Cara Meningkatkan Penjualan Saat Daya Beli Konsumen Turun

Kaff Agency
3 min readJul 20, 2020

--

strategi penjualan

CiQaf pernah dengar kalimat berikut ini? “Kenalilah saya sebelum menjual barang untuk saya.” Itulah yang orang Amerika, atau konsumen di bagian dunia lainnya harapkan dari para tenaga penjualan. Dalam resesi, sangat penting untuk menyelaraskan strategi penjualan dengan preferensi pelanggan untuk menghindari kehilangan pangsa pasar dengan pesaing.

Persaingan yang ketat antara lain disebabkan oleh konsumen yang terhimpit pendapatan yang lebih sedikit sehingga ada dorongan untuk mengurangi belanja. Dalam kondisi pandemi yang memicu krisis seperti saat ini, ada beberapa tips untuk meningkatkan penjualan, bahkan ketika ekonomi sedang berubah. Berikut ini tips dari MinQaf yang bisa kamu terapkan di situasi diambang resesi seperti sekarang;

1. Pikirkan Nilai Jangka Panjang

www.pexels.com/ Rebrand Cities

Seorang pakar penjualan percaya bahwa peristiwa terkini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kesan yang baik bagi calon pembeli terhadap bisnismu. “Resesi dapat dimanfaatkan untuk menyusun branding dari kondisi saat ini. Lakukan riset dan buat data yang menginformasikan yang sesuai dengan visi Anda karena prospek yang baik akan memberikan keuntungan,” kata Temple Naylor, sales leader dan influencer. Kepercayaan pelanggan dan informasi produk yang akurat sangat penting dalam keputusan pembelian. Reputasi yang solid akan mendorong konsumen untuk membeli produkmu.

Baca juga: Tips Antisipasi Perubahan Perilaku Konsumen di Era New Normal

2. Pelaku Bisnis Harus Melakukan Apa pun untuk Melayani Pelanggan Dengan Baik

www.pexels.com/ Andrea Piacquadio

Konsumen pasca-pandemi cenderung lebih hemat dan belanja dengan banyak perhitungan. Dengan demikian, CiQaf sebagai pemilik bisnis harus mendorong para tenaga penjual untuk benar-benar mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan, bahkan jika mereka tidak mengartikulasikan kebutuhan dan keinginan mereka dengan jelas. Seorang wiraniaga harus membaca kebutuhan yang tersirat dan memperhatikan apa yang tidak dikatakan. Selain itu, mereka harus bertindak seperti konsultan produk, bukan sekadar mesin pengejar komisi.

3. Jaga Komunikasi dengan Baik

www.pexels.com/ Anna Shvets

Konsumen prospektif tidak memilih untuk tidak belanja pada saat ini karena berbagai alasan, meskipun jika mereka tertarik pada barang atau jasa yang CiQaf tawarkan. Mereka saat ini mungkin sibuk, kekurangan waktu, membutuhkan persetujuan bos, kekurangan uang atau memiliki prioritas lain. Namun, penjual yang baik pasti akan berhubungan kembali dengan calon pembeli ketika waktunya tepat dan mengamankan transaksi. “Lakukan dialog yang cerdas secara emosional. Bicara seperti manusia normal bukan dengan skrip penjualan.

Baca juga: Bagaimana Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Akan Bisnis Anda?

Tidak harus dipoles sempurna. Alih-alih, dorong mereka melalui keraguan dan resistensi pada akhir penawaran,” ujar Naylor. Menurut penelitian HubSpot, 69 persen pembeli ingin penjual memahami kebutuhan, 61 persen tidak ingin dipaksa, dan 61 persen ini informasi yang relevan. Apakah staf mu terlatih dan terinspirasi untuk berjualan di ekonomi baru?

Nah, demikian lah tiga tips yang bisa CiQaf mulai terapkan sekarang. Meskipun penjualan sedang lesu, tentu sebagai pelaku bisnis CiQaf harus terus melakukan berbagai langkah agar bisnis mu tidak jatuh kan? Simak terus artikel bermanfaat dari MinQaf selanjutnya, akan ada berbagai artikel menarik terkait bisnis, brand dan marketing untuk kamu! (*)

--

--

Kaff Agency

A Digital Creative Agency Focus on Brand Strategist & Animation. Local based yogyakarta, Indonesia.