Investasi 101

Zchool Sharing Media
Zchool Sharing Media
9 min readJan 16, 2021

Istilah dalam pasar saham:

- Bullish: istilah yang dipakai sebagai hasil prediksi kenaikan harga saham atau kepercayaan investor atas kondisi pasar saham yang menunjukkan tren naik (uptrend). Pasar saham berada dalam kondisi bullish umumnya dipengaruhi kondisi ekonomi yang sedang baik. Bisa juga pasar yang bullish menandakan kalau pasar saham baru saja terlepas dari kemerosotan

- Bearish: istilah yang dipakai investor yang memprediksi ataupun memercayai harga saham bakal bergerak turun. Pasar saham yang bearish ditandai dengan kondisi pasar yang menunjukkan tren menurun (downtrend). Investor atau trader yang melihat tanda-tanda downtrend cenderung percaya hal-hal negatif bisa terjadi pada pasar.

Indeks harga saham: indikator atau ukuran yang mengukur perubahan harga dari suatu pasar saham atau sebagian pasar. Saat indeks bergerak naik, saham-saham yang dimasukkan ke dalam indeks bergerak naik. Begitu pun sebaliknya. Gambaran yang disajikan dari indeks harga saham menjadi pedoman investor dalam menghitung lalu menentukan tingkat pengembalian dari waktu ke waktu.

Pentingnya menggunakan indeks harga saham dalam berinvestasi:

- Mengikuti indeks saham yang populer dapat menjadi gambaran umum tentang kondisi pasar saham secara keseluruhan.

- Mengikuti indeks saham yang kurang populer dapat memberi gambaran kinerja segmen pasar tertentu lalu membandingkannya dengan kondisi pasar keseluruhan.

- Indeks saham yang melahirkan reksa dana indeks dan ETF bisa menjadi pilihan cocok investasi tanpa ribet dan dalam jangka waktu yang lama.

Daftar indeks harga saham populer yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI):

- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG): merupakan indeks yang digunakan dalam mengukur pergerakan semua saham di BEI.

- Indeks LQ45: merupakan indeks yang digunakan buat mengukur pergerakan harga 45 saham terpilih dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan ditunjang fundamental yang baik.

- Indeks IDX30: merupakan indeks yang digunakan buat mengukur pergerakan harga 30 saham yang punya likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan ditunjang fundamental yang baik.

- Indeks IDX80: indeks yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga 80 saham yang punya likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan ditunjang fundamental yang baik.

- Indeks IDX Value30 (IDXV30): merupakan indeks yang mengukur pergerakan harga 30 saham yang punya valuasi harga yang rendah dengan klikuiditas serta keuangan yang baik.

- Indeks IDX Growth30 (IDX30): merupakan indeks yang mengukur pergerakan harga 30 saham yang punya tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta keuangan yang baik.

- Indeks KOMPAS100: merupakan indeks hasil kerja sama dengan Kompas Gramedia yang mengukur pergerakan harga 100 saham dengan likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar.

- Indeks IDX SMC Composite: merupakan indeks yang mengukur pergerakan harga saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah

- Indeks IDX SMC Liquid: merupakan indeks yang mengukur pergerakan harga saham-saham dengan likuiditas tinggi serta punya kapitalisasi pasar kecil dan menengah.

- Indeks IDX High Dividend 20: merupakan indeks harga 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividen dengan yield yang tinggi.

Masih banyak lagi indeks saham lainnya di Indonesia. Dengan mengetahui indeks harga saham, alasan kenapa sebaiknya menggunakan indeks, hingga daftar indeks yang tercatat, kamu akan memiliki banyak pertimbangan sebelum akhirnya mengambil keputusan investasi.

Daftar saham BEI yang disarankan untuk dipantau:

- Indeks LQ45: terdiri dari 45 perusahaan dengan transaksi tertinggi serta punya kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan yang bagus.

- Indeks IDX30: indeks yang memuat 30 saham dengan kapitaliasi dan likuiditas terbaik. Setiap 6 bulan sekali IDX30 bakal ditinjau.

- Indeks ISSI: indeks yang terdiri dari saham-saham syariah yang tercatat di BEI yang di keluarkan OJK lewat penerbitan Daftar Efek Syariah (DES).

Aksi korporasi adalah setiap peristiwa dalam perusahaan terbuka yang membawa perubahan terhadap organisasi dan memberi dampak kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan obligasi.

Salah satu contoh aksi korporasi adalah Stock Split, yakni aksi korporasi dari emiten yang tujuannya adalah untuk memecah harga saham, agar harga saham emiten memiliki nilai nominal yang rendah sementara itu jumlah lembar saham yang beredar juga makin meningkat.

Tujuan dan manfaat perusahaan melakukan stock split:

- Saham bisa jadi lebih likuid. Dengan memecah harga sahamnya jadi lebih kecil, saham-saham perusahaan mereka akan menjadi lebih likuid dan sering diperdagangkan oleh investor di bursa. Wajar saja, karena saham dengan harga mahal tentu gak likuid.

- Investor kecil bisa masuk. Investor ritel yang membuka akun saham di sekuritas tentu memiliki modal terbatas. Jika harga saham terlalu mahal, tentu hal itu cukup memberatkan mereka.

- Risiko investor jadi lebih kecil. Dengan adanya stock split, otomatis risiko investor juga akan mengecil. Misal saham Rp7 ribu per lembar stock split 1:5 menjadi Rp1.400 per lembar. Ketika investor atau trader harus melakukan cut loss untuk mengambil sebagian modalnya, maka kerugian yang mereka alami pun bisa lebih kecil karena harga saham per lembarnya juga murah.

Contoh aksi korporasi yang lain adalah Buyback Saham, yaitu salah satu aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk pembelian kembali saham beredar yang ada di publik.

Ada dua mekanisme yang dilakukan perusahaan untuk melakukan buyback saham, yaitu tender offer dan pembelian di pasar terbuka. Buyback saham melalui tender offer didahului oleh penawaran perusahaan kepada para pemegang saham bahwa pihaknya akan membeli sejumlah saham dengan kisaran harga tertentu. Cara kedua yang digunakan perusahaan untuk buyback saham adalah dengan pembelian di pasar terbuka, yaitu pembelian pasar di reguler sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Bagi investor saham, aksi buyback bisa menghasilkan keuntungan karena berpotensi meningkatkan harga saham.

Kita ambil contoh aksi buyback yang dilakukan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sejak 10 Agustus 2018 hingga 10 Februari 2020. Laporan sekretaris TOWR menyatakan bahwa perusahaan telah membeli 809,3 juta saham sehingga harga TOWR meningkat dari Rp540 menjadi RP875 per 10 Agustus 2018 sampai 10 Februari 2020. Artinya, harga saham TOWR meningkat 62,04% dalam kurun waktu 18 bulan. Jika kita ingat dengan teori ekonomi Supply and Demand, dimana jika supply berkurang maka harga akan naik. Nah dengan supply lembar saham yang beredar di publik akan berkurang, maka diharapkan harga saham juga meningkat.

Aksi korporasi lainnya antara lain:

  • Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/Rights, yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham buat membeli efek baru, termasuk saham.
  • Tanpa HMETD, yaitu penambahan modal yang wajib mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
  • Employee Stock Option Program (ESOP)/Management Stock Option Program (MSOP), yaitu program yang memperbolehkan karyawan memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja.
  • Saham bonus, yaitu saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki.
  • Initial Public Offering (IPO), yaitu penawaran perdana saham secara umum kepada investor institusi dan ritel.
  • Partial Delisting, yaitu penghapusan sebagian saham, tapi tidak menghapus semuanya di bursa.
  • Waran, yaitu produk turunan saham sebagai hak yang membolehkan pembelian saham pada harga tertentu sebelum kadaluwarsa.
  • Dividen saham, yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
  • Gabung usaha, yaitu tindakan penggabungan dua usaha untuk membentuk usaha baru (merger).
  • Reverse stock, yaitu tindakan menaikkan harga saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar.
  • Konversi saham, yaitu pengubahan satu jenis saham menjadi jenis saham yang lain.
  • Company listing, yaitu tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mencatat semua modal yang disetor ke bursa.

Tanda harga saham bakal naik:

Memahami candlestick saja tidak cukup untuk bisa menganalisa sebuah harga saham bakal turun. Cari tahu juga “pola candlesticknya”. Berikut tiga pola candlestick saham bakal naik:

Hammer:

Bentuknya mirip palu makanya dinamakan Hammer. Hammer memiliki sumbu atau shadow yang panjang ke bawah, dan penampakan hammer bisa kamu jumpai di grafik saham yang sedang “downtrend”. Hal ini menunjukkan kalau pada hari atau periode tersebut harga saham itu sempat turun drastis namun akhirnya balik lagi hingga bulish karena aksi beli secara masif yang menyebabkan harga naik. Biasanya nih ketika ada hammer, tren akan berubah jadi bullish.

Bullish Harami:

Dalam bahasa Jepang Harami artinya hamil, jadi penampakan candlestick bullish harami terlihat seperti orang yang lagi mengandung. Pola ini terlihat ketika downtrend dimana candlestick bearish (merah) terlihat lebih besar lalu di sebelah kanannya ada candlestick hijau kecil. Candlestick hijau yang kecil menandakan kalau downtrend ini sudah masuk titik nadir. Ini adalah saatnya uptrend.

Three white soldier:

Jika kamu melihat adanya tiga candle bullish berwarna hijau yang badannya panjang setelah periode downtrend, maka ini juga merupakan tanda-tanda dimana uptrend akan terjadi. Tapi ingat baik-baik, candle di tengahnya harus bersumbu pendek atau tidak ada sumbunya sama sekali.

Mengenal saham gorengan

Saham gorengan adalah saham berkualitas jelek yang telah direkayasa oleh sejumlah pihak (bandar saham) untuk mengeruk keuntungan dalam jangka pendek dengan ciri-ciri berikut:

- Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil. Kapitalisasi pasar adalah harga yang harus dibayar seseorang bila ingin membeli 100% kepemilikan perusahaan tersebut. Kapitalisasi pasar saham gorengan biasanya di bawah Rp. 1 T

- Masuk daftar Unusual Market Activity (UMA). UMA adalah pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa di bursa yang menurut penilaian bursa dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Saham mana saja bisa dinyatakan UMA apabila pihak bursa mengendus adanya indikasi abnormalitas dalam perdagangan sahamnya. Namun, bursa efek menegaskan berulang kali bahwa “Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran di bidang pasar modal”.

- Kinerja keuangan & informasi emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga. Pergerakan harga ekstrem membuat saham gorengan tidak sejalan dengan kinerja keuangan, atau tidak disertai dengan pemberitaan dan informasi dari internal emiten.

- Pola grafik tidak beraturan. Saham gorengan biasanya memiliki pola grafik yang sangat tidak beraturan. Volumenya tidak stabil, misal tiba-tiba tidak ada volume mengakibatkan pola grafik menjadi tidak beraturan.

Tips terhindar dari saham gorengan:

- Cek bisnis yang dijalankan perusahaan

- Cek prospek kedepan bisnis

- Cek aset dan hutang perusahaan

- Cek apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian

Cara menghitung keuntungan reksadana

Contoh studi kasus:

Seorang karyawan bernama Budi, punya penghasilan Rp6.000.000 per bulan. Budi berinvestasi di reksadana A dengan cara menabung rutin Rp1 juta dari 1 Januari 2020–31 Desember 2020.

Perhitungan keuntungan reksadana Budi:

Note:

NAB Rata-Rata = Total Investasi : Total Unit

= Rp12.000.000 : 11.847,28 unit

= 1.012,89

Tanggal 1 Desember 2019, NAB reksadana A adalah 1.086,74

Keuntungan Budi = (NAB 1 Desember x Total Unit) — Modal Investasi

= (1.086,74 x 11.847,28) — Rp12.000.000

= Rp12.874.913,07 — Rp12.000.000

= Rp874.913,07 atau untung 7,29%

Kapan harga (NAB) reksadana diupdate?

1. Harga (NAB) reksadana update setiap hari kerja jam 20.00 WIB atau 08.00 WIB keesokan harinya

2. Hari kerja dari Senin-Jumat

3. Hari libur tidak ada kenaikan/penurunan harga (NAB) reksadana

4. Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional adalah hari libur bursa

Investasi P2P Lending

P2P (Peer to Peer) lending adalah sebuah wadah yang mempertemukan orang-orang yang butuh pinjaman dana, dengan orang-orang yang mau meminjamkan dana. Umumnya layanan ini dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi finansial atau lebih sering disebut fintech.

Cara kerjanya dimulai dari platform P2P akan mengumpulkan data-data mengenai para calon peminjam dana untuk kemudian ditinjau soal kelayakan bayar dan lain sebagainya. Platform itu juga akan memunculkan hasil penilaian mereka terkait memunculkan hasil penilaian mereka terkait kelayakan si peminjam dana. Hal ini akan berpengaruh pada imbal hasil yang diterima para pemberi pinjaman. Semakin tinggi nilai atau rating yang diberikan, semakin kecil imbal hasil karena risiko kecil dan sebaliknya.

Jenisnya antara lain:

- P2P lending sektor produktif atau yang sifatnya produktif. Para peminjam dananya tentu adalah para pengusaha menengah, kecil, atau pun ultra-mikro. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki usaha yang berjalan selama lebih dari setahun.

- P2P lending sektor konsumtif. Kalau yang ini adalah kebalikannya produktif. Platform ini membebaskan para peminjam dananya untuk menggunakan uang yang mereka pinjam. Seandainya mereka mau buat usaha ya silahkan saja, buat konsumtif juga boleh.

Obligasi adalah surat utang berjangka yang diterbitkan negara ataupun perusahaan. Jangka waktunya dari 1–10 tahun. Itu berarti negara atau perusahaan berutang kepada kita sebesar yang dijanjikan. Negara atau perusahaan juga bersedia mengembalikannya pada waktu yang disepakati, dan membayarkan kuponnya setiap bulan.

Jenis-jenis obligasi:

1. Obligasi perusahaan atau corporate bonds

Salah satu jenis yang diterbitkan perusahaan negara atau BUMN ataupun perusahaan swasta. Misalnya saja PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk yang menerbitkan senilai Rp500 Miliar.

2. Obligasi negara atau government bonds

Berikut daftar beberapa jenis obligasi yang diterbitkan negara untuk investor ritel:

- Saving Bond Ritel (SBR): praktiknya mirip dengan deposito, karena tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Investor hanya bisa membeli selama masa penawaran dan menyimpannya sampai waktu jatuh tempo.

- Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI): ORI merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Mitra Distribusi di Pasar Perdana.

- Sukuk Ritel (Sukri/SR): Sukri prinsipnya mirip dengan ORI namun berbasis syariah. Sukri dijual kepada investor individu masyarakat Indonesia melallui agen penjual dengan pembelian minimal Rp1 juta, dengan tenor 2 tahun.

3. Obligasi daerah atau municipal bonds

Jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dapat menerbitkan obligasi daerah hanya untuk membiayai kegiatan investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan pemerintah daerah.

--

--