Hubungan Nggak Harmonis? Stoik Punya Solusi! 5 Tips Wajib Coba!

Cinta, tawa, dan bahagia selamanya — itulah dongeng dari relationship versi film Disney, manis banget kan? Tapi, kenyataannya nggak seindah itu.

Debbi Aditama
5 min readMay 27, 2024

Relationship adalah tarian kompleks dari emosi, ekspektasi, dan lika-liku kehidupan yang nggak bisa lo hindari, hari ini sweet, besok berantem, dah mirip roller coaster — ada naiknya, ada turunnya.

Trus, gimana dong caranya biar kita bisa tetap solid bareng pasangan?

Di sinilah Stoikisme masuk. Filosofi kuno ini nawarin tools yang relevan, tentang gimana stoikisme kasih pengaruh ke dalam harmonisnya hubugan kita.

Dalam artikel ini, kita bakal eksplorasi buat cari jawaban atas pertanyaan ini, how to apply stoikisme dalam suatu hubungan?

Apa itu Stoikisme?

Baiknya kita bahas sedikit dulu tentang filosofi satu ini. Buat yang belum tahu, Stoikisme itu filosofi kuno dari Yunani yang ngejar hidup bijaksana dan penuh pengendalian diri. Jadi, jangan mikir ini soal lo menekan emosi dan jadi robot tanpa perasaan ya, sebab yang bakal kita bahas ini adalah tentang perasaan.

Sejarah Singkat Stoikisme

Kita lihat dulu historisnya. Stoikisme berkembang pesat di zaman Romawi. Ada beberapa tokoh terkenal, seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Nah, mereka-mereka ini mengeksplorasi tema-tema seperti resilience, hidup sesuai dengan alam, dan pencarian kebajikan/virtue.

Prinsip Utama Stoikisme

Stoikisme menekankan pentingnya,

  • Virtue: Kita harus berusaha jadi orang yang bijaksana, berani, adil, dan punya pengendalian diri.
  • Reason: Selalu pakai logika dan pemikiran yang jernih buat ngambil keputusan
  • Self-control: Jangan gampang kebawa emosi. Coba kelola reaksi kita dengan lebih baik.
  • Acceptance: Sadari bahwa ada hal-hal yang di luar kendali kita, dan fokus sama yang bisa kita atur.

Kenapa Pakai Stoikisme dalam Relationship?

Well, udah cukup belajar sejarahnya. Sekarang, back to the core of this article, gimana terapin stoikisme dalam sebuah hubungan.

Kenapa sih lo perlu stoikisme dalam sebuah hubungan?

Dunia modern kasih banyak tantangan buat hubungan kita.

  • Stres
  • Social media comparisons
  • Gaya hidup yang serba cepat bisa memicu konflik

Stoikisme nawarin framework buat menavigasi hubungan lo agar mampu lewati tantangan dalam hidup, serta building connection yang lebih kuat antar sesama.

First of all, sebelum kita explore lebih jauh gimana nerapin stoikisme dalam hubungan, lo harus sadar dulu nih, challenge apa aja yang ada dari sebuah hubungan di era modern.

Kita menghadapi pressure seperti,

  • Sering Membandingkan: Kita sering banget banding-bandingin hidup kita sama orang lain di media sosial. Itu bisa bikin kita jadi minder atau insecure.
  • Miskomunikasi: Kurang dengerin atau salah paham dikit, bisa jadi berantem.
  • Ekspektasi yang nggak realistis: film-film romansa di Netflix atau di media manapun bikin kita mikir relationship itu gampang banget, padahal kan nggak.

Gimana Stoikisme bisa Handle The Problems?

Stoikisme nyediain tools buat ngejawab problem ini,

  • Manage emotions: Dengan lo paham dan mampu ngatur emosi, lo bisa menghindari reaksi impulsif dari emosi itu, dan hasilnya komunikasi lo bakalan lebih efektif.
  • Focus on what you can control: Lepaskan hal-hal di luar kontrol lo — seperti perilaku pasangan lo. Ini akan mengurangi stres dan memungkinkan lo buat fokus ke tindakan lo yang positif.
  • Practice gratitude: Jangan lupa buat selalu bersyukur. Kalau lo fokus sama hal-hal baik dari pasangan, hubungan lo pasti lebih bahagia dan solid.

Penerapan Stoikisme dalam Relationship: 5 Tips untuk Harmoni yang Abadi

Stoikisme bukan rulebook, tapi prinsip buat menavigasi tindakan lo sehari-hari. So, ini dia 5 tips buat ngejalanin hubungan ala Stoik!

1. Kontrol Emosi itu Penting

Pas gue bikin list ini dan taruh emotional control di urutan paling atas buat ngejawab pertanyaan tentang ‘cara terapin stoikisme dalam relationship’ bukan tanpa alasan. Kenapa kendali emosi itu paling penting? Simpel, karena ini kunci biar nggak gampang ribut.

Peran emosi krusial banget pas lo dihadapkan dengan situasi yang nggak ngenakin — yang diluar perkiraan, entah itu problemnya datang dari lo, pasangan lo, atau orang lain. Pintu gerbang pertama yang nentuin, solving nya bakal adem atau berantem.

Don’t worry, dengan lo terapin prinsip Stoik ini, lo bisa latih emotional control dalam hubungan lo,

  • Identifikasi Apa Trigger Emosi Lo: Kalau lo udah lolos tahap ini, dan mampu identifikasi emosi lo sendiri, gue pastikan kedepannya bakal lebih easy buat lo. Sekarang coba lo mulai identifikasi pakai prompt ini: “Saat situasi/perlakuan kayak gimana yang selalu sukses bikin gue kesel dan emosi?” Kenali itu dulu, nah kalau udah…
  • Gunain Teknik Stoik ini: Praktik Mindfulness, Teknik Visualisasi Negatif dan Deep Breathing Exercise. Ini bisa lo lakuin barengan sekaligus, saat lakukan Deep Breathing, sejalan dengan ini secara simultan pikiran lo perlahan akan berada pada ‘momen sekarang’. Ini akan bantu lo buat ambil waktu sejenak, tenangin diri sebelum bereaksi terbukti mampu ningkatin komunikasi lo secara signifikan.

2. Prioritaskan Reason Over Reaction

  • The Power of Pause: Kadang-kadang, pas lagi ribut, biasanya suka langsung nyerocos tanpa mikir. Coba deh, pause bentar, berhenti sejenak, sebelum lo bales ngomong. Ini worth it, antisipasi lo speak up sesuatu yang nyakitin yang mungkin bakal lo sesali nanti.
  • Utamakan Komunikasi Terbuka & Active Listening: Stoikisme menekankan komunikasi yang clear. Kalau ngobrol, coba jujur sama apa yang lo rasain, tapi juga dengar baik-baik perspektif pasangan lo secara aktif.

3. Terima dan Lepaskan

  • Terima Apa yang Nggak bisa Lo Kontrol: This has changed my life in a significantly positive way. Terima aja deh apa yang nggak bisa lo kontrol. Personality pasangan lo, masa lalu pasangan lo, itu semua di luar kendali lo. Penerimaan ini akan shifting fokus lo yang awalnya ke pasangan, sekarang beralih ke diri lo sendiri, ke apa yang bisa lo ubah — pikiran lo, perkataan lo, dan tindakan lo.
  • The Art of Letting Go: Jangan buang energi buat dendam atau ngotot pengen ubah yang nggak bisa diubah, itu bikin hubungan lo tegang, saling memaksakan. Melepaskan hal-hal yang nggak bisa lo ubah kasih lo power buat maju dalam membangun hubungan yang lebih positif.

4. Bersyukur dan Mengapresiasi

  • The Power of Gratitude: Luangin waktu buat hargai kualitas positif pasangan lo. Ingat-ingat hal-hal kecil yang bikin lo sayang sama dia. Ini bisa bikin hubungan kalian makin kuat. Atas rasa kepemilikan itu, lo akan lebih bersyukur memilikinya.
  • Apresiasi Keunikan Pasangan Lo: Instead lo ngebandingin hubungan lo dengan yang lain, hargai pasangan lo apa adanya. Fokus ke hal-hal yang lo cintai tentang mereka dan juga fokus ke cara mereka memperkaya hidup lo.

5. Penuhi Tugas dan Komitmen

  • Ambil Tanggung Jawab dalam Hubungan Lo: Jadilah pasangan yang bisa diandalkan. Tanggung jawab sama apa yang lo perbuat dan selesaikan konflik dengan kepala dingin secara konstruktif.
  • Bangun Kepercayaan Lewat Tindakan Konsisten: Komitmen tepati janji-janji kecil lo, karena dari situ kepercayaan tumbuh, landasan dari setiap hubungan yang sehat.

Kesimpulan

Stoikisme itu bukan solusi instan, tapi filosofi yang powerful banget buat bikin hubungan lebih kuat dan tahan banting.

Dengan kontrol emosi, akal sehat, penerimaan, rasa syukur, dan tanggung jawab, kita bisa punya hubungan yang lebih memuaskan dengan pasangan.

Ingat, Stoicism is a journey, not a destination. Semakin sering kita praktikkan prinsip-prinsip ini, makin damai dan harmonis relationship kita bareng pasangan. 😊

Thanks for reading and I hope you enjoy it!
Kalau kalian suka tulisan ini dan menurut kalian berguna,

📝 Gue rasa kalian juga butuh tahu ini — Stoikisme: Seni Hidup tanpa Rasa Sakit dan Kecewa

📬 Jadi yang paling up to date dapetin artikel gue secara langsung via email, lo bisa subscribe disini!

--

--

Debbi Aditama

a Stoic and Freelance Mentor who loves eudaimonia and then tries to be your Personal Growth buddy. 🌱✨