Sedikit Insight Tentang Editing Dalam Film
Sejarah penyuntingan dari masa ke masa yang dimulai dari 1900. Dimana pada waktu itu cara editingnya adalah dengan menghentikan kamera sebelum dipindah ke angle lain. Lalu pada tahun 1915, film The Birth of A Nation karya Griffith menggunakan berbagai angle yang disusun berurutan. Selanjutnya pada 1920, Kuleshov mempelajari efek montase. Tahun 1934, nominasi editing dimasukkan ke ajang Oscars. Lanjut ke tahun 1956, Ampex menciptakan perekam video dengan pita magnetik yang praktis. Pada tahun 1971, komputer mulai digunakan. CMX 600 menandai awal era editing nonlinear. Tahun 1988, AVID dilahirkan diikuti software digital lainnya seperti Adobe Premiere. Dan terakhir pada 2015, software digital menguasai industri.
Editing dibagi menjadi dua tahap, yaitu Offline dan Online editing. Pada offline editing, pekerjaan editor antara lain mengconvert footage mentah menjadi proxy dengan resolusi lebih rendah. Proxy merupakan file berukuran rendah hasil kompresi yang terhubung dengan file asli. Semisal footage 4k, dicompress ke resolusi 1920x1080. Asisten editor mengsinkronisasi rekaman gambar dan suara. Editor memilih, memilah, memotong, merangkai dan menyusun struktur cerita. Fokus utama dari offline editing adalah struktur cerita, pacing, dan emosi. Setelah sutradara dan produser sepakat, maka gambar dinyatakan picture locked.
Pada tahap online editing, proxy dengan resolusi rendah disambungkan kembali ke file asli. Colorist mulai bekerja, dimulai dengan koreksi warna, dilanjutkan color grading. Gambar-gambar yang belum rapi dirapikan. Sementara itu, suara juga dikoreksi, ditambahkan foley, dan diselaraskan. Terakhir, gambar yang sudah dipoles disatukan kembali dengan suara.
Ada dua pendekatan editing, yaitu penyuntingan continuity dan penyuntingan discontinuity. Penyuntingan continuity mengedepankan urutan yang runtut dan konsisten. Hal yang diutamakan adalah kesinambungan gerakan, posisi, dan arah pandang. Teknik yang termasuk continuity adalah eye matching, aturan 180 derajat, dan shot/reverse shot. Sedangkan pada penyuntingan discontinuity, ekspektasi penonton terhadap kesinambungan gambar dipatahkan. Pendekatan ini mengutamakan makna daripada kesinambungan suara dan gambar. Teknik yang termasuk dalam discontinuity adalah montase dan jump cut.
Skala prioritas editing menurut buku In The Blink of an Eye yang ditulis Walter Murch yaitu Emosi (Apakah potonganmu mempengaruhi emosi penonton?) — 51%, Cerita (Apakah potonganmu mendorong cerita maju ?) — 23%, Ritme (Apakah potonganmu memberikan efek ritmik?) — 10%, Mata Penonton (Apakah kamu sudah mengantisipasi ke mana penonton akan melihat?) — 7%, Screen Direction (Menggunakan aturan 180 derajat untuk menjaga kesinambungan) — 5%, Logika ruang (Apakah kamu sudah menciptakan logika ruang yang jelas) — 4%.
Salah satu hal terpenting sebelum sebuah film diedit adalah menjaga continuity. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Aturan 180 derajat. Perhatikan garis imajiner! Jika si A ada di sisi kiri frame, maka pastikan ia tetap ada di kiri frame saat pindah shot. Jika ia keluar ke kanan frame, pastikan ia masuk dari kiri frame di shot berikutnya.
- Aturan 30 derajat. Ketika kamu mengubah ukuran shot atau mengubah angle sebuah shot, maka pastikan kamera berpindah lebih dari 30 derajat. Jika tidak, potongan gambar akan terasa patah.
- Arah pandang aktor. Jika arah pandang si A melihat ke kanan frame, maka pada shot berikutnya arah pandang si B harus melihat ke kiri frame.
- Mise-en-scene. Perhatikan pula elemen-elemen yang ada di dalam layar seperti: perhiasan yang dipakai, posisi luka, model rambut, dsb agar terjaga kesinambungannya.
- Siapkan cutaway. Cutaway adalah shot sisipan yang tidak berhubungan langsung dengan adegan tetapi dapat membantu editor untuk mengatur pacing sebuah adegan.
Itu tadi rangkuman materi sedikit insight tentang editing dalam film. Kalau kalian ingin membaca atau mendapatkan informasi-informasi menarik lainnya seputar film, baca blog Zinema di medium.com/zinema-id atau bisa juga cek instagramnya di akun zinema_id
Referensi: Studio Antelope