7 Hal yang Perlu Anda Tahu mengenai Design Sprint

Josh (Adi Tedjasaputra)
UX Indonesia
Published in
4 min readDec 29, 2018
Dr Eunice Sari, Jake Knapp, Josh (Adi Tedjasaputra), San Francisco, USA

1. Apakah Design Sprint itu?

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Jake Knapp mulai melakukan ratusan eksperimen untuk meningkatkan kinerja tim dengan berbagai proses, produk, dan tim di Google. Sejalan dengan waktu, Jake kemudian mengembangkan dan menyempurnakan sebuah proses untuk menjawab permasalahan bisnis yang kompleks dalam waktu yang relatif singkat, yaitu selama lima hari. Proses ini kemudian dikenal dengan nama Google Design Sprint atau Design Sprint.

Sejak Sprint pertama yang dilakukan di Google Venture oleh Jake Knapp sebagai Fasilitatornya, pada saat ini sudah ada puluhan Sprint Master tersertifikasi di seluruh dunia, dimana Dr Eunice Sari adalah satu-satunya Google-Certified Design Sprint Master yang berbasis di Indonesia.

Bermula dari sebuah proses yang sudah teruji dengan ratusan produk dan tim di seluruh dunia di berbagai industri vertikal, platform, dan ekosistem, Design Sprint kemudian berkembang dari sebuah proses menjadi sebuah metodologi.

Khusus untuk Indonesia dan Asia Tenggara (Southeast Asia), Dr Eunice Sari dan saya sudah mengembangkan dan menyempurnakan Design Sprint yang tepat guna untuk berbagai perusahaan, produk dan layanan di Indonesia dan Asia Tenggara.

The sprint is a five-day process for answering critical business questions through design, prototyping, and testing ideas with customers (Google Venture).

The Design Sprint is a proven methodology for solving problems through designing, prototyping, and testing ideas with users (The Design Sprint Kit).

2. Apakah kegunaan Design Sprint?

Pada dasarnya, Design Sprint berguna untuk memberikan jawaban atau solusi untuk permasalahan atau pertanyaan bisnis yang kritis.

Awalnya, kebanyakan produk-produk yang diuji cobakan menggunakan Design Sprint adalah produk yang dipakai jutaan konsumen (mass-market products). Selama lima tahun terakhir, Design Sprint sudah diuji cobakan lebih luas di berbagai jenis perusahaan dengan jenis pengguna, platform, media, dan teknologi yang beragam di seluruh dunia.

Singkatnya, apabila Anda mempunyai sebuah tantangan bisnis kritis yang membutuhkan solusi dalam waktu singkat, Design Sprint mungkin bisa menjadi hal pertama yang Anda lakukan untuk menjawab tantangan bisnis, desain dan teknologi secara efektif.

3. Bagaimana menjalankan Design Sprint?

Untuk menjalankan Design Sprint dengan baik dan benar, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang sesuai.

Sumber pengetahuan untuk menjalankan Design Sprint bisa didapatkan dari berbagi sumber, seperti buku The Sprint ataupun Design Sprint Kit. Untuk sumber pengetahuan yang berbahasa Indonesia, pada saat ini banyak sekali sumber yang menyesatkan dalam bentuk tulisan ataupun Podcast (Baca 4 Mitos Design Sprint), jadi mohon waspada supaya tidak salah jalan.

Setelah Anda mempunyai pengetahuan yang baik dan benar mengenai Design Sprint, yang perlu dilakukan adalah mengaplikasikan pengetahuan Anda untuk produk dan layanan yang nyata di bawah bimbingan seorang pakar Design Sprint secara berkala.

Setelah mempunyai jam terbang yang cukup di bawah bimbingan seorang pakar Design Sprint, maka Anda sudah siap untuk menjalankan Design Sprint secara independen.

4. Design Sprint bukanlah jawaban universal

Walaupun Design Sprint sudah diuji cobakan untuk ratusan jenis produk, platform dan pengguna, dari produk yang dipakai jutaan konsumen sampai dengan produk industri vertikal (transportasi, logistik, keuangan, kedokteran, farmasi, dan lain sebagainya), Design Sprint bukanlah jawaban universal ataupun “Silver Bullet” untuk semua tantangan bisnis terkait produk dan layanan.

Berikut adalah beberapa alasan untuk tidak menjalankan Design Sprint:

  • Pengambil Keputusan Utama (Key Decision Maker) sudah memutuskan solusi
  • Tidak ada dukungan dari Pengambil Keputusan Utama
  • Tidak ada data dari pengguna atau calon pengguna produk atau layanan
  • Tidak ada visi untuk produk atau calon produk
  • Cakupan tantangan terlalu kecil atau sempit, misalnya: Memilih warna yang sesuai untuk sebuah tombol
  • Tidak ada komitmen yang penuh dari tiap peserta Design Sprint
  • Tidak ada komitmen dari organisasi atau perusahaan untuk mengimplementasikan hasil dari Design Sprint

5. Design Sprint membutuhkan komitmen

Salah satu alasan untuk tidak menjalankan Design Sprint adalah tidak adanya komitmen. Komitmen yang dibutuhkan dari Design Sprint bukanlah hanya komitmen dari peserta Design Sprint, tetapi juga komitmen dari Pengambil Keputusan Utama dan dari organisasi atau perusahaan.

Tanpa komitmen yang mutlak, menjalankan Design Sprint adalah tindakan membuang waktu.

6. Kapan atau Seberapa sering Design Sprint harus dilakukan?

Menjalankan Design Sprint bukanlah hal yang bisa dilakukan tanpa persiapan yang matang. Dari pengalaman pribadi, untuk menjalankan Design Sprint yang efektif, persiapan yang harus dilakukan adalah sebanyak empat sampai lima minggu.

Sebagai contoh, apabila kita menggunakan Scrum dengan siklus dua minggu, maka Design Sprint paling cepat bisa dilakukan tiap tiga siklus Development Sprint untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan persiapan yang matang dan data yang cukup.

7. Bagaimana mengukur keberhasilan Design Sprint?

Salah satu penyebab Jake mulai melakukan eksperimen yang pada akhirnya menghasilkan Design Sprint adalah karena tidak adanya pengukuran keberhasilan (brainstorming).

Keberhasilan sebuah Design Sprint bisa diukur dari berbagai sisi. Berikut adalah beberapa pengukuran yang bisa Anda pakai:

  • Kegagalan yang efisien (Efficient Failure): Solusi Design Sprint adalah solusi yang gagal. Organisasi atau Perusahaan dapat mengetahui di akhir hari kelima untuk tidak melakukan investasi waktu pengembangan dan biaya yang bisa memakan waktu bulanan dan biaya ratusan jutaan rupiah.
  • Keberhasilan yang tidak sempurna (Flawed Success): Solusi Design Sprint berhasil mencapai metriks bisnis dengan melakukan perbaikan dan pengembangan yang sesuai.
  • Keberhasilan yang sempurna (Perfect Success): Solusi Design Sprint berhasil mencapai metriks bisnis tanpa perbaikan dengan langusng melakukan pengembangan yang sesuai.

Baca 4 Mitos Design Sprint.

--

--

Josh (Adi Tedjasaputra)
UX Indonesia

As a Google Mentor and Certified Design Sprint Master, Josh has a passion for the design, development, and use of ICT in solving business and humanity problems