Am I An Impostor?

Comm - Warung Pintar
Grow at Warung Pintar
4 min readMay 25, 2022

Beberapa cara untuk mengatasi Impostor Syndrome

Warung Pintar

“Kok aku bisa dapat posisi ini ya? Kayaknya gak seharusnya aku yang dapat deh..”

“Aku gak pantas untuk dapat penghargaan ini, kerjaku belum maksimal.”

“Aduh! Bagian ini aku gak ngerti, ini kan kerjaanku kok bisa gak ngerti sih?”

Perasaan-perasaan seperti ini kerap kali disebut Impostor Syndrome, perasaan di saat kamu merasa bahwa kesuksesanmu ini dapat tercapai karena kamu sedang beruntung dan bukan hasil dari kerja keras serta kualifikasimu. Impostor syndrome ini dapat mempengaruhi siapa saja tidak terbatas jenis kelamin, status sosial, maupun latar belakang seseorang.

Konflik yang terjadi di antara bagaimana orang lain mengakuimu dengan persepsimu sendiri tentang dirimu merepresentasikan perasaan menjadi seorang “impostor”. Selanjutnya, mungkin kamu akan menemukan dirimu yang bekerja lebih keras dari sebelumnya karena bagaimanapun juga kamu dapat merasakan tekanan dalam apa yang kamu lakukan. Beberapa faktor yang mungkin memainkan peran pada impostor syndrome adalah kepribadian, didikan keluarga, dan tanggung jawab baru.

Warung Pintar

Dr. Valerie Young menjelaskan dalam bukunya, The Secret Thoughts of Successful Woman, bahwa terdapat 5 tipe dari impostor syndrome di antaranya:

  1. Perfectionist (Perfeksionis)
    Perfeksionis cenderung selalu merasa bahwa mereka dapat melakukan pekerjaannya lebih baik lagi dan tidak pernah merasa puas dengan prestasinya. Mereka menginginkan kesempurnaan dalam setiap aspek di hidupnya.
  2. Soloist (Solois)
    Solois cenderung untuk bekerja sendiri dan pribadinya yang individualis. Mereka ingin mencapai kesuksesan mereka secara independen. Mereka menolak tawaran bantuan dari orang lain maupun meminta bantuan orang lain karena mereka menganggap bahwa hal tersebut adalah tanda dari ketidakmampuan.
  3. Experts (Pakar)
    Pakar seringkali menyepelekan kemampuan mereka sehingga mereka selalu belajar lebih banyak lagi namun mereka tidak merasa puas dengan level pemahaman mereka. Mereka ingin belajar semua hal sehingga mereka akn menghabiskan banyak waktu mereka untuk mengejar tujuan mereka.
  4. Natural Genius (Jenius Alami)
    Natural Genius seringkali menetapkan banyak tujuan dan kecewa saar mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka. Mereka percaya bahwa mereka harus langsung mengerti saat mereka mempelajari hal baru.
  5. Superhero
    Superhero menginginkan kesuksesan dalam setiap peran yang mereka pegang. Mereka merasa bahwa pengetahuan atau kemampuan yang mereka miliki itu tidak mencukupi sehingga mereka cenderung untuk bekerja melampaui batas. Mereka juga menghabiskan banyak energi sebanyak mungkin untuk perannya.

Berikut adalah beberapa cara untuk membantu mengatasi perasaan impostor:

  1. Akui perasaan tersebut
    Identifikasi perasaan-perasaan seperti impostor atau perasaan seperti penipu ini. Cobalah untuk obrolkan perasaan ini kepada rekan kerja maupun temanmu. Membagikan perasaan ini dapat membuatmu tidak terlalu merasa kewalahan akan perasaanmu. Perasaan irasional dapat menjadi lebih buruk saat kamu tidak membicarakannya.
  2. Susun ulang pikiranmu
    Ubah keraguanmu dengan mencoba mengatakan kepada dirimu bahwa kamu tidak seburuk yang kamu kira. Saat perasaan itu muncul, tanya pada dirimu sendiri apakah ada bukti nyata untuk mendukung perasaan tersebut. Jika rekan atau temanmu seringkali memuji apa yang kamu lakukan, maka ini adalah salah satu tanda yang baik bahwa kamu telah melakukan tugasmu dengan baik.
  3. Berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain
    Membandingkan dirimu dengan orang lain tidak akan membuatmu melalui perasaan impostor ini. Saat kamu membandingkan dirimu dengan orang lain, kamu akan mencari dan menemukan kekuranganmu dan fokus pada kekurangan tersebut. Sebagai penggantinya, kamu bisa konsentrasi pada saat percakapan dan tertarik dengan tulus dalam belajar.
  4. Gunakan media sosial dengan bijak
    Terkadang, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengarahkan kita kepada inferiority atau keadaan di mana kita merasa lebih rendah dari orang lain. Oleh karena itu, cobalah untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan berhati-hati.
  5. Tidak ada yang sempurna
    Perlu diingat bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sadari hal apa yang kamu lakukan dengan baik dan inilah saatnya untuk kamu mengapresiasi kerja kerasmu!

Ingatlah bahwa melakukan kesalahan dan kekurangan merupakan bagian dari pekerjaan. Oleh karena itu, cobalah untuk belajar dari hal tersebut dan tetap maju ke depan!

Referensi:

Abrams, A. (2018, June 20). Yes, Impostor Syndrome is Real. Here’s How to Deal With It. TIME. Retrieved May 18, 2022, from https://time.com/5312483/how-to-deal-with-impostor-syndrome/

Bennett, J., & Davis, A. (2019). How to Overcome Impostor Syndrome — Guides. The New York Times. Retrieved May 16, 2022, from https://www.nytimes.com/guides/working-womans-handbook/overcome-impostor-syndrome

Cuncic, A. (2021, November 23). Imposter Syndrome: Definition, Symptoms, Traits, Causes, and Coping. Verywell Mind. Retrieved May 16, 2022, from https://www.verywellmind.com/imposter-syndrome-and-social-anxiety-disorder-4156469

Raypole, C. (2021, April 16). Imposter Syndrome: What It Is & How to Overcome It. Healthline. Retrieved May 16, 2022, from https://www.healthline.com/health/mental-health/imposter-syndrome#takeaway

Weir, K. (2013). Feel like a fraud? American Psychological Association. Retrieved May 16, 2022, from https://www.apa.org/gradpsych/2013/11/fraud

--

--