ke dalam lagu oleh musisi Indonesia, dengan masing-masing memberikan sudut pandangnya bagaimana kota tersebut bercerita ke dalam kehidupan mereka

Jogjakarta

Bagi saya pribadi, saat berpikir untuk menulis mengenai lagu yang berbicara tentang kota yang pertama kali tertanam di pikiran adalah lagu Yogyakarta (1991) milik Kla Project. Selain karena ini merupakan salah satu lagu yang sering dimainkan oleh ayah saya di rumah, namun lagu ini sangat frontal memasang nama kota sebagai judul utamanya. Ebiet G Ade juga memiliki lagu dengan judul yang sama, bercerita mengenai bahwa Yogyakarta merupakan tempat untuk ‘pulang’. Lagu Sesuatu di Jogja (2017) milik Adhitia Sofyan merupakan lagu yang cukup populer di kalangan pemuda saat ini, dengan mengangkat tema yang sama mengenai bahwa Yogyakarta merupakan tempat untuk pulang. Lagu-lagu ini seringkali menggambarkan di Yogyakarta terdapat seseorang yang menunggu untuk kita pulang ke mereka, menegaskan bahwa banyak orang-orang yang rindu akan kehadiran Yogyakarta sebagai tempat untuk mereka bisa pulang dan bertemu dengan orang yang disayanginya.

Jembatan Sayidan yang dipopulerkan oleh Shaggydog via Jogjacars

Jakarta

Musisi legendaris Iwan Fals merupakan sosok yang sering membawa Jakarta sebagai tema dalam lagunya. Nama Jakarta sendiri memang tidak disebutkan dalam judul maupun liriknya, tetapi lagu-lagu seperti Kontrasmu Bisu (1986), Pinggiran Kota Besar (1989), Ujung Aspal Pondok Gede (1985) merupakan beberapa dari lagu yang menyampaikan keresahan Iwan Fals terkait kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi di Jakarta. Hal ini juga menanggapi lagu-lagu yang sering menampilkan Jakarta sebagai kota dengan penuh daya tarik dan kemewahan seperti Lenggang Jakarta (1987) dan Gang Kelinci (1964). Di masa kekinian, Jakarta lebih sering ditampik sebagai tempat untuk menggapai impian dan kesuksesan. Imej ini cukup berkembang di musik populer, menggambarkan Jakarta sebagai tempat yang keras sekaligus sebagai Langkah awal untuk meraih kesuksesan. Hal ini didukung dengan tingginya populasi penduduk luar yang bermukim di Jakarta. Beberapa lagu yang dimaksud seperti Jakarta Jakarta (2016) milik Kunto Aji atau Tunggu Aku di Jakarta milik Sheila On 7. Namun, ada pula lagu Senja di Jakarta (2013) milik Banda Neira yang menampilkan keindahan Jakarta di balik runyamnya kehidupan Jakarta.

Bandung

Bandung menjadi salah satu kota yang namanya tidak asing bagi masyarakat. Pidi Baiq salah satu seniman/sastrawan popular lewat novelnya yang berjudul “Dilan 1990” serta beberapa lagu ciptaannya di The Panasdalam seringkali mengutip Bandung dalam kata-kata romantis. Penggalan lirik lagu Dan Bandung (2014) di salah satu dinding bawah jembatan Jalan Asia Afrika yang cukup menjadi daya tarik kota tersebut. Lokasi geografisnya di dataran tinggi menampilkan Bandung sebagai Kota yang asri dan sejuk, 180 derajat apabila dibandingkan dengan Jakarta. Sama seperti Yogyakarta, sejuk dan asrinya Kota Bandung pun ditampilkan pula sebagai tempat untuk ‘pulang’ dalam beberapa lagu oleh Mocca dan Yura Yunita yang memiliki lagu dengan judul yang sama, “Bandung”.

Penggalan lirik “Dan Bandung” di Jalan Asia Afrika via Pinterest

Dari Menyanyikan Kota, hingga Kota yang Bernyanyi

Melihat dari sudut pandang lain, ada suatu transisi dimana musisi menggunakan kota untuk inspirasi dalam membuat musik, beralih ke musik dan lagu dimanfaatkan kota untuk membantu membentuk citra tersendiri. Musik yang telah dianggap sebagai kultur akan memberikan dampak terhadap identitas suatu ruang yang menjadi bagiannya (Linadarki, 2020). Penggalan lirik Pidi Baiq di Jalan Asia Afrika menjadi salah satu contohnya, hingga Taman Dilan 1990 di Lembang yang baru saja dibuka tahun ini. Selain menjadi ruang rekreasi baru bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya, potensi daya tarik yang timbul pastinya lebih baik dibandingkan dengan sektor pariwisata lain di Bandung. Strategi ini telah digunakan oleh masyarakat Yunani yang memanfaatkan puisi dan lagu kultural untuk meningkatkan potensi pariwisata di kota-kotanya (Linadarki, 2020).

Peresmian Taman Dilan Bandung, Lembang

Fenomena kultur musik dalam perkembangan kota memang sangat abstrak dan hanya bersifat momentual. Meskipun jika diperhatikan pengaruh yang diberikan memiliki dampak besar, namun pembentukan identitas yang didapatkan melalui lagu bukanlah hal yang mudah. Ketertarikan secara kolektif dan kultur identitas yang kuat perlu dibangun terlebih dahulu hingga akhirnya dapat dimanfaatkan ke dalam strategi branding suatu kota, dan hal tersebut bukan hal yang dapat dicapai dalam waktu yang singkat (Linardaki, 2020).

“Music expressing their urban identities, making them iconic geographical places in the popular music culture. Furthermore, the relation place, identity and time is illustrated through the everlasting tunes strongly internalized in people’s collective memory.”
— Ioan Sebastian (2016)

Editor : Qonitah Rafiusrani / Sege

Referensi

Ramadhani, Dinar. (21 Jun 2018). Menyanyikan Kota. Diakses pada tanggal 19 Juni 2022, dari https://medium.com/@dnrramadhani/menyanyikan-kota-20d3a8085966

Linardaki, C., & Aslanides, A. (2020). From poem and song to cultural diplomacy: challenges and opportunities for place branding and tourism promotion. Place Branding and Public Diplomacy, 16(4), 304–315. https://doi.org/10.1057/s41254-020-00176-1

Ioan Sebastian , JUCU. (2018). Urban Identities in Music Geographies: A Continental-Scale Approach. Territorial Identity and Development, 3/2, 5–17. https://doi.org/10.23740/tid220181

*Beberapa lagu yang telah disebutkan dalam tulisan dapat dicek disini

--

--