Tantangan Bisnis Properti di Sektor Perkantoran

accsoleh
3 min readAug 7, 2018

--

Ilustrasi ruang perkantoran — ipapa.co.id

Kami memandang pasar properti perkantoran, terkhusus di area Jakarta, pada paruh kedua tahun ini belum akan tumbuh pesat. Faktor utamanya adalah tekanan dari sisi pasokan yang meningkat tajam.

Berdasarkan data konsultan properti Colliers Internasional, sejak tahun 2015, ruang perkantoran baru di Jakarta meningkat tajam dan diproyeksikan masih akan berlanjut satu hingga tiga tahun ke depan.

Baca Juga : Pengembang Optimistis Pasar Gedung Kantor Masih Positif

Penambahan pasokan ruang kantor di Jakarta sepanjang tahun 2016–2017 mencapai 417.000 meter persegi dan 597.900 meter persegi, jauh di atas permintaan rata-rata per tahun yang hanya 250.000 meter persegi. Kondisi tersebut membuat tingkat hunian rendah dan harga sewa perkantoran tertekan sejak tahun 2015. Konsultan properti Knight Frank memprediksi harga sewa kantor di Jakarta belum mengalami banyak perubahan di sepanjang tahun 2018.

Hingga kuartal pertama 2018, mayoritas pasokan kumulatif ruang perkantoran masih berlokasi di kawasan CBD yang mencapai 66,7 persen dari total perkantoran di Jakarta sebesar 9,3 juta meter persegi. CBD adalah kawasan yang meliputi koridor Jalan Sudirman, Thamrin, Gatot Subroto, Rasuna Said, Satrio dan juga wilayah Mega Kuningan.

Pasokan perkantoran di CBD Jakarta bertambah banyak sejak tahun 2015, karena banyak proyek yang tertunda pada tahun 2013 dan 2014. Tambahan pasokan perkantoran di kawasan CBD sepanjang 2016 dan 2017 mencapai 315.551 meter persegi permeter persegi.

Berdasarkan data Colliers, pada tahun 2018 hingga tahun 2020, tambahan pasokan ruang perkantoran di kawasan CBD diroyeksikan mencapai 1,2 juta meter persegi sejalan dengan banyaknya proyek gedung perkantoran yang akan rampung dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Sementara untuk wilayah non CBD, akan terdapat 21 proyek gedung perkantoran dengan luasan sebesar 659.900 meter persegi pada 2018-2020.

Seiring dengan banyaknya pasokan ruang kantor baru di Jakarta, tingkat hunian atau okupansi mulai mengalami penurunan sejak 2015. Pada kuartal pertama 2018, tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD mencapai 81,1 persen.

Tingkat hunian ini merupakan yang paling rendah sejak 2014 yang mencapai 95,4 persen. Penurunan tingkat hunian ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga akhir 2018. Tingkat hunian yang masih rendah juga terlihat di luar kawasan CBD.

Pada kuartal pertama 2018, tingkat hunian perkantoran di luar kawasan CBD mencapai 84,0 persen. Walau angka tersebut sedikit lebih baik dibandingkan akhir 2017 yang sebesar 83,7 persen, angka tersebut turun dibandingkan akhir tahun 2014 dan tahun 2015 yang di atas 90 persen.

Berdasarkan penggunanya, pada kuartal pertama 2018, sekitar 15 persen penyerapan perkantoran berasal dari perusahaan yang berbasis teknologi seperti e-Commerce dan juga Fintech. Sementara sektor bisnis lainnya yang juga menyerap perkantoran cukup banyak adalah perusahaan perbankan, asuransi, dan penyedia layanan profesional lainnya.

Ke depan, diperkirakan penyerapan perkantoran belum banyak berubah sejalan dengan kondisi makro ekonomi Indonesia yang belum meningkat pesat. Hal ini membuat perusahaan masih menahan rencana ekspansi atau perluasan bisnisnya sehingga permintaan ruang kantor belum meningkat signifikan.

Pada sisi harga sewa kantor di Jakarta hingga saat ini belum tumbuh tinggi. Pada kuartal pertama2018, harga sewa kantor di kawasan CBD mencapai Rp 322.866/meter persegi/bulan atau tumbuh 10 persen.

Walau tumbuh positif, angkanya masih lebih rendah dibandingkan puncaknya pada tahun 2014 yang mencapai Rp 348.000/meter persegi/bulan. Harga sewa kantor di luar CBD pada kuartal pertama 2018 justru sedikit menurun menjadi Rp 215.051/meter persegi/bulan, dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 228.008/meter persegi/bulan.

Baca Juga : Salah Pilih Gedung Perkantoran, Nasib Bisnis Bisa Jadi Taruhan

Ke depan, kami melihat sektor perkantoran hingga akhir tahun 2018 masih tertekan, terutama dari sisi pasokan dengan banyaknya proyek baru yang akan diluncurkan.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pengelola gedung untuk meningkatkan penyerapan ruang kantor adalah menyesuaikan dengan kebutuhan yang sedang trend saat ini, yakni dari pelaku bisnis di sektor digital. Menyediakan ruang yang memancing kreativitas dilengkapi dengan fasilitas konektivitas yang cepat akan bisa menarik tenant dari perusahaan e-commerce serta fintech, sehingga di harapkan bisa meningkatkan bisnis perkantoran.

Artikel ini disadur dari tulisan:
Sindi Paramita
Analis Industri Bank Mandiri
Yang tayang di laman www.kontan.id dengan judul “Tantangan bisnis ruang perkantoran”

--

--

accsoleh

http://ipapa.co.id/ adalah adalah agen persewaan ruang kantor profesional yang memiliki data base lengkap gedung perkantoran Jakarta. SEWA KANTOR, Hubungi 021–3