Gatot Soedarto
8 min readApr 16, 2016

Kesalahan Fatal Teori Relativitas Albert Einstein Berawal dari Eksperimen Imajinernya (Thought Experiment)

“ Mengamati gelombang dan ombak di tengah laut, dan juga ombak yang memecah di pantai, adalah suatu pemandangan yang sangat menarik jika kita pada saat itu sambil memikirkan bagaimana ilmu fisika-gravitasi bumi, gravity in fluid dynamics-bekerja di sana.

Gelombang di tengah laut bergerak naik-turun digerakkan oleh angin dan tarikan gaya gravitas bumi terlihat begitu indahnya mengembalikan air laut dalam keseimbangannya.

Seorang penyair barangkali akan lebih indah lagi menggambarkan dalam syairnya, bagaimana tarikan gravitasi bumi se-akan-akan bagaikan tangan seorang ibu yang tidak ingin anaknya lepas dari tangannya-oleh hembusan angin yang kuat-dan ditariknya kembali dalam pelukannya.

Pengalaman yang indah, dan itu nyata, dapat dilihat oleh siapa saja, dan dapat dibuktikan oleh siapa saja-bahwa gaya gravitasi itu ada –bagaimana mungkin bisa percaya terhadap seseorang yang mengatakan ‘nothing about force’ …walaupun yang mengatakan itu dikenal sebagai seorang jenius dan ilmuwan besar di dunia …..“

Gelombang gravitasi / Gravity waves terlihat di awan Cirrus Altostratus (wikipedia)

Elevator Supranatural

“This physicists are still in the elevator, but this time they really are in the empty space, far away from the attractive power of any celestial body.A cable is attached to the roof of the elevator; some supernatural force begins reeling in the cable; and the elevator travels “upward” with constant acceleration, i.e. progressively faster and faster. Again the men in the car have no idea where they are, and again they perform experiments to evaluate their situation. This time they notice that their feet press solidly against the floor come up beneath them.

If they release objects from their hands, the objects appear to “fall”.If they toss object in a horizontal direction they do not move uniformly in a straight line, but describe a parabolic curve with respect to the floor.

And so the scientist, who have no idea that their windowless car actually is climbing through interstellar space, conclude that they are situated in quite ordinary circumstances in a stationary room rigidly attached to the earth and affected in normal measure by the force of gravity. There is no way for them to tell whether they are at rest in a gravitational field or ascending with constant acceleration through outer space where there is no gravity at all.……………

So Einstein’s Law of Gravitation contain nothing about force. It describes the behavior of objects in a gravitational field — the planets, for example — not in terms “attraction” but simply in the terms of the paths they follow. To Einstein, gravitation is simply part of inertia; the movements of stars and the planets arise from their inherent inertia; and the courses they follow are determined by the metric properties of space — or, more properly speaking, the metric properties of the space-time continum.

(Universe and Dr.Eintein, Lincoln Barnett, London 1949, page 69–72).

Terjemahan :

“Para fisikawan masih berada di dalam elevator/lift, tapi kali ini mereka benar-benar berada di ruang kosong, jauh dari gaya tarik-menarik benda-benda angkasa. Kabel diikat di atap lift, lalu ada kekuatan supranatural menarik kabel ke atas;.. dan lift naik “ke atas” dengan percepatan konstan, yaitu semakin cepat dan lebih cepat lagi. Orang-orang (fisikawan) di dalam lift/kendaraan itu tidak tahu di mana mereka berada, dan lagi mereka sedang melakukan percobaan untuk mengevaluasi situasi mereka saat ini. Mereka melihat/merasakan bahwa kaki mereka menekan kuat terhadap lantai lift di bawah mereka.

Jika mereka melepaskan benda dari tangan mereka, benda-benda itu terlihat “jatuh” ke lantai lift. Jika mereka melemparkan sebuah benda dalam arah horisontal, benda itu tidak bergerak dalam garis lurus, tapi bergerak melengkung/kurva parabola terhadap lantai lift.

Dan jadi para fisikawan tidak tahu bahwa lift/kendaraan yang tanpa jendela itu benar-benar naik/mendaki melalui ruang antar bintang, menyimpulkan bahwa mereka berada di kendaraan dalam keadaan biasa yang sedang berhenti di suatu tempat di bumi, dan terpengaruh oleh gaya gravitasi dalam ukuran normal. Tidak ada cara bagi mereka untuk mengatakan apakah mereka beristirahat dalam medan gravitasi atau naik dengan percepatan konstan melalui luar angkasa di mana tidak ada gravitasi sama sekali.
……………

Jadi Hukum Gravitasinya Einstein tidak berisi apa-apa tentang gaya /kekuatan. Tapi menggambarkan perilaku objek dalam medan gravitasi — planet-planet, misalnya — tidak dalam hal “gaya tarik” tetapi hanya dalam hal jalan yang mereka ikuti. Bagi Einstein, gravitasi hanya bagian dari inersia; pergerakan bintang dan planet-planet timbul dari inersia yang melekat mereka; dan lintasan yang mereka lalui yang ditentukan oleh sifat metrik ruang — atau, lebih tepatnya, sifat kontinum dari metrik ruang-waktu.”

Setiap orang yang mempelajari teorinya Enstein dan membaca eksperimen imajinernya (thought experiment) di atas, pertama kali akan terkesan dan kagum, dan lalu membenarkan gagasan Einstein tentang gravitasi sesuai imajinasi tersebut, bahwa gravitasi bukan suatu gaya/force, melainkan suatu kelembaman atau gerak dari suatu obyek mengikuti lengkungan di ruang /space atau Lengkungan Ruang-Waktu atau ‘curved space’/’warped space. Tidak ada gaya tarik-menarik antara bintang dan planet-planet.

Benarkah kesimpulan yang diambil oleh Einstein dari eksperimen imajinernya di atas, bahwa gravitasi bukan gaya atau ‘force’, melainkan bagian dari inersia yang ditentukan oleh sifat metrik ruang?

Jawabannya jelas, kesimpulan itu tidak benar alias salah! Adapun alasannya diuraikan di bawah ini:

Di dalam eksperimen imajiner di atas digambarkan 3 (tiga) peristiwa yang menjadi obyek pengamatan para fisikawan di dalam elevator/lift :

1.Mereka melihat/merasakan bahwa kaki mereka menekan kuat terhadap lantai lift di bawah mereka.

2.Jika mereka melepaskan benda dari tangan mereka, benda-benda itu terlihat “jatuh” ke lantai lift.

3.Jika mereka melemparkan sebuah benda dalam arah horisontal, benda itu tidak bergerak dalam garis lurus, tapi bergerak melengkung/kurva parabola terhadap lantai lift.

Tiga objek peristiwa di atas berhubungan pengaruh gravitasi terhadap benda yang memiliki massa/berat, atau ‘benda jatuh’. Eksperimen imajiner berupa elevator yang bergerak naik ke atas dengan percepatan konstan di atas hanya menjelaskan soal ‘benda jatuh’ dan tidak menjelaskan apa-apa tentang pengaruh gravitasi terhadap peredaran benda-benda angkasa dalam orbitnya, misalnya peredaran planet-planet mengelilingi matahari. Lalu bagaimana mungkin pengamat di luar elevator (Albert Einstein) mengambil suatu kesimpulan bahwa gravitasi bukan suatu gaya (nothing about force). dan lebih jauh lagi mengatakan: ‘menggambarkan perilaku objek dalam medan gravitasi — planet-planet, misalnya — tidak dalam hal gaya tarik tetapi hanya dalam hal jalan yang mereka ikuti.’

Eksperimen imajiner di atas juga tidak menggambarkan terjadinya gerakan air pasang dan surut disebabkan gaya tarik dari bumi dan bulan, dan masih banyak lagi peristiwa alam yang terjadinya disebabkan karena pengaruh gaya gravitasi-gelombang gravitasi/gravity waves-antara lain:

  1. Membentuk lapisan Atmosfer bumi. Ini satu hal baru-entah ini dikatakan pemikiran baru/hipotesis -dan barangkali belum ada penelitiannya untuk menjawab pertanyaan apakah gravitasi bumi dan planet lainnya menentukan adanya lapisan atmosfernya? Jika tidak ada gaya gravitasi bumi yang menarik dan ‘mengikat’ atom-atom gas, bisa jadi bumi tidak memiliki atmosfer yang tertata lapisan-lapisannya, mulai dari lapisan terendah troposfer sampai ionosfer.
  2. Gempa bumi (Earthquake)

Regional gravity anomalies and a gravity gradient change were observed in the area around the epicenter about 2 or 3 years beforer the earthquake occurred, suggesting that gravity change may be a seismic precusor

3.Tsunami.

Terjadinya gelombang pasang air laut atau tsunami dipicu oleh kejadian gempa bumi di dasar laut, yaitu pergeseran lempeng/lapisan bumi akibat pengaruh gaya gravitasi bumi

4.Dan masih banyak lagi peristiwa alam yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi, misalnya terjadinya bermacam-macam angin topan, puting beliung, dan tornado.

Semuanya itu akan sangat sulit -tidak mungkin-dirangkum dalam satu eksperimen imajiner yang utuh, sehingga bisa diambil kesimpulan yang tepat dan benar.

Dengan demikian eksperimen imajinernya Albert Einstein adalah suatu eksperimen imajiner yang tidak lengkap (incomprehensive) dan cenderung menyesatkan. Memang ada beberapa eksperimen imajiner lainnya misalnya menjelaskan cahaya ‘melengkung’ (light bending), namun merupakan eksperimen imajiner parsial — kasus per kasus-dan tidak bisa digunakan untuk mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

Eksperimen imajiner di atas juga dijelaskan dalam Web ‘einsteinonline, berupa elevator dan roket dan Albert Einstein justru ‘menemukan’ kesimpulan penting yang dinamakan ‘Prinsip Kesetaraan Einstein’ atau ‘Einstein’s Equivalence Prinsiple’ yang pada dasarnya menyatakan, bahwa di dalam ruang tertutup (elevator atau kabin roket) yang naik ke atas, keadaannya akan sama dan tidak ada cara untuk membedakan apakah berada di ruang angkasa bebas gaya gravitasi atau berada di tempat /medan gravitasi misalnya di permukaan bumi.

Einstein’s thought experiment

Einstein became convinced that this inability to distinguish a region with a gravitational field from one without was not just restricted to observations of falling bodies. He postulated that it holds true for any physical measurements at all: No experiment, no clever exploitation of the laws of physics, he claimed, can tell us whether we are in free space or in a gravitational field.

This statement is called the equivalence principle. One of the consequences: In a reference frame that is in free fall, the laws of physics are the same as if there were no gravity at all — the laws of physics are those of special relativity!(Einstein’s Equivalence Principle)

Dan sesuai uraian di atas tadi, bahwa eksperimen imajiner Einstein tidak lengkap (incomprehensive) dan cenderung menyesatkan, maka suatu prinsip yang diambil dari eksperimen imajiner itu tidak bisa dibenarkan secara ilmiah, alias salah. Einstein’s equivalence prinsiple is false.

Kesalahan Eksperimen imajiner dan Prinsip Kesetaraan Einstein tampak dengan jelas, mengingat hasil pemikiran Einstein itu dilakukan sekitar tahun 1915 atau sebelumnya, di mana pada waktu itu pengetahuan tentang gravitasi belum berkembang seperti sekarang ini. Pada masa itu kekuatan gaya gravitasi bumi di semua tempat adalah sama: 9,81 m/s2.

Namun dewasa ini sudah diketahui bahwa kekuatan gaya gravitasi di permukaan bumi/di masing-masing tempat tidak sama.

“The precise strength of Earth’s gravity varies depending on location. The nominal “average” value at the Earth’s surface, known as standard gravity is, by definition :9.80665 m/s2

Amsterdam: 9.813, Athens : 9.800, Aucklan : 9.799, Bangkok :9.783, Brussels : 9.811, Buenos Aires: 9.797, Calcutta : 9.788, Jakarta : 9.781” (Gravity of Earth)



Lalu apa yang dimaksud dengan ‘Kesalahan Fatal Teori Relativitas Albert Einstein’ dalam tulisan ini?

Tidak lain adalah cara pembuktian hipotesis dalam teori relativitas umum (General Relativity Theory) bahwa ‘Cahaya dibengkokkan/disimpangkan oleh medan gravitasi benda masif,misalnya matahari’ atau ‘Deflection of light by the Sun’.

Cara pembuktian yang diusulkan oleh Einstein:

“ “From these purely theoretical considerations Einstein concluded that light, like any material object, travels in a curve when passing through the gravitational field of a massive body. He suggested that his theory could be put to test by observing the path of starlight in the gravitational field of the Sun. Since the stars are invisible by day, there is only one occasion when Sun and stars can be seen together in the sky, and that is during an eclipse.

Einstein proposed therefore, that photographs be taken of the stars immediately bordering the darkened face of the sun during an eclipse and compared with photographs of those same stars made at another time. According to his theory, the light from the stars surrounding the Sun should be bent inward, toward the Sun, in traversing the Sun’s gravitational field; hence the images of these stars should appear to observer on earth to be shifted outward from their usual positions in the sky.”

Cara pembuktian di atas tidak ilmiah dan salah, telah dijelaskan dalam posting sebelumnya ‘No doubt: Einstein’s general theory of relativity was wrong

Sumber tulisan:

  1. Buku ‘The Evidence 2016’, CreateSpace/Amazon, 2016.
  2. Buku ‘Einstein,Arthur Eddington, dan Astronomi,paperback Indonesian Edition,CreateSpace/Amazon,2015.
Gatot Soedarto

Navigator, former lecturer on Astronomy. Author: Logical Fallacies of Special and General Theory of Relativity, 1919 Eclipse and General Relativity.