Menuju Mati

Puspita Kaban
zwyzxyz
Published in
1 min readSep 1, 2020
Photo by Marc Wieland on Unsplash

Tak ada yang kutakuti dari mati.

Aku hanya penasaran atas apa yang akan terjadi, sebelum, saat, dan setelahnya. Apakah mati adalah sebentuk peningkatan kelas seorang manusia? Sama halnya seperti lahir dan melahirkan. Apakah orang — orang yang diberi mati adalah mereka yang tuntas sudah tugasnya di dimensi satu ini? Mungkin mereka sedang berpesta ria di sisi di balik sana. Merayakan bahkan menyemangati kita yang masih di sini. Mungkin hidup panjang adalah kutukan bagi mereka yang terlalu mencintai dirinya. Mereka yang terlalu egois. Mereka yang merekat erat pada dunia.

Mungkin hidup panjang adalah kutukan bagi mereka yang terlalu mencintai dirinya.

Bagaimanapun, walau rasa penasaran ini semakin hari semakin menjadi — jadi. Seperti hajat yang sejatinya harus ditunaikan. Aku tak pernah mencoba untuk mati. Bahkan kuhindari arah yang akan mengantarkanku ke sana. Sungguh suatu keanehan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata — kata. Jangankan penjelasan, bahkan aku tidak tahu harus dinamai apa perasaan seaneh ini. Rasa penasaran yang justru dibarengi dengan penghindaran. Padahal aku tidak takut.

Apakah ini artinya aku belum pantas? Untuk mencobai hal yang hanya diberikan pada mereka yang tepat janji. Yang lekas melaksanakan seluruh kodratnya. Yang melepas perekatnya pada dunia. Apakah aku masih terlalu mencintai aku dan semua yang kuanggap milikku?

--

--