POV Trainer: Ekspektasi Kami, Para Trainer, Kepada Kamu, IT Management Trainee Baru

Raymundus Jati Primanda
7 min readOct 17, 2022

--

TLDR; Be helpful & impactful in your peer discussion. Set aside your past knowledge. You’re here as a trainee, not a game changer, at least not now. Challenge your trainer to understand, not to neglect their knowledge. Don’t be afraid to fail, this is the best possible environment to fail. Learn from that failure. Adopt and adapt. Survive!

First of all, let me congratulate you ladies & gents for getting that job contract! Surely it is something to be celebrated. You deserve a reward for yourself.

But, don’t be too full of yourself.

Gue mau mengingatkan bahwa ini bukan tujuan akhir lo. This is your lowest starting point towards your nirvana: a leader of a tech savvy company. Ingat, bahwa posisi lo sekarang tuh masih bukan karyawan tetap. Lo adalah seorang trainee yang disponsori oleh perusahaan.

Which means, if you’re below trainer’s expectation, then be expected to be kicked out. Right away.

You don’t want that, do you?

Gue secara pribadi, sebagai seorang trainer, memiliki ekspektasi yang cukup tinggi terhadap teman-teman. Not only us trainers, even HR and business stakeholder juga memiliki higher expectation than us. You guys are the chosen ones, after all. Especially if you’re a BTPN CHIP Trainee.

As chosen ones, bare minimum quality yang harus kalian miliki adalah good attitude. Please be humble, have a growth mindset, and be mindful of each other. You guys are not here to compete with each other. You’re all here to learn, survive, and pass to the next stage of management trainee: on the job training, right?

Apologize when you’re wrong and appreciate when you received help. That’s the starting point.

Sure, sebagai seorang trainer, gue juga set a bare minimum expectation terhadap teman-teman. Standar setiap trainer pastinya berbeda-beda, so it’s just my own personal opinion and perspective. No more hushing, let me share few of those expectation:

Tips: pada setiap section akan ada tips untuk mendapatkan dukungan dari para trainer. Dukungan ini penting untuk didapatkan supaya teman-teman dipertahankan untuk stay dalam program ketika teman-teman berada di titik terburuk.

Be ready to be built

Of course, we are here to build you up into something that is meaningful, useful, and respectable. But you must be ready to be built.

Ibaratnya, teman-teman itu adalah tanah liat yang siap untuk dibentuk. Tentu teman-teman HR tidak memilih tanah ini secara asal. Tanah liat yang baik pastinya memiliki kadar mineral, air, dan komponen kompleks lainnya yang sedemikian rupa sehingga, ketika tiba saatnya untuk dibentuk, tanah liat ini tidak terlalu cepat atau pun terlalu lambat mengeras.

Untuk ilustrasi, anggap saja ada 3 tingkat kesulitan materi. Tingkatan itu dimulai dari basic knowledge, diikuti oleh common practices, dan diakhiri dengan advanced usage. Teman-teman perlu menguasai tingkat sebelumnya untuk dapat lanjut ke tingkat materi selanjutnya.

Oke, let’s see how it will go jika tanah liat yang kita olah either terlalu cepat mengeras or terlalu letoy untuk dibentuk.

Jika tanah liatnya terlalu cepat mengeras?

Ilustrasi pengrajin tanah liat dari istockphoto

Teman-teman akan “mengeras” dan menjadi sesuatu yang absurd sebelum waktunya datang. Apakah terbentuk sesuatu? mungkin sebagian saja. Apakah ada maknanya dari bentuk itu? tidak sama sekali. Apakah bentuk itu bisa berguna untuk menyelesaikan sesuatu? well, I really doubt that.

If you can’t be useful and give a meaning to something, you’re not worth any respect from other.

Terlebih lagi, pengrajin yang mengerjakan bisa saja terluka akibat gesekan dari bagian tanah yang mengeras. Terluka sekali, dua kali, dan ketiga kali, are still fine. Bagaimana jika terus menerus tergesek & terlukai? Well, you better be prepared to be trashed out.

Ilustrasi hasil kerajinan tanah liat setengah jadi. Foto dari PxHere

Lanjut ke skema jika teman-teman terlalu letoy. Tanah liat yang dikerjakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbentuk, mengeras, dan menjadi sesuatu yang bermakna. Bayangkan tanah liat yang teman-teman bentuk terlalu encer dan membutuhkan banyak alat bantu to keep you on shape. Belum lagi kalau terlalu lama didiamkan, bentuk karyanya akan menjadi letoy dan akhirnya menjadi sesuatu yang tidak berguna.

Ujung-ujungnya, effort dan lamanya waktu yang diinvestasikan tidak sepadan dengan hasil yang dihasilkan. Apa bedanya dengan investasi bodong?

That’s why ladies and gents,

Siapkan pikiran, mental, dan kesehatan fisik teman-teman ketika waktu bootcamp telah tiba, karena itulah material yang menentukan hasil akhir teman-teman dari pelatihan yang teman-teman ikuti. Be a decent quality of clay soil. Be ready to be built.

tips: semakin lo kolaboratif, semakin banyak trainer yang akan attached emotionally ke lo. Once you got his/her emotional attachment, you’ll get that assurance that he/she will defend you when something happens.

Be impactful in class & your peer discussion

Sedikit intermezo nih, pernah gak sih teman-teman menemukan sosok-sosok ini di dalam kelas atau seminar?

  1. Si paling caper
  2. Si diam-diam menghanyutkan
  3. Si paling muka tembok

Misalkan teman-teman di kelompokkan berdua dengan salah satu karakter di atas. Tugas yang diberikan adalah untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari di kelas. Let’s say seperti IT mini project. kira kira lo bakal memilih sosok yang mana? Yuk coba respon di kolom komentar

Let’s get back to the topic, bagaimana sih caranya supaya bisa memberikan dampak di kelas? Gampangnya, jadilah sosok yang paling gatau apa-apa.

Ciri-ciri orang yang gatau apa-apa biasanya akan lebih fokus untuk mendengarkan, mengonfirmasi apa yang telah didengar, menanyakan sesuatu yang masih menjanggal, dan, hopefully, membagikan apa yang telah dipelajari ke teman-teman yang masih bingung. Simpelnya sih, they’re very curious by nature.

Ingat, teman-teman disini tidak diharapkan menjadi seorang yang perfect. It’s perfectly fine if you fail in the academy. It’s the best environment for you to fail. We’re here to help you overcome that failure, after all.

Fokus dengarkan orang yang sedang presentasi di dalam kelas. Ketika ada materi atau studi kasus dari teman-teman lain, jangan sampai lo malah sibuk membenarkan pekerjaan lo sendiri.

Bagaimana jika studi kasus itu relate dengan issue yang sedang lo kerjain sendiri? Atau mungkin lo sudah pernah solve issue itu sebelumnya? Tentu dengan mendengarkan dan berpendapat, diskusi mengenai sebuah kasus akan lebih lancar. Selain itu, lo juga akan mendapatkan nilai plus karena telah membantu teman lo yang kesusahan.

Konfirmasi ulang informasi yang telah lo dapat. Kata kunci yang harus diucapkan: “Sorry kak, berarti, sesuatu ini penting untuk diterapkan supaya/karena alasan khusus. ya kak?. Oke, thank you”

Kata-kata ini terdengar sangat indah di telinga dan damai di dalam hati para trainer. Selain karena trainer merasa didengarkan, lo juga membantu teman-teman lain menyimpulkan apa yang baru saja lo pelajari. Another plus point for that.

Tanyakan suatu kasus gabungan dari beberapa materi yang pernah diajarkan. Misalkan lo pernah belajar mengenai performa suatu logika. Kemudian, ada materi mengenai pentingnya security assurance di setiap logika yang menurunkan suatu performa logika. Lo bisa menanyakan pertanyaan seperti: “kak, jika suatu logika ini dipakai pada fitur transaksional yang harus secure, boleh gak sih kita mengorbankan performance untuk ini?”

Trainer yang memiliki pengalaman kerja pasti akan senang mendengar pertanyaan kasus seperti ini. Pertanyaan ini memancing trainer untuk menceritakan pengalaman pribadinya mengurus kasus tersebut. Jujur, ketika teman-teman menanyakan kasus seperti ini, lo secara gak langsung memberikan panggung untuk trainer flexing pengetahuannya, and we like it very much. Plus point for that!

Share your knowledge. Ini adalah kualitas yang membedakan lo dengan average joe (no offense for you, Joes, out there). Salah satu leadership quality yang kami lihat adalah bagaimana lo bisa membantu teman-teman lainnya yang kesulitan. So, be helpful and actively solve issues in your peer. Remember, you’re one of your company’s future leader candidate.

be impactful!

tips: semakin lo memberikan stage untuk trainer flexing their knowledge, semakin appreciative trainer itu kepada lo

Be an eternal learner, adopt and adapt

Kalau teman-teman perhatikan, secara umum, target talent dari program management trainee adalah fresh graduate. Kenapa bukan orang-orang experienced yang sudah bekerja lebih dari 2 tahun?

Well, alasannya simpel: mereka lebih mudah untuk dibentuk.

Bayangkan betapa susahnya mengajari orang-orang yang sudah berpengalaman kerja cukup lama.

Ketika kita mengajari hal dasar, mereka akan cenderung untuk tidak mendengarkan hal itu. Mereka merasa bahwa materi ajar itu terlalu receh dan engga worth untuk dipelajari lagi. Padahal materi dasar ini sangat berpengaruh untuk penilaian teknikal mereka kedepannya.

Ketika pelajarannya mulai advanced, mereka memiliki caranya sendiri yang bertentangan dengan materi ajar pada awal-awal pembelajaran. Apabila kami para trainer memberikan masukan, mereka kekeh dengan jalannya mereka sendiri dan lebih sering membantah ajaran baru itu.

Sebel engga sih? Padahal kami sedang mengajarkan ke trainee baru ini tentang common practice yang diterapkan oleh perusahaan. Orang-orang baru ini malah menolak ajarannya. Bisa kita bilang, culturally not fit, kan?

that’s why, be an eternal learner. People that can’t learn, unlearn, re-learn are the same as people that can’t read, write, and count few hundred years ago.

Ingat, teman-teman disini disiapkan untuk menjadi seorang agent of change pada akhir bootcamp. Bukan dalam proses pembentukannya. Challenge your trainer to adopt new teachings, not to neglect them.

Nanti setelah teman-teman masuk OJT, silakan teman-teman berkarya dan mengadaptasikan pengetahuan baru teman-teman sesuai dengan kebutuhan bisnis. Adopt, then adapt.

Tips: tanyakan segala pertanyaan yang bisa membuat teman-teman semakin yakin dengan ajaran baru itu.

Be the survivor

Of course, tujuan teman-teman masuk dalam program ini adalah untuk lanjut ke proses OJT dan mendapatkan sebuah jabatan, bukan?

Selain dari cara teman-teman mengikuti kelas dan aktif di dalam diskusi, tentu saja akan ada tugas dan ujian yang akan dikerjakan secara individu. Please, don’t ever forget whatever we’ve taught you in the class. Implement them whenever possible, and don’t repeat the same mistake from the previous assignment.

Follow the game rule, and you’ll survive.

Itulah ekspektasi kami para trainer, kepada kamu, trainee baru. Good luck, and Have fun!

--

--

Raymundus Jati Primanda

Hey there! I'm a passionate IT professional who loves to wear different hats: a full stack developer, an IT Trainer, and now as IT Business Enabler at a Bank