Newsie #10

The Next Dream Of Surabaya : Outer East Ring Road Edition

Riziq Syihab
Urban Reason
Published in
3 min readApr 16, 2018

--

Konsep Pembangunan jalan lingkar luar sebagai solusi atas pemecahan masalah kemacetan sebenarnya sudah cukup lumrah diterapkan di Indonesia. Terlebih untuk Kota Surabaya yang tidak henti-hentinya menelurkan pembangunan-pembangunan berskala raksasa demi mengejar tercapainya iklim investasi yang stabil sebagai salah satu pemicu kesejahteraan sekaligus bukti kebesaran si Kota Pahlawan.

Dipicu oleh keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya dalam menyelesaikan pembangunan MERR (Middle East Ring Road) yang menghubungkan Kenjeran hingga Rungkut (yang seharusnya bisa menembus kawasan Gunung Anyar sejauh 2,6 Km lagi) pada tahun 2007. Pemkot Surabaya terlihat semakin yakin dan berambisi dalam memantapkan sistem jaringan jalan yang ada didalam kotanya. Yang terbaru pemerintah kota Surabaya kembali mencanangkan pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat dan Jalur Lingkar Luar Timur sebagai solusi atas gagalnya rencana pembangunan tengah Kota Surabaya atas keinginan wali kota Tri Rismaharini agar jalanan bisa digunakan secara inklusif tanpa perlunya masyrakat untuk membayar agar dapat menggunakannya.

Di sisi lain, saat ini pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya juga tumbuh dalam kecepatan yang cukup menakjubkan, tercatat dalam 2 tahun terakhir luas paasar ritel di Kota Surabaya akan bertambah sebesar 320.000 m2 dengan kontribusi terbesar diberikan oleh pembangunan Marvell City oleh UE ASSA, Supermall Pakuwon 2, Tower Tunjungan Plaza VI dan The Central Gunawangsa Tidar. Dan untuk bisa membuat investor mau melakukan investasi dengan penyebaran yang baik maka pemerintah kota Surabaya perlu untuk memfasilitasi agar lahan-lahan pinggiran kota juga memiliki potensial yang cukup tinggi dengan cara membangun akses jalan yang sangat baik didalamnya (yang sebelumnya sudah cukup berhasil dengan adanya pembangunan Middle East Ring Road) dengan merealisasikan pembangunan OERR.

Rencana Pembangunan OERR (tidak berbayar) sendiri diperkirakan akan menyusuri kawasan pesisir pantai timur Kota Surabaya Mulai dari Sedati yang terletak cukup dekat dengan akses jalan tol Rungkut-Bandara Juanda kemudian lurus menuju utara hingga akhirnya akan terhubung menuju Jembatan Suramadu sehingga kedepannya diharapkan akan mampu memecah pergerakan kendaraan yang masuk menuju Surabaya Pusat, khususmya bagi kendaraan yang memiliki pergerakan menuju Pulau Madura dari arah Bandara Juanda dan sekitarnya serta untuk pergerakan kendaraan sebaliknya. Di dalam proses pembangunan OERR juga terdapat beberapa rencana lainnya yang cukup kontroversial namun belum bisa benar-benar divalidasi kebenarannya, salah satunya adalah rencana pembangunan jalan dengan memakai konsep jalan layang yang nantinya akan dibangun diatas laut dangkal pesisir Kota Surabaya karena sulitnya proses pembebasan lahan di kawasan rencana pembangunan OERR. Sedangkan untuk pembangunan OERR (berbayar) yang dimulai dari bandara juanda-sidoarjo-bangil pasuruan akan menjadi persambungan jalan OERR yang berbayar untuk memudahkan arus pergerakan barang yang menuju dan melewati kawasan GerbangKertasusila.

Adapun implikasi yang ditimbulkan dari pembangunan ini cukup besar dan beragam. Terlebih lagi investor sudah cukup mempelajari dampak-dampak sebelumnya yang ditimbulkan dari pembangunan MERR yang nyatanya sangat masif memberikan perubahan pada wajah Kota Surabaya itu sendiri. Adapun implikasi yang akan terjadi adalah perubahan penggunaan lahan dikawasan sekitar OERR yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan pinggiran kota dan sekarang justru menjadi salah satu kawasan yang paling mudah diakses di Kota Surabaya yang mengakibatkan munculnya ketertarikan investor untuk membangun pusat-pusat perdagangan dan jasa serta kluster-kluster hunian eksklusif di kawasan tersebut. Selain itu harga lahan di kawasan sekitar OERR juga telah naik dengan cukup tajam yang menurut info dari salah satu broker yang dahulu menjadi salah satu penjual lahan dikawasan MERR saat ini harga lahan di OERR sudah naik dari 1 juta/meter2 menjadi 4 juta/meter2 hingga 8 juta/meter2 dengan catatan tergantung kondisi lahan yang sudah diuruk atau masih berupa rawa-rawa. Selain itu diperkirakan simpang 3 Jl. Kenjeran juga diperkirakan akan dirombak menjadi simpang 4 dengan rekayasa bentuk jalan sehingga kemacetan yang ada di titik tersebut akan menghilang seiring dengan selesainya pembangunan OERR. Selain itu jalur pembangunan OERR ini juga direncanakan akan diikuti dengan pembangunan transportasi massal berupa LRT (light rapid transport) ataupun MRT (mass rapid transport)

Daftar Pustaka :

  1. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpm9092e6d5cafull.pdf
  2. http://masackee.blogspot.co.id/2015/12/jalan-lingkar-luar-surabaya.html
  3. https://www.scribd.com/document/362646405/Jalan-Lingkar-Luar-Timur-Dan-Barat-Surabaya

--

--