Recycle
Mystical Spaces: Run, Because of What’s Out There
The oldest and strongest kind of fear is the fear of the unknown
-H.P Lovecraft
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti kata mistik adalah hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa. Menurut Monade Ruang mistik menghampiri kita sebagai state of mental yang menaungi cara pandang tentang dunia. Ia adalah ilusi tapi juga dapat dikatakan kenyataan. Kita mengatakannya ilusi karena tak dapat menyentuhnya secara indrawi. Ia disebut kenyataan karena kita merasakan dan mengalami ketersingkapan bahwa ada yang nyata di balik entitas material. Hal ini membawa kita kepada fenomena ruang-ruang mistik di sekitar kita. Ruang yang pada umumnya kita hindari sehingga keberadaannya semakin memancarkan misteri.
Ruang-ruang ini menjadi ruang mistik karena dipercara memiliki penghuni yang tidak bisa dibuktikan secara indrawi. Perkembangan ruangnya pun seringkali mati suri, karena tak ada satu insan pun yang ingin diusik oleh sang penghuni. Mulai dari ruang itu sendiri yang dibiarkan tersisih dari kehidupan sehari-hari dan ruang-ruang sekitarnya yang juga ditakuti. Bukan tanpa alasan, keberadaan ruang mistis ini banyak menakuti masyarakat sehingga mereka lebih memilih untuk sama sekali tidak berurusan dengan keberadaan ruang ini.
Tidak jarang ditemui baik di kota ataupun desa tentang keberadaan ruang penuh misteri ini. Bisa jadi, misteri ini berasal dari kisah turun temurun yang dipercayai ataupun deretan peristiwa yang pernah terjadi. Kisah dan peristiwa tersebut kemudian membuat masyarakat sekitar percaya bahwa suatu ruang berpenghuni dan menyimpan misteri. Dengan keberadaan ruang mistik ini, perkembangan kawasan di sekitar ruang enggan diwujudkan. Dengan berbagai macam ketakutan yang terakumulasi, maka keengganan untuk menghidupkan ruang mistik yang terkesan mati ini semakin tertoleransi.
Tempat-tempat yang menyimpan misteri memiliki daya tariknya sendiri yang bisa menjadi lokasi uji nyali. Namun, secara nyata dalam kehidupan dunia, ruang-ruang ini diabaikan keberadaannya dan terkesan diingkari eksistensinya. Sudah merupakan hal wajar, jika manusia enggan berurusan dengan penghuni yang dikatakan kasat mata. Bukan hanya tentang keengganan manusia untuk memanfaatkan ruangnya, tapi juga bentuk penghargaan manusia dengan membagi ruang yang ada dengan makhluk lainnya. Hal tersebut yang mungkin biasa kita percaya, namun perbedaan perilaku terhadap ruang mistis ini dapat ditemukan dari perbedaan karakteristik masyarakat yang mengkota dan mendesa. Menurut, Li Fu Tuan, ruang mistisk adalah jenis ruang, yang digambarkan dengan baik oleh para sarjana untuk masyarakat yang belum terliterasi dan tradisional namun masih bertahan di dunia modern.
Di pedesaan, kehidupan masyarakat masih cenderung banyak dipengaruhi oleh mitos-mitos sekitar. Karena kehidupan mereka yang pada umumnya masih sangat tradisional dan mempertahankan nilai-niali budaya yang selama ini dianut. Terkait dengan ruang mistik, adalah bahwa ruang-ruang ini tidak boleh diusik apalagi pada malam hari. Sehingga, semakin larut semakin sedikit aktivitas yang terjadi di sekitar ruang-ruang ini. Apalagi kondisi di perdesaan yang juga tidak mendukung adanya aktivitas 24/7 membuat malam yang larut semakin dihindari.
Di perkotaan, kehidupan masyarakatnya tidak begitu dipengaruhi oleh adanya mitos tentang hal-hal mistik. Selarut apapun suatu malam, masyarakat tetap beraktivitas seperti yang seharusnya tanpa mempedulikan keberadaan hal-hal mistik di suatu ruang. Masyarakat perkotaan tidak begitu percaya dengan hal-hal mistik yang mereka rasa tidak perlu mereka percayai. Kota yang vibrant dan selalu hidup dapat menjamin penghuninya dapat beraktivitas selama 24/7 dengan aman dan nyaman sehingga tidak perlu ada hal yang benar-benar harus mereka takuti. Apalagi jika sejak awal mereka tidak percaya dengan mitos-mitos astral yang dapat tiba-tiba saja mengganggu mereka.
Menurut Yi Fu Tuan, ruang mistis dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama pengertian ruang mistis sebagai suatu tempat yang kabur dengan pengetahuan empiris dan membingkai ruang secara pragmatis. Yang kedua, ruang mistis adalah komponen spasial dari pandangan dunia, sebuah konsepsi dari nilai-nilai lokal di mana orang melanjutkan kegiatan praktis mereka. Menurut pandangan ini, kita tahu bahwa ruang mistis bisa saja ada di ruang-ruang lain dan bercampur dengan kehidupan manusia sehari-hari. Hanya beberapa diantaranya yang di sakralkan sehingga tidak boleh dijamah oleh manusia. Tujuannya pun bermacam-macam, mulai dari menjaga keamanan manusia itu sendiri dan menjaga kesakralan ruang mistis ini.
Contoh beberapa ruang misteri adalah dalam bentuk kasus urban legend yang banyak berhubungan dengan bangunan tua yang bersejarah. Namun, tidak hanya sebatas itu, ruang misteri ini juga dapat dijadikan sebagai inspirasi game masa kini.
Game Horror : Kota Tua
Beberapa studio gim Indonesia telah membuat gim horor yang memasukkan hantu dengan latar khas Indonesia, salah satunya adalah DreadOut. Gim survival horror yang dikembangkan oleh Digital Happiness dan rilis pada Mei 2014 lalu ini menjadi pendobrak gim genre horor di Indonesia.. Sukses dengan DreadOut, pengembang gim asal Bandung ini kemudian merilis gim horor terbaru, berjudul DreadEye. DreadEye adalah gim horor dengan teknologi virtual reality, atau VR. Jika DreadOut berkisah tentang sekelompok siswa SMA yang tersesat hingga menemukan sebuah kota tua yang sepi, DreadEye berkisah tentang seorang dukun yang akan melakukan sejumlah ritual-ritual ganjil, hingga membuka gerbang dimensi dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus.
Urban Legend : Rumah Hantu Darmo
Salah satu bangunan yang terkenal karena keangkerannya di Kota Pahlawan ini adalah Rumah Hantu Darmo. Rumah Hantu Darmo memang sudah menjadi urband legend bagi para warga Surabaya. Beberapa kisah angker pernah dialami oleh para orang yang pernah masuk ataupun hanya sekadar lewat saja. Setelah bertahun-tahun menjadi rumah kosong nan angker, Rumah Hantu Darmo pun menjadi lokasi para remaja untuk berwisata horror. Dari banyaknya orang yang telah mengunjungi Rumah Hantu Darmo, beberapa di antaranya mengalami kesurupan dan melihat beberapa kejanggalan di dalamnya.
Namun, bukannya dihindari, tempat ini malah ramai dikunjungi untuk wisata misteri. Namun, bentuk kedatangan ini hanyalah aktivitas sementara saja. Warga sekitar rumah ini seakan-akan sudah biasa dengan berbagai kejanggalan berbau mistis yang muncul, kedatangan para pengunjung ini hanya di saat-saat tertentu. Bagi warga yang sudah lama bermukim disekitar, tentunya mereka akan senantiasa menghindari lokasi ini apalagi jika tidak ada orang lain yang sedang berkegiatan di tempat ini.
Wisata Sejarah : Lawang Sewu dengan Daya Tarik Mistisnya
Lawang Sewu yang bermakna pintu seribu adalah nama lain dari Het Hoofdkantoor van de Netherlandsch-Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), yaitu kantor pusat NIS. NIS merupakan perusahaan kereta api swasta masa Pemerintahan Hindia Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia. Kini, tempat ini menjadi lokasi wisata sejarah dengan salah satu daya tariknya yaitu cerita mistis yang ada di dalamnya. Mulai dari penjara bawah tanah, ruang eksekusi, hingga ruang-ruang lain yang dulu digunakan sebagai tempat tentara Jepang membantai orang-orang Belanda dan Pribumi di masa kedatangan Jepang di Lawang Sewu.
Ketakutan berbasis tempat ini dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman manusia dan cerita-cerita yang didengarnya tentang suatu tempat tersebut. Ketakutan terhadap ruang misateri ini semakin menjadi-jadi ketika semakin banyak orang yang mengakui akan angkernya suatu ruang ini. Dimanapun, manusia akan selalu memiliki pilihan untuk menghindari ketakutan jika ketakutan dan kengerian tersebut berbasis ruang. Hanya perlu tidak menempati, tidak melewati, dan sama sekali tidak terkoneksi dengan ruang misteri ini, maka ketakutan dapat dihindari. Namun, sayangnya fenomena-fenomena misteri ini selalu muncul dengan embel-embel ruang, sehingga ruang-ruang ini menjadi tempat yang dihindari dan tidak produktif lagi.
Jika embel-embel misteri ini tidak diikuti dengan ruang yang menjadi lokasi, mungkin saja, tidak akan ada ruang-ruang yang dihindari dan tak berpenghuni lagi. Who knows?
Editor: Qonitah Rafiusrani / Sege
References
Hartanto, B. (2016, Mei 13). Tafsir Monade sebagai Ruang Mistik. Retrieved from Cogto : Lingkar Studi Filsafat: http://lsfcogito.org/tafsir-monade-sebagai-ruang-mistik/
Pratama, R. (2017, Juli 28). Kisah Misteri Rumah Hantu Darmo yang Terkenal Angker di Kota Pahlawan. Retrieved from Website Hiburan Yuk Kepo: https://www.yukepo.com/hiburan/horror/kisah-misteri-rumah-hantu-darmo-yang-terkenal-angker-di-kota-pahlawan/
Tuan, Y.-F. (2001). Space and Place : The Perspective of Experience. Minneapolis: The University of Minnesota Press.
Zulkifar, R. (2018, Oktober 31). Temui “Hantu” Indonesia di Creativillage WCCE 2018. Retrieved from Website Badan Ekonomi Kreatif Indonesia: http://www.bekraf.go.id/berita/page/8/82-temui-hantu-indonesia-di-creativillage-wcce-2018