Ssst… Ini Rahasianya! Why Reading is The Real MVP

Ada hal menarik yang bedain Pembaca dan Bukan Pembaca.

Debbi Aditama
4 min readNov 29, 2023

I found some interesting, ini tentang perbedaan antara pembaca dan bukan pembaca.

Sebelumnya gue disclaimer dulu, kalau pernyataan ini bukan generalisasi umum, melainkan based on my opinion. Gue betul-betul sadar kalau di luar sana ada orang yang bisa sukses tanpa perlu membaca, ada banyak cara dan pendekatan yang jelas bisa bawa seseorang menuju sukses, dan membaca adalah salah satu jalannya.

Secara personal, aktivitas baca buku kasih gue kesenangan dan kebahagiaan, kasih pengalaman yang memuaskan dan bangkitin perasaan positif.

I love reading as much as I love writing. Membaca punya peran sebagai sumber informasi dan inspirasi — sebuah ‘input’ yang ngebentuk pemahaman dan gagasan. Sejalan dengan itu, menulis adalah cara gue buat ungkapin pemikiran dan ide-ide yang udah gue dapet via membaca — ‘output’ dari proses tersebut. Gue akui kalau artikel-artikel yang gue tulis jauh dari kata sempurna.

My journey started with reading. Gue pun nggak akan pernah mencapai titik ini tanpa membaca. Walaupun belum sepenuhnya tercapai, tapi gue paham betul kalau skill membaca ini bakalan jadi part of success gue di masa depan.

Ini bukan cuma perkara tentang, gimana sukses bisa lo dapat dari rajin membaca — ya meskipun ini jadi salah satu faktornya,

lebih jauh lagi, ini tentang kondisi Imbisil/Morio pada seseorang.

Imbisil/Morio

Secara ilmiah, imbisil atau morio ini bisa dikaitkan dengan “orang bodoh” atau “mereka yang dungu”. Kedua kata ini mostly dipakai dalam bidang kedokteran atau psikologi yang merujuk ke orang dengan tingkat kecerdasan yang rendah atau keterbatasan intelektual.

Gue nggak bilang kalau sebagian besar orang itu bodoh, yang gue tekankan disini itu sifat kekeuh/bebal dan kesombongan yang dipunya sama seseorang, dan jelas sifat-sifat ini bisa jadi penghalang dalam belajar sesuatu yang berharga.

Sifat bebal ini yang ngarahin mereka ke kondisi Imbisil/Morio itu sendiri.

Akan selalu ada orang merasa jadi yang paling the best dalam bidangnya, dalam segala hal dan kekeuh kalau dia tahu apa yang musti dilakuin, nggak perlu diarahin.

Oke, no problem dengan itu, tapi kalau ini kejadiannya terus-terusan lo tutup telinga nggak mau belajar dari orang lain, sikap itu bisa kasih ending yang buruk buat diri lo. There’s always something you can learn from other people, nggak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari lo, semua orang sama. Seperti yang dikatakan oleh Sadhguru,

Jangan memandang tinggi siapa pun; jangan memandang remeh siapa pun.

Sadhguru is the founder and head of the Isha Foundation, based in Coimbatore, India.

Respect is the key to learning, and that’s why we need to listen to other people.

Hubungan membaca dan sukses

Oke kita go to back ke part of success.

Dengan lo tahu self-awareness munculnya kesadaran diri, ini jadikan lo paham tentang apa yang perlu lo perbaiki dalam development journey, lo bisa jadi ahli dalam apa yang lo kejar. Kalau udah mulai ngerasa sulit buat dengerin orang lain, mulailah dengan membaca.

Membaca adalah alat yang cukup simpel buat ajarin orang cara mendengarkan.

Ada ribuan kata yang bisa lo pilih, mau lo dengerin atau lo abaikan. Terlepas dari itu, ternyata cuma dengan modal lo duduk dan membaca aja, itu sebenernya udah bikin lo punya sikap rendah hati.

Disitu lo mau memahami apa yang penulis coba sampaikan. Lo mau belajar dan (bahkan mungkin) terapkan apa yang dikatakan penulis.

Itulah kenapa menurut gue membaca adalah part of success, karena gue dulu orang yang bebal dan kekeuh. Gue pikir gue punya semua skill di dunia. Gue pikir gue lebih baik dari orang lain, diperparah lagi gue ngerasa nggak perlu orang lain buat kasih tahu diri gue apa yang harus dilakukan. Alhasil saat itu, gue masuk dalam kelompok Imbisil. Ketebak ya, bikin malu diri sendiri di depan orang lain, itu sering. 😞

Tapi dengan melakukan self-acceptance mengakui dan nerima fakta kalau gue nggak kemana-mana, kalau gue bodoh, ini nuntun diri gue menuju kata ‘butuh’.

Kebutuhan akan self-improvement ini gue aktualisasi dan dimulai dari membaca, dari titik inilah gue mencapai perubahan positif dalam hidup.

Mulai aja dulu

You can start by reading for 5 minutes every day. Masih susah juga? Oke, 1 menit. Mungkin kedengerannya lucu, tapi faktanya gue lakuin hal lucu itu 1 menit setiap harinya.

Gue duduk, nyalain timer, buka buku halaman per halaman, dan end up wasting 40 seconds of it. Bacanya kurang lebih sekitar 10 detik doang, dan cek halaman buat mastiin sisa berapa halaman lagi, and then tutup buku di 10 detik terkahir. Asli kocak parah sih itu. 🤣

Mulai aja dulu. Prosesnya mungkin kerasa sulit atau lucu diawalnya, tapi yang terpenting adalah taking baby steps everyday. Itupun udah namanya kemajuan. Kalau orang lain bisa, lo pun juga bisa.

Humble yourself to read, which will lead you to other parts of success.

See? Dengan lo baca artikel ini sampai akhir, lo baru aja beresin satu langkah sederhana menuju kesuksesan!

Thanks for reading and I hope you enjoy it!
Kalau kalian suka tulisan ini dan menurut kalian berguna,

📝 Gue rasa kalian juga butuh tahu ini — Eureka! Paradoks ‘Makin Banyak Belajar, Makin Merasa Bodoh’ Akhirnya Terungkap!

📬 Jadi yang paling up to date dapetin artikel gue secara langsung via email, lo bisa subscribe disini!

--

--

Debbi Aditama

a Stoic and Freelance Mentor who loves eudaimonia and then tries to be your Personal Growth buddy. 🌱✨