Semesta.#2 (Bunga Sempurna tidak Sempurna)

Joshua
2 min readSep 5, 2022

--

Siang hari pukul 12:00 siang Dika sedang tidur tiduran di atas sofa, kepanasan, Hanya menggunakan kaos kutang dan juga celana pendek yang agak kesempitan karena berat badannya yang sudah melebihi ukuran celananya. Siang itu sudah 12 jam Lamanya listrik di perumahan tinggalnya mengalami masalah pada gardu distribusi.

Tidak bisa bermain playstation, tidak bisa menonton TV, membuat Dika malah bermain dengan pikirannya sendiri.

“Kenapa ya, Bunga sempurna yang begitu indahnya, tidak bisa menghasilkan buah, sedangkan Bunga tidak sempurna, seperti bunga papaya, bunga jagung malah menghasilkan buah yang manis dan sempurna?”

“Kenapa ya, Yang maha kuasa memberikan tanggung jawab untuk Musa memimpin bangsa padahal dia memiliki kekurangan dalam berbicara? Padahal Itu aspek yang penting untuk menjadi seorang pemimpin.”

“Dikaaaaaa Makannnnn…”

Terdengar suara ibunya memanggil Dika untuk makan.

Ikan tuna goreng, sayur bayam, nasi putih panas, tak lupa dengan sambal terasi beserta dengan potongan timun sudah terhidang di atas meja. Dika yang sangat suka dengan Ikan tuna langsung mengambil ikan tuna dan juga nasi panas beserta dengan sambal terasi.

Di tengah santap makan siang, Dika kembali berpikir tentang apa yang ia pikirkan tadi

“Ayahh…”

“Ayah……”

Ayah Dika tidak menjawab karena sedang asik memisahkan duri ikan Tuna didalam mulutnya

“Ayahhh………”

“Hmmm” Ayah Dika merespon.

“Kenapa ya ayah?Bunga sempurna yang begitu indahnya malah tidak bisa menghasilkan buah? sedangkan bunga pepaya, yang jelek bentuknya, bukan bunga sempurna malah menghasilkan buah yang sangat enak dan manis?”

Terus nih ya ayah, Kenapa ya, Tuhan kasih tanggung jawab untuk Musa memimpin bangsa? Kan Musa tidak pandai berbicara sedangkan untuk jadi pemimpin itukan harus pandai berbicara.”

Ayah dika yang sedang menikmati makanannya hanya bisa senyum-senyum sendiri dengan apa yang ditanyakan oleh anaknya, seakan mengerti bahwa anaknya memiliki pikiran yang sangat kritis di saat umurnya yang masih muda.

“Gimana masakan Ibu dik? Enak tidak tuna goreng nya? Sambelnya gimana?Keasinan?Atau kepedesan?”

“Enak dong ayah, Ibu mana pernah gagal kalo buat makanan seperti ini.”

“Benar enak? bukannya kemarin malam Dika baru dimarahin sama ibu karena jika kebanyakan makan coklat?”

dengan muka yang tiba tiba menjadi merah Dika menjawab,

“Ihhh ayah itu kan udah kemarin malem, lagian Dika cuma makan dikit kok coklatnya, terus kan gaada hubungannya coklat sama tuna gorenggg…”

“Iya yah Dik Betul juga kamu gaada hubungannya HAHA HAHA HAHA. tapi keren yah ibu Dik, padahal kemarin baru aja marah Dika, tapi hari ini malah bikin makanan yang enak buat Dika”

--

--