Tiga gedung baru yang rampung dibangun tahun ini menambah jumlah ruang perkantoran di kawasan Central Business District ( CBD) Jakarta.
Ketiga gedung tersebut yakni Astra Tower, The Tower, dan Office One. Laporan yang dirilis Savills Research & Consultancy menyebutkan, rampungnya tiga gedung ini dapat menyediakan tambahan ruang kantor seluas 141.000 meter persegi.
Baca Juga : Astra Bangun Gedung Perkantoran Grade A
Jumlah ini tentu menambah suplai ruang perkantoran di kawasan CBD Jakarta menjadi 6,09 juta meter persegi.
Dari total tersebut, sebanyak 38 persen ruang perkantoran berada di gedung kelas premium (grade A), disusul gedung perkantoran grade B sebesar 30,5 persen.
Sementara gedung perkantoran grade C menyumbang bagian sebesar 10,5 persen. Terakhir, gedung perkantoran berkelas Premium grade menyumbang suplai sebesar 21 persen.
Sedangkan jika dilihat dari lokasi, perkantoran di bilangan Sudirman menyumbang porsi terbanyak. Ruang perkantoran di area Sudirman menyumbang porsi sebesar 44 persen.
Lalu diikuti Kuningan dan Gatot Subroto yang masing-masing menambah 31 persen dan 15 persen. Kemudian area Thamrin berada di posisi buncit dengan persentase sebesar 10 persen.
Bisnis Sedang Lesu
Tetapi peningkatan ruang perkantoran ini tak dibarengi dengan jumlah penyerapan ruang perkantoran.
Pasar yang tengah lesu juga berdampak pada merosotnya tingkat okupansi ruang kantor.
Anton Sitorus, Head of Research Savills Indonesia menuturkan, hingga Semester Pertama 2018, ruang perkantoran yang terserap pasar hanya sebesar 30.200 meter persegi.
Hal ini berakibat pada meningkatnya kekosongan ruang hingga 22,78 persen atau seluas 1.387.302 meter persegi.
“Tentu angka ini terlihat kontras dengan jumlah pasokan baru dari tiga gedung tersebut.” kata Anton dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com.
Lebih lanjut, penyebab lesunya bisnis perkantoran ini akibat bertambahnya pasokan ruang kantor baru, yang merupakan imbas dari pembangunan tiga gedung tersebut.
Baca Juga : 66 Persen Perkantoran di Jakarta, Tidak Semua Ditempati
Sementara, pasokan yang bertambah tidak diimbangi oleh permintaan yang tinggi akan ruang perkantoran.
Walau demikian, periode ini mencatatkan angka yang lebih baik jika dibandingkan tahun lalu yang hanya mampu menyerap ruang kantor sebesar 13.000 meter persegi.
Angka ini lebih tinggi jika dibanding tingkat kekosongan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencapai 18,36 persen.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman www.kompas.com dengan judul “Bisnis Lesu, Kantor Kosong di CBD Jakarta Tambah Luas”
