Revolusi industri 4.0

Ita
2 min readDec 15, 2018

--

Teknologi masa depan para millenal dan Tentang ruang yang tergantikan

The power of Internet of thinking

Era digital + era revolusi industri 4.0 menjadi hal menarik untuk dibicarakan, terlebih keduanya mampu merubah kinerja dunia.
Jika dulu tampilan fisik menjadi penentu kesuksesan suatu barang di pasar, kini teknologi bisa mempercantik dan memperluas pasar hingga tak terbatas. Bagi manusia era tahun 1990 an mungkin hal ini jauh dari kata ideal dimana detail menarik dari fisik barang sangat diperhatikan. Namun, jika anda masyarakat kelahiran 1990 an keatas, pasti merasakan pesatnya perkembangan teknologi banyak merubah paradigma manusia. Jika dulu barang yang dijual haruslah real atau berwujud nyata di depan mata, kini bermodal gambar semua bisa berjualan. Jika dulu pasar adalah tempat terfavorit untuk berdagang, sekarang start up telah mengubah ruang pasar menjadi pasar ilusi. Sama halnya dengan barang, nasib si uang juga tak kalah berkembang. Selama ini uang dikenal dalam bentuk koin atau kertas. Namun di era kecanggihan teknologi, uang mulai mengarah hanya sebagai nilai. Yah, e-money, begitu sebutan akrabnya. E-money kerap digunakan dalam proses transaksi jual-beli pada "pasar ilusi". Lalu muncul satu pertanyaan, jika perdagangan mulai menjadi ilusi nyata, dimanakah penempatan ruang perdagangan seharusnya?. Lalu jadi seperti apa penataan ruang kotanya?

Pengendalian pemanfaatan ruang melalui teknologi?

Penataan ruang lazimnya adalah sesuatu ilusi/prediksi yang berusaha dijadikan kenyataan. Jika ditelisik lebih dalam, teknologi sepertinya telah "menghemat" penggunaan ruang dan waktu. Jika dulu orang harus bertemu untuk berdiskusi. Sekarang dengan kecanggihan sosmed, di WC pun kita bisa berdiskusi dengan orang di luar kota. Artinya, ruang untuk pergerakan transportasi (volume pergerakan) berkurang. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi informasi, manusia bisa jadi tak perlu ke kantor untuk bekerja. "work on home", begitu orang menyebutnya. Jadi, perlukah sebuah kantor untuk bekerja?, Atau malah kita bisa menjadikannya "kantor ilusi" untuk menghemat penggunaan lahan perkantoran?. Penataan ruang tentu akan mengusahakan kenyamanan penghuninya bukan?, Disinilah keahlian dari teknologi canggih era revolusi industri 4.0 bermain. Jadi........
dapat disimpulkan bahwa teknologi mampu "menghemat" ruang?
Setuju?.....

--

--

Ita

Interest in Disaster, Urban and Regional Planning Management